KOMPAS.com - Bayangkan kamu berada di bawah sinar matahari yang menyilaukan, lalu kamu pindah ke tempat yang teduh di bawah bayangan gedung, dan tiba-tiba suasana menjadi lebih gelap karena tertutup bayangan.
Itulah yang terjadi pada bulan saat gerhana bulan berlangsung. Gerhana bulan adalah salah satu fenomena alam yang selalu menarik perhatian banyak orang. Fenomena ini terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga Bulan memasuki bayangan Bumi.
Saat fenomena ini terjadi, kita bisa melihat Bulan yang tampak berubah warna, menjadi merah atau jingga.
Fenomena yang disebut juga sebagai "Bulan Darah" ini sangat menakjubkan, karena tidak terjadi setiap saat. Penasaran, bagaimana terjadinya fenomena gerhana bulan? Mari kita jelajahi lebih dalam.
Baca juga: Apa Itu Gerhana Bulan Total? Fenomena yang akan Terjadi 14 Maret 2025
Apa yang dimaksud gerhana bulan?
Dilansir dari NASA Science, gerhana bulan adalah peristiwa astronomi yang terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar dengan sempurna, sehingga Bulan memasuki bayangan Bumi.
Bagaimana terjadinya fenomena gerhana bulan?
Dalam fenomena ini, bayangan Bumi yang terdiri dari dua bagian, yakni penumbra (bayangan samar) dan umbra (bayangan gelap), akan menghalangi cahaya Matahari yang seharusnya diterima oleh Bulan.
Pada gerhana bulan total, Bulan berada sepenuhnya di dalam umbra, dan hanya panjang gelombang cahaya merah yang dapat menembus atmosfer Bumi. Itulah yang menyebabkan Bulan tampak berwarna merah atau jingga.
Fenomena ini dapat terjadi sekitar empat hingga tujuh kali setahun, namun karena orbit Bulan yang miring, gerhana bulan tidak terjadi setiap bulan.
Baca juga: Perbedaan Umbra dan Penumbra pada Gerhana
Jenis-jenis gerhana bulan
Ada beberapa jenis gerhana bulan yang dapat terjadi, tergantung pada sejauh mana Bulan memasuki bayangan Bumi.
- Gerhana bulan total: Dalam gerhana ini, Bulan sepenuhnya berada dalam bayangan gelap Bumi (umbra). Hal ini menyebabkan Bulan tampak berwarna merah atau jingga. Warna ini disebabkan oleh cahaya matahari yang dibelokkan oleh atmosfer Bumi, yang menyaring cahaya biru dan hanya membiarkan cahaya merah sampai ke Bulan.
- Gerhana bulan sebagian: Pada jenis gerhana ini, Bulan hanya melewati sebagian dari bayangan Bumi, sehingga sebagian saja dari permukaan Bulan yang tampak gelap.
- Gerhana penumbra: Ini adalah jenis gerhana yang paling sulit terlihat, karena Bulan hanya melewati bayangan samar dari Bumi (penumbra). Dalam kasus ini, Bulan hanya sedikit meredup, yang membuat perbedaan warnanya hampir tidak terlihat.
Baca juga: Jenis-Jenis Gerhana Bulan
Mengapa bulan berubah warna saat gerhana?
Dilansir dari Space, fenomena warna merah atau jingga yang muncul pada Bulan saat gerhana bulan total terjadi karena interaksi cahaya matahari dengan atmosfer Bumi.
Ketika cahaya Matahari mencapai Bumi, atmosfer kita menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek, seperti biru dan ungu.
Sementara, cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang, seperti merah, dapat menembus atmosfer Bumi dan dibelokkan menuju Bulan. Ini yang menjadikan Bulan tampak merah saat melewati umbra Bumi.
Makin banyak debu atau partikel di atmosfer, maka makin merah merah juga penampilan gerhana Bulan.
Mengapa tidak terjadi gerhana bulan setiap bulan?
Meski Bulan mengorbit Bumi setiap 29,5 hari dan mengalami siklus bulan purnama, gerhana bulan tidak terjadi setiap bulan.
Dilansir dari Natural History Museum, hal ini disebabkan oleh kemiringan orbit Bulan terhadap orbit Bumi yang sekitar lima derajat.
Karena kemiringan ini, sebagian besar waktu Bulan berada di atas atau di bawah bayangan Bumi, sehingga gerhana bulan hanya terjadi pada saat posisi Bulan, Bumi, dan Matahari sejajar dengan sempurna.
Karena itulah, gerhana bulan hanya terjadi sekitar tiga kali dalam setahun.
Baca juga: Tata Cara Sholat Gerhana Bulan Total 2025 yang Wajib Kamu Tahu
Gerhana bulan total 14 maret 2025
Pada 14 Maret 2025, sebuah fenomena alam yang menakjubkan akan terjadi, yaitu gerhana bulan total!
Dilansir dari Kompas.com (14/3/2025), berdasarkan informasi dari BMKG gerhana bulan total ini akan berlangsung mulai pukul 10.57 WIB hingga 17.00 WIB. Berikut adalah jadwal lengkapnya:
- Awal fase penumbra: 10.57 WIB | 11.57 WITA | 12.07 WIT
- Awal fase sebagian: 12.09 WIB | 13.09 WITA | 14.09 WIT
- Awal fase total: 13.25 WIB | 14.25 WITA | 15.25 WIT
- Puncak gerhana: 13.54 WIB | 14.54 WITA | 15.54 WIT
- Akhir fase total: 15.47 WIB | 16.47 WITA | 17.47 WIT
- Akhir fase penumbra: 17.00 WIB | 18.00 WITA | 19.00 WIT
Masyarakat di Indonesia bagian timur, seperti Papua, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian Sulawesi, akan dapat menyaksikan fenomena ini dengan jelas.
Walaupun gerhana bulan aman untuk dilihat dengan mata telanjang, untuk hasil yang lebih baik, disarankan menggunakan alat bantu optik seperti teleskop atau binokular.
Fenomena gerhana bulan ini akan sangat mengesankan bagi siapa saja yang dapat menyaksikannya, terutama pada fase total gerhana yang memunculkan warna merah darah yang dramatis.
Baca juga: Daftar Wilayah yang Dapat Menyaksikan Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gerhana bulan adalah fenomena alam yang mengagumkan dan penuh misteri.
Pada 14 Maret 2025, kita akan menyaksikan gerhana bulan total yang luar biasa, dengan Bulan yang akan berubah warna menjadi merah.
Meskipun gerhana bulan ini tidak terjadi setiap bulan, fenomena ini selalu menarik perhatian banyak orang dan memberikan kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana alam semesta bekerja.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan gerhana bulan pada tanggal tersebut!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.