Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Feromon, Zat Kimia yang Menghubungkan Makhluk Hidup

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/golvr
Semut adalah salah satu makhluk hidup yang mengeluarkan feromon
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana semut dengan sempurna membentuk barisan menuju sumber makanan, atau ikan kecil yang bisa memberi peringatan bahaya kepada kelompoknya? Jawabannya ada pada feromon.

Feromon adalah zat kimia yang menjadi alat komunikasi alami di dunia hewan dan organisme lainnya. Untuk lebih mengetahui tentang feromon, yuk kita simak penjelasan di bawah ini!

Apa itu feromon?

Dilansir dari Texas Tech University, feromon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh spesies tertentu untuk memengaruhi perilaku atau fisiologi individu lain dari spesies yang sama. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Karlson dan M. Luscher pada tahun 1959.

Feromon dapat disekresikan oleh kelenjar khusus atau dikeluarkan melalui cairan tubuh seperti urin.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Zat Kimia dalam Lambung yang Berfungsi untuk Pencernaan

Zat ini bisa tersebar bebas ke lingkungan atau ditempatkan di lokasi strategis untuk mengirimkan pesan, seperti tanda bahaya atau daya tarik seksual.

Menurut Encyclopedia Britannica, feromon ditemukan di berbagai makhluk hidup, mulai dari serangga, mamalia, hingga krustasea. Namun, sejauh ini feromon tidak ditemukan pada burung.

Selain itu, organisme sederhana seperti jamur, alga, dan jamur lendir juga menggunakan feromon untuk menarik pasangan reproduksi dengan jenis sel komplementer.

Lalu, apakah manusia juga memiliki feromon? Penelitian menunjukkan bahwa manusia memiliki organ vomeronasal (VNO), yang pada hewan lain berfungsi mendeteksi feromon. Namun, VNO pada manusia dianggap tidak aktif.

Dilansir dari Healthline, Meskipun demikian, beberapa penelitian mengidentifikasi senyawa seperti androstadienone (yang ditemukan dalam keringat pria) dan estratetraenol (yang ditemukan dalam urin wanita) sebagai kandidat feromon manusia.

Bahkan, ada teori yang menyebutkan bahwa cairan dari puting ibu menyusui dapat memicu refleks menyusui pada bayi. Meski menarik, keberadaan dan fungsi feromon pada manusia masih menjadi perdebatan ilmiah.

Baca juga: Zat- zat yang Terkandung dalam Air Susu Ibu (ASI)

Jenis-jenis jeromon

Menurut Healthline, feromon dikelompokkan menjadi empat jenis utama:

Pada serangga sosial seperti semut dan rayap, feromon digunakan untuk mengoordinasikan aktivitas koloni. Semut, misalnya, meninggalkan jejak feromon menuju makanan agar anggota koloni lain dapat menemukannya.

Sebagai sinyal bahaya, ikan yang terluka melepaskan feromon dari sel epidermis khusus yang membuat ikan lain menjauh dari ancaman.

Dalam reproduksi, feromon membantu menarik pasangan dan mengatur perilaku kawin. Pada mamalia dan serangga seperti rayap dan belalang, feromon dapat memengaruhi perkembangan seksual.

Pengendalian hama, para ilmuwan menggunakan feromon untuk memikat dan menjebak serangga yang merusak tanaman.

Baca juga: Bagaimana Cara Semut Bekerja dan Berkomunkasi?

Feromon memungkinkan makhluk hidup melakukan aktivitas yang kompleks. Di kalangan semut, feromon dapat mengirimkan berbagai jenis pesan, seperti peringatan bahaya atau lokasi makanan.

Beberapa feromon bahkan bertahan lebih lama dan dapat menyebar ke jarak yang lebih jauh, seperti yang digunakan dalam ketertarikan seksual atau pengaturan reproduksi.

Sehingga, feromon adalah bukti bagaimana makhluk hidup menggunakan "bahasa kimia" untuk berkomunikasi. Dari perilaku kawin hingga menjaga keberlangsungan koloni, feromon memainkan peran penting dalam kehidupan banyak spesies.

Meski penelitian pada manusia masih belum memberikan jawaban pasti, memahami feromon membuka wawasan baru tentang bagaimana makhluk hidup terhubung dengan lingkungannya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi