KOMPAS.com - Ketika mendengar tentang virus, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada sesuatu yang mampu berkembang dalam tubuh manusia.
Hal ini sering kali membuat orang berasumsi bahwa virus adalah makhluk hidup, sama seperti bakteri atau jamur patogen yang menyebabkan penyakit.
Namun, tahukah kamu bahwa virus sebenarnya bukanlah makhluk hidup?
Ada dua alasan utama yang mendukung pernyataan ini, yaitu virus tidak memiliki sel dan bergantung sepenuhnya pada inang untuk bertahan hidup. Yuk, kita bahas lebih rinci!
1. Virus tidak memiliki sel
Menurut teori sel, makhluk hidup didefinisikan sebagai organisme yang tersusun dari satu atau lebih sel yang memiliki sitoplasma.
Semua makhluk hidup baik manusia, hewan, tumbuhan, maupun makhluk hidup mikroskopis seperti amoeba juga memiliki sel.
Baca juga: 20 Ciri-ciri Makhluk Hidup, Apa Sajakah Itu?
Namun sebagaimana dilansir dari Biology LibreTexts, virus bersifat aseluler, artinya tidak memiliki struktur sel seperti sitoplasma yang dimiliki makhluk hidup.
Karena tidak memiliki sel, virus tidak mampu melakukan proses biokimia sendiri, seperti metabolisme atau reproduksi mandiri, yang menjadi ciri khas makhluk hidup.
Virus juga tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau perkembangan seperti makhluk hidup lainnya.
Sebagai contoh, makhluk hidup seperti bakteri atau jamur dapat berkembang biak dan tumbuh melalui proses internal.
Sebaliknya, virus hanyalah partikel kecil yang terdiri dari materi genetik (DNA atau RNA) yang dilindungi oleh lapisan protein atau lipid. Tanpa struktur seluler, virus tidak dapat melakukan fungsi-fungsi kehidupan dasar secara mandiri.
Baca juga: Ciri-ciri Virus sebagai Benda Mati
2. Virus bergantung pada inang
Alasan kedua yang menyatakan bahwa virus tidak termasuk makhluk hidup adalah ketergantungan totalnya pada inang.
Virus tidak dapat melakukan metabolisme sendiri dan hanya akan aktif ketika bersentuhan dengan sel inang.
Dilansir dari Ask a Biologist, virus tidak menggunakan energi atau sumber daya apa pun saat berada di luar inangnya. Mereka benar-benar seperti benda mati hingga menemukan sel yang dapat diinfeksi.
Tidak seperti makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan berkembang biak secara mandiri, virus tidak memiliki organel sel seperti mitokondria, ribosom, atau alat-alat lainnya untuk memproses energi dan menyalin materi genetiknya sendiri.
Baca juga: Mengapa Virus Disebut Parasit Intraseluler Obligat?
Virus sepenuhnya bergantung pada sel inang untuk bahan mentah dan energi yang dibutuhkan dalam proses sintesis asam nukleat, protein, dan aktivitas biokimia lainnya.
Dilansir dari Scientific American, virus memanfaatkan sel inang untuk melakukan sintesis komponen yang diperlukan agar mereka dapat memperbanyak diri dan menyebar.
Sebagai perbandingan, bakteri sekalipun dapat hidup bebas di lingkungan tanpa perlu bergantung pada organisme lain. Bakteri mampu melakukan reproduksi secara independen melalui proses pembelahan sel.
Hal ini sangat berbeda dengan virus yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
Virus hanya dapat berkembang biak setelah menginfeksi sel inang, di mana mereka memanfaatkan sumber daya sel inang untuk menduplikasi materi genetiknya dan menghasilkan partikel virus baru.
Baca juga: Sifat Virus yang Mirip Makhluk Hidup
Dengan tidak memiliki sel dan ketergantungan total pada inang, virus menunjukkan sifat yang sangat berbeda dengan makhluk hidup pada umumnya.
Virus lebih tepat dianggap sebagai partikel biologis yang unik, berada di antara benda mati dan makhluk hidup. Memahami sifat virus ini membantu kita untuk lebih mengenal cara kerjanya, terutama dalam konteks penyakit dan pengobatan.
Jadi, saat kamu mendengar tentang virus, ingatlah bahwa mereka bukanlah makhluk hidup. Mereka hanyalah partikel kecil yang memanfaatkan inang untuk "hidup" dan berkembang biak, tanpa memenuhi kriteria utama sebagai makhluk hidup.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.