KOMPAS.com - Pada 28 Februari 2025, pemerintah Indonesia melalui sidang isbat mengumumkan bahwa awal puasa 1 Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada 1 Maret 2025.
Keputusan tersebut dibuat setelah melakukan pemantauan terhadap kemunculan hilal, terutama di Provinsi Aceh.
Setiap tahun, penentuan awal puasa Ramadhan memang sangat bergantung pada pengamatan hilal. Namun, apa sebenarnya hilal itu? Apa yang dimaksud dengan hilal?
Hilal adalah sabit bulan tipis yang muncul setelah konjungsi, menandai awal bulan baru dalam kalender Hijriyah, dan pengamatannya (rukyat) digunakan untuk menentukan awal puasa Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.
Mari kita jelajahi lebih lanjut mengenai fenomena menarik ini.
Baca juga: Hasil Sidang Isbat 2025: Awal Puasa Ramadhan Jatuh pada 1 Maret 2025
Apa yang dimaksud dengan hilal?
Menurut Efrida Nur Safitri dalam Studi Literatur Penentuan Hilal Berdasarkan Ilmu Astronomi dan Ilmu Agama (2022), hilal adalah sabit bulan baru yang menandakan awal bulan baru dalam kalender Hijriyah.
Fenomena hilal merupakan penampakan bulan yang terlihat dari Bumi setelah terjadinya konjungsi atau ijtima'.
Hilal tampak sangat redup dibandingkan dengan cahaya matahari atau senja karena cahaya yang dilihat berasal dari pantulan sinar matahari.
Adapun menurut Khairunisaa' binti Abdul Raof dalam Kesaksian Hilal Menurut Perspektif Imam Asy-Syafi'i dan Imam Ahmad Ibn Hanbal (2018), kata hilal berasal dari kata "halla wa ahalla", yang berarti tampak atau terlihat.
Secara harfiah, hilal adalah bentuk masdar dari kata "haalla", dan jamaknya adalah "ahillatun", yang merujuk pada bulan sabit (dua malam setelah awal bulan) yang terlihat pada awal bulan, serta warna putih pada pangkal kuku.
Hilal sendiri dapat diartikan sebagai penampakan bulan yang pertama kali terlihat menghadap Bumi setelah bulan mengalami konjungsi, yang bisa diamati dengan mata telanjang.
Baca juga: Link Live Streaming dan Jam Pengumuman Sidang Isbat Awal Ramadhan 2025
Hilal dalam kalender Hijriyah
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan hilal, kita harus tahu terlebih dahulu tentang sistem kalender yang digunakan dalam penanggalan Islam.
Kalender Islam atau Hijriyah adalah sistem penanggalan yang menggunakan pergerakan bulan sebagai dasar perhitungan. Sistem ini berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis pada pergerakan matahari.
Dalam kalender Hijriyah, perhitungan waktu ditentukan berdasarkan fase-fase bulan yang terlihat dari Bumi. Salah satu fase bulan yang sangat penting adalah kemunculan hilal.
Fase-fase bulan dalam penanggalan HijriyahFase-fase bulan dalam penanggalan Hijriyah memiliki siklus yang dimulai dengan bulan baru, di mana bulan berada dalam posisi sejajar dengan matahari dan tidak tampak dari Bumi.
Kemudian, setelah beberapa hari, fase seperempat pertama terjadi, di mana separuh bagian bulan mulai terlihat.
Baca juga: 8 Fase Bulan dan Penjelasannya
Fase selanjutnya adalah bulan purnama, di mana bulan tampak bulat penuh. Terakhir, fase seperempat terakhir terjadi, di mana separuh bulan kembali gelap.
Hilal muncul setelah fase bulan baru. Hilal adalah sabit bulan tipis yang terlihat sesaat setelah matahari terbenam, menandakan bahwa bulan baru telah dimulai dalam kalender Hijriyah.
Fenomena ini penting karena menjadi acuan utama dalam menentukan awal bulan, terutama dalam menentukan hari pertama bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.
Hilal seperti apa bentuknya?
Lalu, hilal seperti apa bentuknya?
Menurut Khairunisaa' binti Abdul Raof dalam Kesaksian Hilal Menurut Perspektif Imam Asy-Syafi'i dan Imam Ahmad Ibn Hanbal (2018), hilal terlihat sebagai sabit tipis yang sangat kecil dan redup. Panjang busur sabit ini sangat bergantung pada usia hilal itu sendiri.
