KOMPAS.com - Kamu pasti belakangan ini sering mendengar kabar tentang siklon tropis, bukan? Mungkin ada kekhawatiran dan pertanyaan yang muncul di benakmu, “Apa sih sebenarnya siklon tropis itu?”
Siklon tropis adalah sistem badai berenergi yang terbentuk di perairan tropis, dengan dampak berbahaya seperti angin kencang, gelombang badai, dan hujan lebat.
Untuk lebih memahaminya, simaklah 5 fakta menarik tentang siklon tropis berikut ini!
Menyebabkan badai
Siklon tropis adalah salah satu fenomena alam yang paling mengerikan dan mematikan di dunia.
Menurut informasi yang dilansir dari Atlantic Oceanographic & Meteorological Laboratory, siklon tropis adalah sistem tekanan rendah yang terbentuk di atas perairan tropis (antara 25°S hingga 25°N), dengan ciri khas berupa badai petir yang terjadi di sekitar pusat angin siklon tertutup.
Baca juga: Badai Tropis: Hubungannya dengan Siklon Tropis, Proses, dan Dampaknya
Fenomena ini sangat bergantung pada suhu perairan yang hangat, yang menjadi sumber energi utama bagi siklon tropis.
Namun, tidak semua badai di wilayah tropis langsung menjadi siklon tropis. Jika badai tidak memiliki sirkulasi tertutup, itu hanya dianggap sebagai gangguan tropis.
Ketika sirkulasi tertutup terbentuk namun kecepatan angin masih di bawah 39 mph (sekitar 62 km/jam), badai tersebut disebut depresi tropis.
Tetapi, jika angin mencapai kecepatan lebih dari 74 mph (120 km/jam), badai itu berkembang menjadi badai tropis.
Jika kecepatan angin lebih dari 74 mph, badai itu akan disebut topan atau badai tergantung pada lokasinya.
Baca juga: 7 Jenis Badai di Dunia
Terbentuk di zona tekanan rendah
Siklon tropis terbentuk melalui serangkaian langkah yang luar biasa. Berdasarkan penjelasan dari Met Office, awalnya, di daerah tropis terdapat zona tekanan rendah yang luas di kedua sisi khatulistiwa.
Angin yang bertiup dari timur laut di belahan bumi utara dan tenggara di belahan bumi selatan bertemu di wilayah ini.
Udara panas dari lautan tropis yang hangat naik dengan cepat, menciptakan badai petir. Seiring waktu, badai-badai kecil ini bergabung menjadi satu kekuatan besar.
Untuk siklon tropis terbentuk, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah adanya suhu permukaan laut yang cukup hangat, minimal 27°C.
Angin yang bertemu di satu titik juga harus mengarah dengan cara yang memungkinkan udara naik secara vertikal. Selain itu, adanya gaya Coriolis, yang dipicu oleh rotasi Bumi, membuat udara berputar, memberikan bentuk khas pada siklon tropis.
Baca juga: Efek Coriolis: Pengertian dan Penyebabnya
Memiliki mata badai
Salah satu bagian paling menarik dari siklon tropis adalah adanya mata badai. Di pusat siklon tropis ini, udara mereda, dan langit bisa sangat cerah dengan sedikit atau tanpa angin sama sekali.
Sebaliknya, di sekitar mata badai, terdapat angin yang sangat kuat dan badai petir yang sangat intens. Kejadian ini sangat mempesona namun juga sangat berbahaya.
Menyebabkan gelombang, angin, dan hujan deras
Ketika siklon tropis mencapai daratan, dampaknya bisa sangat menghancurkan. Berdasarkan laporan dari BBC, siklon tropis membawa gelombang badai yang tinggi, angin kencang, serta hujan deras yang bisa menyebabkan banjir hebat.
Gelombang badai bisa mencapai ketinggian 3 meter, membanjiri daerah pesisir dan dataran rendah.
Selain itu, angin dengan kecepatan lebih dari 120 km/jam dapat merusak bangunan, merobek atap, memecahkan kaca jendela, dan mengganggu sistem transportasi dan komunikasi.
Baca juga: 2 Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung
Menyebabkan banyak kerugian dan korban jiwa
Siklon tropis telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan harta benda.
Menurut World Meteorological Organization, siklon tropis adalah bencana alam paling berbahaya kedua setelah gempa bumi.
Dalam 50 tahun terakhir, lebih dari 700.000 orang telah kehilangan nyawa akibat siklon tropis, dan kerugian ekonomi mencapai 1,4 triliun USD. Siklon tropis juga bertanggung jawab atas sepertiga dari kematian dan kerugian ekonomi akibat bencana terkait cuaca.
Bencana besar seperti Badai Katrina (2005), Topan Haiyan (2013), dan Badai Irma (2017) menunjukkan bagaimana dampak dari siklon tropis dapat berlangsung bertahun-tahun setelah bencana terjadi.
Puluhan ribu orang masih berjuang untuk pulih dari kehancuran yang disebabkan oleh badai-badai ini.
Memiliki siklus hidup
Siklon tropis memiliki siklus hidup yang cukup kompleks, dan bisa berlangsung antara beberapa hari hingga dua minggu.
Menurut Philippine Atmospheric, Geophysical and Astronomical Services Administration, ada empat tahap utama dalam hidup siklon tropis:
- Tahap formatif: siklon tropis mulai terbentuk dari gangguan udara yang ada.
- Tahap Belum Matang: siklon mulai berkembang dengan intensitas angin yang meningkat, meskipun ada siklon yang mereda pada tahap ini.
- Tahap dewasa: siklon mencapai puncaknya, dengan area sirkulasi yang luas dan angin yang kuat. Ini adalah tahap ketika siklon mencapai kekuatan penuh.
- Tahap pembusukan: siklon tropis akhirnya melemah, terutama saat bergerak ke arah daratan yang lebih kering atau lebih dingin.
Baca juga: Mengapa Indonesia Beriklim Tropis?
Sehingga, siklon tropis adalah badai berbahaya yang terbentuk di perairan tropis, membawa angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan lebat. Proses terbentuknya melibatkan udara panas yang naik dan bertemu angin, menciptakan badai petir dengan mata badai di pusatnya.
Siklon tropis menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa, dengan lebih dari 700.000 orang meninggal dalam 50 tahun terakhir. Siklon ini melalui empat tahap hidup: formatif, belum matang, dewasa, dan pembusukan.
Oleh karena itu, memahami proses terbentuknya dan cara-cara kita melindungi diri sangat penting agar kita bisa meminimalisir kerugian yang ditimbulkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.