Kompas.com - Penyakit pneumonia sering terdengar sebagai penyakit yang berbahaya dan dapat menyerang siapapun.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, WHO mengatakan pada tahun 2019 kematian yang diakibatkan pneumonia pada anak usia di bawah lima tahun (balita) sebanyak 740.180 kasus.
Meski termasuk penyakit yang wajib diwaspadai, namun banyak yang belum mengetahui apa pengertian pneumonia, apa penyebabnya, dan gejalanya. Yuk simak penjelasannya!
Baca juga: Bolehkan Sakit Maag Puasa Ramadhan? Ini Penjelasannya...
Pengertian dan penyebab pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru akibat infeksi akut di saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
Ketika keadaan sehat, kantung kecil pada paru-paru akan terisi oleh udara, namun saat menderita pneumonia, kantung tersebut akan dipenuhi cairan dan nanah.
Hal inilah yang menyebabkan seseorang menjadi sulit bernapas hingga dada terasa nyeri. Pada lingkungan sehari-hari, salah satu penyebab pneumonia dari paparan asap rokok.
Selain rokok, penyebab pneumonia lainnya yaitu jantung kronis, hingga diabetes melitus.
Baca juga: Bolehkah Ibu Menyusui Boleh Minum Minuman Berpermanis Buatan? Ini Kata Dokter...
Gejala pneumonia
Ada sejumlah gejala pneumonia yang cukup mirip dengan sakit biasa. Maka ada baiknya diperhatikan lebih awal. Berikut gejala-gejala pneumonia:
- Demam
Seseorang yang menderita pneumonia akan merasakan demam tinggi di atas 39 derajat disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil.
- Batuk
Batuk yang dialami yaitu tidak berdahak atau berdahak namun dengan cairan yang mengandung nanah kekuningan.
- Nyeri dada
Kondisi nyeri dada akan memburuk saat bernafas atau batuk dan mengalami napas yang cenderung pendek-pendek.
- Sesak napas
Dilansir dari Healthline, sesak napas terjadi saat penderita melakukan aktivitas normal atau bahkan sedang istirahat.
Baca juga: Jahe Disebut dalam Al-Quran, Apa Manfaat Rempah Ini? Ini 11 Daftarnya...
- Mudah lelah dan nyeri otot
Gejala pneumonia lainnya yaitu mudah lelah dan lemas, ini juga terjadi karena seringnya mual, muntah, dan diare, maka kondisi cairan tubuh berkurang. Pada bagian otot dan sendi juga akan merasakan nyeri.
- Denyut nadi melemah
Kondisi denyut nadi akan melemah dan bisa mencapai 100 kali per menit. Jika mengalami ini, ada baiknya segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Apabila seseorang mengalami gejala-gejala di atas, maka diagnosis awal yang akan dilakukan dokter meliputi rontgen dada, pemeriksaan darah, denyut nadi, serta tes dahak.
Baca juga: Kenali 6 Manfaat Buah Kurma yang Disebutkan dalam Al Quran
Mencegah pneumonia
Masyarakat umum dapat melakukan berbagi bentuk pencegahan pneumonia yang dimulai dari diri sendiri, seperti:
- Vaksin
Jenis vaksin yang bisa didapatkan untuk mencegah pneumonia, yaitu pneumokokus dan vaksin influenza.
- Hindari kontak dengan orang sakit
Apabila memungkinkan, sebaiknya hindari kontak dengan orang yang sedang sakit, terutama pada penderita infeksi saluran pernapasan.
Baca juga: Ketahui Penyebab Sakit Kepala Saat Puasa
- Cuci tangan
Ini adalah langkah kecil yang sering dilewatkan namun memiliki peran yang penting untuk mencegah penyebaran kuman, termasuk penyebab pneumonia.
- Mulai hidup sehat
Yaitu dengan tetap berolahraga minimal 30 menit per hari, mengatur pola makan dan pola tidur yang seimbang, serta berhenti merokok.
Pneumonia bisa menyerang siapapun mulai dari anak hingga dewasa. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti abses paru hingga sepsis.
Baca juga: Mengapa Kasus Kanker Paru Meningkat pada Bukan Perokok?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.