KOMPAS.com - Kamu pasti kerap mendengar tentang Isra Miraj. Isra Mi'raj merupakan peristiwa luar biasa dalam kehidupan Nabi Muhammad yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan spiritual umat Islam.
Peristiwa ini terjadi dalam dua tahap yaitu Isra atau perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, dan Mi'raj atau perjalanan Nabi Muhammad naik ke langit hingga bertemu Allah untuk menerima wahyu.
Untuk lebih memahami tentang peristiwa ini simaklah kisah perjalanan Isra Mi'raj lengkap di bawah ini!
Isra: perjalanan malam ke Masjidil Aqsha
Menurut Fatoni Achmad dan Ivonia dalam jurnal berjudul Studi Analitis Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW dalam Pendekatan Sains (2018), Isra Mi'raj bermula ketika Nabi Muhammad sedang beristirahat di Hijr Ismail, dekat Ka'bah, bersama Hamzah bin Abdul Muthalib dan Ja'far bin Abi Thalib.
Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil datang membawa Rasulullah ke sumur Zamzam.
Baca juga: Apa Itu Isra Miraj?
Di sana, Jibril membelah dada Rasulullah, membersihkan hatinya dengan air Zamzam, dan mengisinya dengan hikmah, iman, serta kebijaksanaan. Setelah itu, dada Nabi ditutup kembali, meninggalkan tanda kenabian.
Kemudian, didatangkanlah Buraq, kendaraan berwarna putih, lebih besar dari keledai namun lebih kecil dari baghal, dengan sayap di pinggulnya untuk membantu melaju cepat.
Nabi Muhammad pun menaiki Buraq dan memulai perjalanan malam menuju Masjidil Aqsha.
Sesampainya di Baitul Maqdis, Rasulullahmelakukan shalat dua rakaat. Malaikat Jibril kemudian menyuguhkan dua bejana, satu berisi susu dan satu lagi berisi khamr (arak).
Rasulullah memilih susu, dan Jibril berkata, "Engkau telah memilih fitrah.
Baca juga: 8 Hikmah di Balik Isra Miraj, Perjalanan Luar Biasa Nabi Muhammad SAW
Mi'raj: perjalanan ke langit
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi dalam buku berjudul Keajaiban Peristiwa Isra Mi'raj (2021), menyebutkan bahwa Mi’raj secara bahasa artinya alat untuk naik. Adapun secara istilah adalah naiknya Rasulullah dari bumi menuju langit yang tujuh.
Dari Masjidil Aqsha, Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan naik ke langit pertama. Pada setiap lapisan langit, Jibril meminta izin untuk masuk dan menjelaskan bahwa ia membawa Nabi Muhammad yang telah diutus oleh Allah.
Di langit pertama, Rasulullah bertemu Nabi Adam. Nabi Adam menyambut dengan salam dan mendoakan Nabi Muhammad.
Perjalanan berlanjut ke langit kedua, di mana Rasululah bertemu Nabi Isa dan Nabi Yahya. Keduanya juga memberikan salam dan doa.
Di langit ketiga, Rasulullah bertemu Nabi Yusuf, yang dikenal akan ketampanannya. Di langit keempat, Rasulullah bertemu Nabi Idris, diikuti Nabi Harun di langit kelima, dan Nabi Musa di langit keenam.
Rasulullah memberikan salam pada setiap nabi dan setiap nabi menyambutnya dengan salam dan doa.
Baca juga: 8 Hikmah di Balik Isra Miraj, Perjalanan Luar Biasa Nabi Muhammad SAW
Adapun menurut Yuyun Yunita dalam jurnal berjudul Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan Pembelajarannya (2021), saat Rasulullah hendak meninggalkan langit keenam, Nabi Musa menangis.
Rasulullah pun bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Musa menjawab, “Aku menangis karena ada seorang nabi yang diutus setelahku, dan umatnya yang masuk surga jauh lebih banyak dibanding umatku.”
Di langit ketujuh, Rasulullah bertemu Nabi Ibrahim yang sedang bersandar di Baitul Ma'mur, sebuah tempat ibadah yang dimasuki oleh 70.000 malaikat setiap harinya.
Nabi Ibrahim menyampaikan salam dan doa, serta menunjukkan kebesaran Baitul Ma'mur.
Sidratul Muntaha dan perintah shalatSetelah melewati langit ketujuh, Rasulullah tiba di Sidratul Muntaha, sebuah pohon besar dengan keindahan yang tak terlukiskan. Di sana, terdapat sungai Nil dan Eufrat, serta dua sungai lain di surga.
Fatoni Achmad dan Ivonia dalam jurnal berjudul Studi Analitis Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW dalam Pendekatan Sains (2018) menyebutkan bahwa Rasulullah meninggalkan Jibril untuk melanjutkan perjalanan seorang diri menuju Mustawa, hadirat Allah.
Baca juga: Teori-teori Masuknya Islam di Nusantara
Di hadirat Allah, Rasulullah menerima perintah shalat lima puluh kali dalam sehari.
Dalam perjalanan kembali, Nabi Musa menyarankan agar Rasulullah memohon keringanan karena umatnya tidak akan mampu melaksanakan kewajiban tersebut.
Rasulullah bolak-balik menemui Allah hingga akhirnya jumlah shalat dikurangi menjadi lima waktu sehari semalam, dengan pahala yang setara lima puluh waktu.
Yuyun Yunita dalam jurnal berjudul Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan Pembelajarannya (2021), juga menyebutkan bahwa Rasulullah juga melihat malaikat penjaga neraka yang selalu tampak serius dan tidak pernah tersenyum.
Beliau menyaksikan surga dan neraka, serta melihat orang-orang yang dengan zalim memakan harta anak yatim, memiliki bibir yang menyerupai bibir unta.
Sehingga, peristiwa Isra Mi'raj menjadi bukti keimanan dan kekuasaan Allah, serta menegaskan kedudukan shalat sebagai kewajiban utama umat Islam.
Kisah ini mengajarkan pentingnya ketaatan, kebijaksanaan, dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari perjalanan mulia ini dan mengamalkan shalat dengan penuh kesungguhan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.