Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Warna Api dan Suhunya, Mana yang Paling Panas?

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org/bahniuk
Warna api menunjukkan suhu pembakaran yang berbeda
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Pernahkah kamu bertanya-tanya tentang warna api yang paling panas? Apakah itu merah, kuning, atau bahkan biru? 

Api biru adalah yang paling panas, dengan suhu antara 1.426°C hingga 1.650°C, menandakan pembakaran yang sangat efisien berkat campuran oksigen yang sempurna.

Yuk, kita pelajari lebih dalam tentang fenomena menarik ini!

Warna api dan hubungannya dengan suhu

Ketika api menyala, kita sering melihat berbagai warna yang mencolok. Api unggun yang biasa kita lihat di malam hari, misalnya, bisa memunculkan rona api yang berwarna jingga hingga kuning. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, kadang kita juga melihat warna lain seperti merah, putih, dan biru. Apa yang menyebabkan perbedaan warna-warna ini?

Baca juga: Warna Nyala Api Logam Alkali

Menurut How Stuff Works, warna api yang berbeda terkait dengan komposisi kimia dari material yang dibakar dan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan selama reaksi kimia tersebut. 

Ketika suatu elemen dipanaskan dalam api, elektron-elektron dalam atom-atomnya menyerap energi dan melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi. 

Begitu elektron-elektron ini kembali ke keadaan energi yang lebih rendah, mereka memancarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang sesuai dengan warna-warna yang terlihat oleh mata kita. 

Warna api ini juga mengungkapkan berbagai informasi tentang komposisi unsur yang terbakar. 

Misalnya, natrium akan menghasilkan api berwarna kuning cerah, sementara tembaga akan menghasilkan api berwarna hijau, dan kalium menghasilkan api berwarna ungu.

Baca juga: Mengapa Nyala Api Lilin Selalu Mengarah ke Atas?

Berbagai suhu api berdasarkan warnanya

Warna api bukan hanya soal penampilan, tetapi juga berkaitan langsung dengan suhu api tersebut. Berikut adalah suhu api berdasarkan warna sebagaimana dilansir dari Sciencing:

Namun, ada satu warna lagi yang perlu kita bahas, yaitu biru, yang ternyata menunjukkan suhu yang bahkan lebih tinggi dari warna putih.

Baca juga: Warna Nyala Api Logam Alkali Tanah

Api biru memiliki suhu paling tinggi

Dilansir dari Wonderpolis, warna biru sering kita lihat pada nyala api kompor gas di rumah kita. Nyala api gas alam biasanya berwarna biru karena gas terbakar dengan sangat efisien dan menghasilkan suhu yang sangat tinggi. 

Bagian api yang paling dekat dengan sumber api, seperti pada lilin atau potongan kayu, juga sering memiliki warna biru yang bercampur dengan putih.

Tapi, mengapa warna biru menandakan suhu yang paling tinggi?

Api biru menunjukkan pembakaran yang sangat sempurna, di mana lebih banyak oksigen tercampur dengan bahan bakar. Pembakaran yang lebih sempurna menghasilkan suhu yang lebih tinggi. 

Wonderpolis menjelaskan bahwa api biru terbakar pada suhu antara 2.600°F hingga 3.000°F atau sekitar 1.426°C hingga 1.650°C, menjadikannya jauh lebih panas dibandingkan dengan api berwarna putih ataupun api berwarna merah. 

Baca juga: Pembakaran Sempurna Senyawa Hidrokarbon

Gas alam, ketika terbakar pada pembakar kompor, menghasilkan nyala biru yang sangat terang. Hal ini terjadi karena gas alam memiliki sifat yang memungkinkan ia terbakar dengan suhu lebih tinggi daripada bahan organik lainnya, seperti kayu. 

Api biru ini menandakan proses pembakaran yang efisien, di mana oksigen dan bahan bakar bercampur secara sempurna.

Sehingga, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap warna api memiliki suhu yang berbeda. 

Secara keseluruhan, api dengan warna biru adalah yang paling panas, karena menunjukkan suhu yang sangat tinggi dan pembakaran yang sangat efisien. 

Dengan api biru, kita bisa melihat fenomena suhu ekstrem yang tidak hanya menarik, tapi juga penting dalam banyak aplikasi praktis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi