KOMPAS.com - Perilaku belajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam proses pendidikan dan perkembangan manusia.
Perilaku belajar tidak hanya mencakup bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan, tetapi juga melibatkan proses pemahaman, pengaplikasian, dan penguasaan informasi serta keterampilan baru.
Perwujudan perilaku belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk, mulai dari interaksi siswa di dalam kelas, hingga upaya pembelajaran mandiri di luar lingkungan sekolah.
Pentingnya pemahaman tentang perwujudan perilaku belajar adalah agar pendidik dan pembelajar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar tersebut.
Dengan pemahaman yang baik, pendidik dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif, sedangkan pembelajar dapat mengembangkan keterampilan belajar yang lebih optimal.
Baca juga: Hambatan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Perilaku belajar merupakan suatu perwujudan, sebuah hasil dari sebuah pembelajaran. Perwujudan dan perilaku belajar akan tampak bagi seorang siswa yang telah mengalami proses pembelajaran.
Macam-macam perwujudan perilaku belajar
Berikut macam-macam perwujudan perilaku belajar yang tampak:
KebiasaanSeorang siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaannya akan nampak berubah. la akan cenderung meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lamanya dengan menggantikan kebiasaan-kebiasaan yang baru.
Demikian itulah hasil dari proses belajarnya. Kebiasaan ini terjadi karena prosedur pembiasaan. Kebiasaan diperoleh semenjak seseorang masih bayi. Untuk itu orangtua dan guru bertugas untuk menanamkan kebiasaan yang baik pada anak dan anak didiknya.
KeterampilanKeterampilan merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot, seperti yang diketahui dari ciri-ciri sebagai berikut:
- Ketelitian yang ditandai dengan jumlah kesalahan minimum.
- Koordinasi sistem respons yang harmonis dan teliti.
- Kecepatan, yang ditandai dengan lamanya waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu kegiatan dengan jumlah kesalahan minimum atau tidak asal-asalan.
Pengamatan artinya proses menerima, menasirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti mata dan telinga.
Berkat pengalaman belajar, seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar dan objektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula.
Berpikir asosiatif dan daya ingatBerpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir asoiatif merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dan respons.
Di samping itu, daya ingat merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif.
Jadi, siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya pengetahuan dalam memori, serta meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan stimulus atau situasi yang sedang dihadapi.
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar, terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah (problem solving). Umumnya, siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan "bagaimana" (how) dan "mengapa" (why).
Dalam berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab akibat, menganalisis, menarik kesimpulan, dan bahkan juga menciptakan hukum-hukum (kaidah-kaidah teoritis) dan ramalan-ramalan.
Berpikir kritis dapat diwujudkan ketika diskusi atau memecahkan suatu persoalan melalui diskusi atau berdebat.
Dalam berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.
SikapDalam arti sempit, sikap merupakan pandangan atau keenderungan mental. Sikap (atittude) adalah keenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Perwujudan perilaku siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lebih lugas).
InhibisiAdalah kemampuan seseorang memili tindakan yang lebih baik. Seorang pelajar dalam menghadapi permasalahan berupaya menyelesaikan permasalahan secara jernih, dan bukan hanya dilandasi emosi belaka.
Kemampuan siswa melakukan inhibisi diperoleh dari proses belajar. Makin pandai seseorang, maka akan makin bijaksana dalam menghadapi permasalahan dan tidak tergesa-gesa mengambil tindakan tanpa melalui pemikiran yang matang.
ApresiasiPada dasarnya, apresiasi berarti suatu pertimbangan (judgement) mengenai arti penting atau nilai sesuatu.
Dalam penerapannya, apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik abstrak atau konkret yang memiliki nilai luhur. Apresiasi adalah gejala ranah efektif yang pada umumnya ditunjukkan pada karya-karya seni budaya.
Tingkah laku afektifTingkah laku afektif merupakan tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti takut, marah, sedih, gembira, senang, was-was, dan sebagainya. Perasaan ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman beajar oleh karena itu dimasukan dalam perwujudan perilaku belajar.
Baca juga: Sumber Belajar: Pengertian dan Jenis-jenisnya
Referensi:
- Sutomo, M. (2019). Kajian konseptual kontribusi gaya belajar terhadap perilaku belajar. Auladuna: Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 1(2), 112-126.
- Ulfah, U., & Arifudin, O. (2021). Pengaruh Aspek Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Al-Amar: Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah, Agama Islam, Manajemen Dan Pendidikan, 2(1), 1-9.