KOMPAS.com - Pernahkah kamu melihat pegunungan yang menjulang tinggi atau mendengar tentang palung laut yang sangat dalam? Kedua fenomena alam tersebut tidak terbentuk begitu saja.
Mereka merupakan hasil dari pergerakan lempeng bumi yang terus bergerak, meski kita tidak selalu menyadarinya.
Lempeng adalah potongan besar dari lapisan luar bumi yang bergerak terus menerus, membentuk berbagai macam gejala alam yang kita kenal, seperti gempa bumi, gunung meletus, bahkan tsunami.
Untuk lebih memahaminya, yuk kita simak penjelasan di bawah ini!
Baca juga: 4 Faktor Penyebab Terjadinya Tsunami
Apa itu lempeng bumi?
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, lempeng bumi adalah lapisan luar bumi yang terdiri dari potongan-potongan besar yang terdiri dari batuan padat.
Lempeng-lempeng ini tidak tetap di tempatnya, melainkan terus bergerak karena adanya arus konveksi dalam lapisan astenosfer.
Yaitu, lapisan cair yang berada di bawah lempeng bumi. Proses ini menyebabkan permukaan bumi terus-menerus berubah.
Lempeng bumi terus bergerak, membentuk gunung-gunung, palung laut, sesar, bahkan menyebabkan gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Pergerakan lempeng inilah yang menjadi salah satu kekuatan besar di balik perubahan-perubahan besar yang kita saksikan di bumi.
Baca juga: Bagaimana Arus Konveksi Terjadi?
Bagaimana lempeng bumi bisa bergerak?
Dilansir dari National Geographic, lempeng bumi bergerak karena berada di atas lapisan batuan cair, atau astenosfer.
Pada lapisan ini, magma yang dipanaskan oleh inti bumi menciptakan arus konveksi yang mendorong lempeng-lempeng bumi bergerak. Arus konveksi ini dapat dibayangkan seperti saat kita memanaskan air dalam panci.
Perbedaan suhu dan tekanan ini menyebabkan lempeng bumi bergerak saling menjauh, bertabrakan, atau saling meluncur.
Gerakan-gerakan lempeng ini menghasilkan berbagai bentuk permukaan bumi, mulai dari pegunungan yang tinggi, palung laut yang dalam, hingga gunung berapi yang terus aktif meletus.
Pada saat lempeng saling bergerak satu sama lain, berbagai gejala alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi bisa terjadi.
Jenis-jenis lempeng bumi
Lempeng bumi terbagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan jenisnya: lempeng benua dan lempeng samudra.
Dilansir dari The Geological Society of London, lempeng benua emiliki ketebalan sekitar 125 kilometer dan jauh lebih tebal pada daerah pegunungan.
Lempeng ini tersusun dari batuan yang keras dan berumur tua. Lempeng benua lebih stabil dan tidak mudah dihancurkan.
Baca juga: Mengapa Banyak Hewan di Benua Australia Memiliki Kantung?
Lempeng samudraLebih tipis daripada lempeng benua, dengan ketebalan sekitar 50 hingga 100 kilometer. Lempeng samudra terbentuk dari batuan yang lebih muda dan tidak sekeras lempeng benua.
Ketika lempeng samudra bertabrakan dengan lempeng benua, lempeng samudra yang lebih rapuh akan menekuk ke bawah dan menghujam mantel bumi, mencair dan membentuk magma.
Tujuh lempeng utama bumi
Bumi ini terdiri dari beberapa lempeng besar, yang disebut lempeng utama atau mayor. Ada tujuh lempeng utama bumi, yaitu:
- Lempeng Afrika
- Lempeng Eurasia
- Lempeng Pasifik
- Lempeng Australia
- Lempeng Antartika
- Lempeng Amerika Utara
- Lempeng Amerika Selatan
Setiap lempeng utama ini bergerak dengan kecepatan tertentu dan mempengaruhi bentuk permukaan bumi yang kita lihat hari ini.
Jenis-jenis pergerakan lempeng
Lempeng bumi tidak bergerak begitu saja. Ada tiga jenis pergerakan lempeng yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi, yaitu:
Pergerakan konvergenPergerakan konvergen terjadi ketika dua lempeng bergerak mendekati satu sama lain. Jika dua lempeng benua bertabrakan, maka kerak bumi akan remuk dan membentuk pegunungan seperti Himalaya.
Ketika lempeng benua dan samudra bertabrakan, lempeng samudra yang lebih tipis akan tertekan ke bawah dan mencair menjadi magma, membentuk gunung berapi.
Baca juga: Gerak Konvergen Lempeng: Pengertian dan Jenis Pergerakannya
Pergerakan divergenPada pergerakan divergen, dua lempeng bergerak saling menjauh. Proses ini sering terjadi di pegunungan tengah samudra (mid-ocean ridge), yang membentuk lempeng samudra baru.
Pergerakan divergen ini juga dapat menciptakan palung laut dan lembah-lembah yang dalam di permukaan bumi.
Pergerakan transformasiPada pergerakan transformasi, dua lempeng bergerak sejajar dengan arah yang berlawanan. Pergesekan antara kedua lempeng ini menghasilkan patahan, seperti yang terlihat pada sesar San Andreas di California, yang dapat menyebabkan gempa bumi.
Pembentukan lempeng samudra baru
Lempeng samudra terus menerus diperbaharui melalui siklus batuan. Di pegunungan tengah samudra, magma yang keluar melalui celah akan mendingin dan membentuk lempeng samudra baru.
Baca juga: Contoh Hasil Subduksi
Lempeng samudra baru ini akan bergerak menjauh, sementara lempeng yang lebih tua akan dihancurkan pada zona subduksi, dan magma akan naik kembali ke permukaan.
Dilansir dari NOAA Ocean Exploration, lempeng samudra Atlantik Tengah bergerak dengan kecepatan dua hingga 5 sentimeter per tahun.
Sedangkan, di sisi lain lempeng samudra Pasifik Timur bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi yaitu enam hingga 16 sentimeter per tahunnya.
Proses ini menciptakan siklus yang berkelanjutan dan memperbarui lempeng bumi secara terus-menerus.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa lempeng bumi berperan sangat penting dalam membentuk permukaan bumi yang kita kenal.
Baca juga: Bentuk Permukaan Bumi di Darat hingga Dasar Laut
Pergerakan lempeng ini menghasilkan berbagai fenomena alam yang luar biasa, mulai dari pegunungan, palung laut, hingga gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Meskipun pergerakan lempeng ini berlangsung sangat lama, kita bisa melihat dampaknya dalam kehidupan sehari-hari dan memahami bagaimana proses alam ini terus mengubah wajah bumi.
Dengan memahami konsep lempeng adalah bagian penting dari pembentukan permukaan bumi, kita jadi lebih menghargai betapa dinamis dan berubahnya planet tempat kita tinggal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.