KOMPAS.com - Kamu pasti pernah mendengar berita tentang kasus korupsi yang mencengangkan? Mulai dari praktik kecil hingga skandal yang melibatkan triliunan rupiah, isu korupsi selalu menarik perhatian publik.
Namun, tahukah kamu bahwa korupsi tidak hanya satu jenis? Berdasarkan skala dampak dan cara penyampaiannya, korupsi dibagi menjadi tiga kategori utama yang patut kita ketahui yaitu petty corruption, grand corruption, dan political corruption.
Yuk, kita kupas satu per satu jenis korupsi tersebut sebagaimana dilansir dari Pusat Edukasi Antikorupsi KPK!
Petty corruption
Bayangkan kamu sedang mengurus surat-surat penting di kantor pemerintahan, tetapi petugas mengisyaratkan bahwa prosesnya bisa lebih cepat jika ada "uang pelicin".
Atau saat terkena tilang, polisi menawarkan opsi damai dengan imbalan sejumlah uang.
Baca juga: 14 Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli
Inilah yang disebut sebagai petty corruption, korupsi dalam skala kecil yang terjadi dalam interaksi sehari-hari antara masyarakat dan pejabat publik.
Walaupun nilainya tampak sepele, jangan salah! Kebiasaan ini bisa menciptakan budaya korupsi yang semakin sulit diberantas.
Masyarakat yang permisif terhadap praktik ini tanpa sadar telah merelakan hak-haknya dan memperkuat sistem yang tidak adil.
Petty corruption tak boleh dianggap enteng. Jika dibiarkan, praktik ini bisa membentuk kebiasaan buruk yang berkembang menjadi kasus korupsi yang lebih besar.
2. Grand corruption
Kini, bayangkan sebuah proyek infrastruktur dengan anggaran triliunan rupiah. Alih-alih digunakan untuk pembangunan, dana tersebut justru diselewengkan oleh pejabat dan pengusaha yang bersekongkol demi keuntungan pribadi.
Inilah yang disebut grand corruption, korupsi dalam skala besar yang melibatkan pejabat tinggi dan menyebabkan kerugian negara yang sangat besar.
Baca juga: Mengapa Negara Kita Rawan Korupsi? Ini Penjelasannya ....
Menurut Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2011-2015, kriteria grand corrupption adalah:
- Melibatkan pengambil keputusan terhadap kebijakan atau regulasi
- Melibatkan aparat penegak hukum
- Berdampak luas terhadap kepentingan nasional
- Kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir
Salah satu contoh nyata adalah skandal korupsi proyek e-KTP yang merugikan negara hingga Rp2,3 triliun. Kasus ini melibatkan berbagai tokoh penting, termasuk mantan Ketua DPR Setya Novanto, yang akhirnya divonis 15 tahun penjara.
Baca juga: Contoh Perilaku Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Menurut Transparency International, grand corruption tidak hanya merugikan negara, tetapi juga melanggar hak asasi manusia.
Dana yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat malah disalahgunakan, menyebabkan keterlambatan pembangunan, buruknya layanan kesehatan, dan rendahnya kualitas pendidikan.
3. Political corruption
Pernahkah kamu mendengar kasus jual beli suara atau politisi yang menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri? Ini adalah contoh political corruption, di mana keputusan politik dimanipulasi demi kepentingan segelintir orang.
Korupsi politik bisa berbentuk suap, nepotisme, atau manipulasi kebijakan. Bahkan, politisi kotor sering menyalahgunakan kekuasaan untuk mengamankan posisi mereka, salah satunya melalui money politics atau menyogok rakyat agar memilih mereka kembali dalam pemilu.
Dampaknya? Demokrasi menjadi rusak, rakyat kehilangan wakil yang benar-benar peduli, dan kebijakan yang dibuat lebih menguntungkan elit ketimbang masyarakat luas.
Baca juga: Mengenal 3 Strategi Pemberantasan Korupsi, Apa Saja?
Sehingga, orupsi hadir dalam berbagai bentuk, masing-masing dengan dampak yang berbeda.
Petty corruption adalah korupsi kecil yang sering dianggap sepele oleh masyarakat, namun tetap merugikan. Di sisi lain, grand corruption melibatkan skandal besar yang menyebabkan kerugian negara secara masif dan berdampak luas pada masyarakat.
Terakhir, political corruption terjadi melalui jalur politik secara sistematis, di mana praktik ini digunakan untuk mengeksploitasi sumber daya negara demi kepentingan pribadi.
Masing-masing jenis korupsi ini menyimpan tantangan tersendiri bagi integritas bangsa kita.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.