Makin muda usia hilal, makin pendek busur sabitnya. Ketika hilal baru saja terbentuk, ia akan tampak sebagai lengkungan cahaya bulan yang sangat tipis, hampir seperti garis melengkung.
Baca juga: Kapan Cuti Lebaran? Ini Daftar Libur Bulan Maret 2025 Ada 13 Hari
Fenomena hilal ini terjadi setelah terjadinya ijtima' atau konjungsi, yaitu ketika posisi bulan dan matahari hampir sejajar di langit.
Pada saat konjungsi, bulan dan matahari berada di satu garis yang sama, sehingga cahaya matahari terlalu terang untuk bisa mengamati hilal. Oleh karena itu, hilal hanya bisa dilihat beberapa saat setelah matahari terbenam, di mana langit mulai gelap.
Karena hilal adalah sabit bulan baru yang muncul setelah terjadinya konjungsi. Cahaya yang tampak pada hilal berasal dari pantulan sinar matahari yang diterima bulan.
Sehingga, hilal terlihat sangat redup dibandingkan dengan cahaya matahari atau langit senja. Itulah sebabnya, hilal hanya dapat diamati sesaat setelah matahari terbenam.
Proses rukyat hilal
Adapun, proses untuk mengamati hilal setelah matahari terbenam disebut dengan rukyat atau rukyatul hilal.
Menurut Muhyyidin Khazin dalam buku berjudul 99 tanya jawab Masalah Hisab Rukyat (2009), rukyat atau rukyatul hilal adalah usaha pengamatan hilal untuk menentukan awal bulan Hijriyah, seperti awal bulan Ramadhan atau Syawal.
Baca juga: Sahur di Bulan Ramadhan: Niat, Tata Cara, dan Keutamaan
Pengamatan ini dilakukan dengan mata telanjang, meskipun sekarang sering dibantu dengan berbagai alat observasi seperti teleskop, teropong, hingga alat pengukur posisi langit seperti theodolit dan sektan.
Rukyat hilal sangat penting karena jika hilal berhasil terlihat, maka hari tersebut dan keesokan harinya akan menjadi tanggal 1 bulan baru.
Sebaliknya, jika hilal tidak terlihat, maka hari itu akan dianggap sebagai hari terakhir bulan yang sedang berlangsung.
Dalam sistem pelaporan rukyat di Indonesia, laporan dari para pengamat hilal akan diproses melalui beberapa tahapan.
Prosesnya dimulai dari laporan perukyat kepada koordinator tim pelaksana rukyat, hingga pemeriksaan laporan oleh hakim agama dan pelaporan kepada Departemen Agama Pusat untuk disidangkan dalam sidang isbat.
Baca juga: 7 Bentuk Amal Jariyah di Bulan Ramadhan: Pahala yang Terus Mengalir
Pengertian sidang isbat
Lalu, apa yang dimaksud dengan sidang isbat?
Menurut Susuknan Azhari dalam Ensiklopedi Hisab Rukyat (2008), sidang isbat adalah sidang yang diadakan untuk menetapkan kapan jatuhnya tanggal 1 Ramadhan, 1 Syawal, dan 1 Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
Sidang ini dihadiri oleh berbagai organisasi Islam dan dipimpin langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia.
Dalam sidang isbat, hasil pengamatan hilal dari berbagai wilayah di Indonesia akan dipertimbangkan bersama dengan perhitungan hisab atau perhitungan astronomi untuk menentukan tanggal awal bulan yang sah.
Acara sidang isbat dimulai dengan pemaparan hasil hisab atau perhitungan ilmiah mengenai awal bulan Kamariah, dilanjutkan dengan laporan hasil rukyat hilal dari berbagai tempat.
Setelah itu, Menteri Agama akan memutuskan kapan tepatnya awal bulan dimulai, dengan mempertimbangkan data yang ada.
Baca juga: Kalender Hijriah 2025 Lengkap: Apa itu?
Sebagai penutup, hilal adalah fenomena alam yang sangat penting dalam kalender Hijriyah.
Hilal muncul sebagai sabit tipis yang menandai masuknya bulan baru dalam sistem penanggalan Islam.
Proses pengamatan hilal atau rukyat dilakukan untuk memastikan kapan bulan baru dimulai, yang sangat penting dalam menentukan awal puasa Ramadhan, Idul Fitri, dan hari-hari besar lainnya.
Dengan memahami apa yang dimaksud dengan hilal, kita bisa lebih menghargai betapa pentingnya fenomena ini dalam kehidupan umat Islam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.