KOMPAS.com - Masa Prapaskah adalah masa penebusan dosa dan refleksi dalam kalender liturgi umat Katolik. Warna liturgi utama masa Prapaskah Gereja Katolik adalah ungu.
Warna ungu adalah warna utama yang digunakan dalam liturgi selama masa Prapaskah.
Warna ini bukan hanya simbol tetapi juga isyarat visual yang menuntun umat beriman melalui perjalanan Prapaskah untuk bertobat dan mempersiapkan diri menghadapi Paskah Katolik.
Baca juga: Apa Itu Masa Prapaskah dan Aturan Puasa Katolik?
Mengapa warna ungu?
Melansir dari laman ST John The Evengelist Chatolic Church, secara tradisional warna ungu dikaitkan dengan kerajaan dan penderitaan, sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk Prapaskah.
Ungu mengingatkan umat Katolik akan sengsara Kristus dan kedaulatan yang Ia nyatakan melalui penderitaan dan kebangkitan-Nya.
Dalam konteks Prapaskah, warna ungu juga melambangkan penebusan dosa, pertobatan, dan pembaruan.
Penggunaan warna ungu selama masa Prapaskah tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat visual. Warna ini meresapi semangat praktik dan ketaatan sepanjang musim
Selain itu, warna ungu dalam masa Prapaskah merupakan pengingat akan pengorbanan, penderitaan Kristus dan kuasa dari kebangkitan-Nya.
Baca juga: Doa dan Renungan Selama Masa Prapaskah
Penggunaan warna ungu dalam Liturgi
Selama masa Prapaskah, altar, jubah, dan dekorasi lain di gereja dihiasi dengan nuansa ungu.
Perubahan warna ini berfungsi sebagai pengingat visual akan kesungguhan musim ini dan panggilan untuk refleksi spiritual yang lebih dalam.
Hal ini sangat kontras dengan warna-warna perayaan di musim lainnya, yang memperkuat sifat introspektif masa Prapaskah.
Tradisi penggunaan warna ungu selama masa Prapaskah dilakukan secara universal di Gereja Katolik Roma.
Penggunaan warna ini juga dilakukan di banyak denominasi Kristen lainnya yang menjalankan masa Prapaskah.
Ini merupakan aspek pemersatu masa Prapaskah, yang dianut oleh berbagai budaya dan wilayah.
Baca juga: Doa Angelus di Masa Prapaskah
Warna Liturgi dalam Gereja Katolik
Warna ungu hanya digunakan dalam perayaan masa Prapaskah. Lalu, adakah warna lain dalam liturgi Gereja Katolik?
Mengutip laman United States Conference of Catholic Bishops, dalam kalender liturgi Gereja Katolik, warna untuk setiap hari sesuai dengan perayaan utama pada hari itu.
Berikut empat warna utama dalam liturgi Gereja Katolik, yaitu:
Warna putihWarna liturgi Gereja Kalotik putih digunakan untuk perayaan Natal dan Paskah. Selain itu warna putih juga digunakan untuk:
- Perayaan Tuhan (kecuali Peristiwa Sengsara-Nya)
- Bunda Maria
- para Malaikat
- Orang Kudus
- Hari Raya Tritunggal Mahakudus (Minggu setelah Pentakosta)
- Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November)
- Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis (24 Juni)
- Hari raya Pertobatan St. Paulus (25 Januari)
- Hari Raya Takhta St. Petrus (22 Februari)
- Hari Raya St. Yohanes (27 Desember)
Baca juga: Jadwal Paskah 2025: Dari Rabu Abu hingga Minggu Paskah, Ini Maknanya
Warna merahWarna merah dalam liturgi Gereja Katolik digunaan dalam perayaan Minggu Palma, Jumat Agung, dan Minggu Pentakosta. Selain itu dalam perayaan Sengsara Tuhan, para Rasul, para Penginjil, serta perayaan para Martir.
Warna hijauWarna hijau dalam liturgi Gereja Katolik digunakan untuk perayaan-perayaan waktu biasa atau hari biasa ibadat.
Warna unguWarna liturgi Gereja Katolik, ungu digunakan Masa Adven dan Masa Prapaskah, serta untuk Misa (ibadah) Orang yang Telah Meninggal.
Warna liturgi lain yang tidak tercantum dalam kalender meliputi warna merah muda untuk perayaan Minggu Ketiga Adven dan Minggu Keempat Prapaskah) dan warna hitam dalam perayaan Misa untuk Orang Mati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.