KOMPAS.com - Dalam tradisi Katolik, masa Prapaskah merupakan waktu refleksi, pertobatan, dan pengorbanan yang diwujudkan melalui praktik puasa dan pantang.
Salah satu pertanyaan yang sering muncul, apakah umat Katolik pantang daging diperbolehkan makan ikan? Yuk simak penjelasan di bawah ini.
Baca juga: Jadwal Paskah 2025: Dari Rabu Abu hingga Minggu Paskah, Ini Maknanya
Definisi pantang daging dalam Gereja Katolik
Melansir dari laman resmi United States Conference of Catholic Bishops, melalui Hukum Gereja peraturan pantang menganggap bahwa daging hanya berasal dari hewan seperti ayam, sapi, domba, atau babi yang semuanya hidup di darat, kecuali burung yang juga dianggap daging.
Di sisi lain, ikan tidak berada dalam klasifikasi yang sama. Ikan adalah kategori hewan yang berbeda. Spesies ikan, reptil (hewan berdarah dingin) dan kerang laut maupun air tawar diperbolehkan.
Sedangkan, mengutip dari laman resmi ST. John The Evangelist Chatolic Chruch, tradisi berpantang makan daging pada hari Jumat sudah ada sejak masa-masa awal Kekatolikan.
Praktik ini merupakan bentuk penebusan dosa, untuk memperingati pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, yang terjadi pada hari Jumat.
Selama berabad-abad daging merupakan ciri khas dari pesta dan sukacita. Sedangkan, ikan tidak memiliki makna demikian, dan pada zamannya dianggap makanan yang tidak mahal sehingga tidak perlu menyembelih satu ekor binatang.
Baca juga: Tri Hari Suci dalam Agama Katolik: Makna dan Perayaannya
Lalu, bagaimana jika seseorang memilih untuk berpantang daging dan menggantinya dengan makanan berbahan ikan? Secara aturan, memang tidak menyalahi ketentuan. Namun, pantang dalam ajaran Katolik bukan hanya sekadar mengganti jenis makanan.
Sebagai contoh, seseorang mungkin berpantang daging dengan tidak mengonsumsi sate kambing atau sate sapi, tetapi justru menggantinya dengan hidangan lobster atau salmon yang harganya lebih mahal.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, apakah makna sejati dari pantang dan puasa? Apakah menjalankan pantang dengan mengganti makanan biasa dengan sesuatu yang lebih mewah tetap mencerminkan semangat pengorbanan dan penebusan?
Sesuai dengan Katekismus Gereja Katolik 540, puasa dan pantang Katolik punya makna lebih dari sekadar menahan atau menghindari makanan tertentu, atau berpuasa untuk menginginkan berkat tertentu.
Gereja tidak mewajibkan konsumsi ikan sebagai satu-satunya alternatif pengganti daging. Umat Katolik dapat memilih untuk mengonsumsi makanan lain seperti sayuran atau biji-bijian. Aspek kuncinya adalah tindakan tidak makan daging sebagai bentuk penebusan dosa.
Jadi pantang dan puasa bukan sekadar mengubah pola makan, tetapi ikut menderita menurut kelekatannya masing-masing pribadi. Selain itu pantang dan puasa harus disertai doa dan amal kasih.
Baca juga: Apa Itu Paskah?
Dengan demikian, dalam melakukan pantang dan puasa bukan sekadar boleh dan tidak boleh. Dalam pantang dan puasa Katolik, umat diberikan kebebebasan dalam latihan pengendalian diri dan diberikan kebijaksanaan (prudence) dalam memutuskan apa yang dipilih.
Sehingga makna pantang dan puasa menjadi lebih dalam, yaitu sebagai pernyataan kasih kita kepada Tuhan Yesus dan kemauan berkorban bagi dunia.
Jadi, bolehkan pantang daging makan ikan? Hal itu dikembalikan ke penilaian masing-masing pribadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.