KOMPAS.com - Pernahkah kamu merasa cemas melihat bumi yang makin panas, laut yang dipenuhi sampah, atau makin sedikitnya hewan-hewan liar di alam?
Perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati kini menjadi krisis global yang nyata dan mengkhawatirkan. Tapi, di tengah kegelisahan itu, muncullah sebuah harapan baru, yaitu ekonomi sirkular.
Sebuah konsep yang dirancang untuk menjawab tantangan besar zaman ini, dengan cara yang cerdas, berkelanjutan, dan lebih bersahabat dengan lingkungan.
Tapi, apa yang dimaksud dengan ekonomi sirkular? Berikut adalah penjelasan lengkapnya!
Baca juga: Apa yang Dimaksud Manajemen Krisis?
Pengertian ekonomi sirkular
Menurut Julian Kirchherr dalam Conceptualizing the Circular Economy: An analysis of 114 Definitions (2017), ekonomi sirkular adalah sistem ekonomi yang tidak lagi berorientasi pada penggunaan sumber daya secara sekali pakai.
Sebaliknya, ia mendorong pemanfaatan ulang, daur ulang, dan perpanjangan umur produk.
Artinya, dalam ekonomi sirkular, tidak ada istilah “limbah” yang benar-benar dibuang. Setiap limbah dipandang sebagai sumber daya baru yang bisa dimanfaatkan kembali dalam siklus produksi.
Berbeda dari ekonomi linier yang hanya mengenal alur ambil, buat, buang (take, make, dispose), ekonomi sirkular bersifat melingkar.
Prosesnya dirancang ulang menjadi product, use, end of life, remanufacture, sehingga lebih efisien, ramah lingkungan, dan berorientasi jangka panjang.
Baca juga: Contoh Konsep Perubahan dan Keberlanjutan Bernegara
Mengapa ekonomi sirkular penting?
Model ekonomi linier konvensional yang selama ini mendominasi dunia sering dianggap sebagai penyebab utama kerusakan lingkungan.
Menurut Nikmatul Masruroh, dkk dalam buku Ekonomi Sirkular dan Pembangunan Berkelanjutan (2022), pendekatan satu arah dalam ekonomi linier menyebabkan peningkatan limbah, eksploitasi sumber daya alam, dan degradasi lingkungan.
Oleh karena itu, beralih ke ekonomi sirkular menjadi penting dan mendesak.
Ekonomi sirkular mendukung pembangunan berkelanjutan karena mengutamakan efisiensi bahan baku, mengurangi sampah, serta mendorong inovasi dalam desain produk dan proses industri.
Lebih dari itu, konsep ini memberikan manfaat ganda: keberlanjutan lingkungan dan efisiensi ekonomi.
Tujuan ekonomi sirkular
Menurut Salzia Raihan dan Naadhirah Aulia Rahma dalam Ekonomi Sirkular 101 Meninjau Definisi, Praktik, hingga Implikasi Kebijakan di Indonesia (2022), tujuan utama ekonomi sirkular adalah mengoptimalkan potensi setiap material yang ada, dengan harapan agar material tersebut bisa dipulihkan melalui inovasi teknologi yang ramah lingkungan.
Baca juga: 4 Jenis Inovasi
Pendekatan ini juga mempromosikan penggunaan bahan yang dapat terurai secara hayati dalam pembuatan produk, sehingga produk tersebut bisa kembali ke alam tanpa menimbulkan kerusakan.
Dalam konteks ekonomi yang lebih luas, ekonomi sirkular menawarkan manfaat baik bagi produsen maupun konsumen.
Produsen bisa menghemat biaya produksi karena dapat memanfaatkan sumber daya yang bisa digunakan kembali, tanpa harus bergantung pada bahan baru setiap kali produksi.
Sementara itu, konsumen juga diuntungkan dengan harga yang lebih terjangkau, berkat penghematan biaya produksi.
Lebih dari itu, ekonomi sirkular juga memberikan dampak positif jangka panjang terhadap lingkungan, yang semakin terjaga keseimbangannya di tengah ancaman kerusakan yang semakin besar.
Baca juga: Upaya Mencegah Kerusakan Lingkungan
Prinsip 3r ekonomi sirkular
Salah satu pilar utama dari ekonomi sirkular adalah prinsip 3R: Reduce, Reuse, Recycle. Dalam konteks pengelolaan sampah, inilah inti dari pendekatan ekonomi sirkular:
- Reduce (mengurangi) – Membatasi timbulan sampah dengan cara mengurangi penggunaan barang tidak perlu dari sumbernya.
- Reuse (menggunakan kembali) – Memanfaatkan kembali barang bekas agar tidak langsung menjadi sampah.
- Recycle (mendaur ulang) – Mengolah limbah menjadi bahan atau produk baru yang bermanfaat.
Prinsip ini sudah diadopsi secara nasional melalui Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang mengamanatkan pengelolaan sampah secara menyeluruh, mulai dari pengurangan hingga penanganannya.
Baca juga: Mengenal Reduce, Reuse, Recycle, dan Manfaatnya
Apa yang dimaksud dengan “ekonomi sirkular” dalam konteks pengelolaan sampah?
Dalam konteks pengelolaan sampah, ekonomi sirkular berarti membangun sistem di mana sampah tidak dianggap sebagai akhir dari proses konsumsi, melainkan awal dari proses baru.
Dilansir dari situs resmi Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular diterapkan dari hulu hingga hilir—dari produksi, distribusi, konsumsi, hingga pasca-konsumsi.
Pemerintah Indonesia telah menjadikan ekonomi sirkular bagian dari strategi pembangunan nasional (RPJMN 2020–2024) yang berfokus pada pengurangan sampah dan optimalisasi pemanfaatan limbah, untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) pada 2030.
Baca juga: Penyakit yang Dipicu Oleh Efek Rumah Kaca dan Perubahan Iklim
Contoh ekonomi sirkular dalam kehidupan sehari-hari
Berikut beberapa contoh ekonomi sirkular yang sudah diterapkan di berbagai sektor:
- Industri tekstil: menggunakan kembali kain bekas atau limbah produksi untuk membuat koleksi baru.
- Startup daur ulang: seperti bank sampah digital yang menukar sampah dengan saldo e-wallet.
- Pertanian kota: limbah dapur organik diubah menjadi kompos untuk kebun komunitas.
- Industri makanan: restoran mengolah limbah sisa makanan menjadi pakan ternak atau pupuk.
- Produk biodegradable: kemasan berbahan dasar singkong, bambu, atau daun pisang yang mudah terurai di tanah.
Tidak hanya di sektor rumah tangga, industri skala besar kini juga mulai mendesain produknya agar lebih mudah diperbaiki, digunakan kembali, atau didaur ulang, menjadikannya bagian dari ekosistem ekonomi sirkular.
Baca juga: Mengapa Daur Ulang Penting untuk Lingkungan dan Ekonomi?
Kini kita tahu, apa yang dimaksud dengan ekonomi sirkular bukan sekadar teori ramah lingkungan. Ini adalah model masa depan yang mampu menjawab tantangan global sekaligus membuka peluang ekonomi baru yang efisien, inklusif, dan berkelanjutan.
Dengan mengadopsi prinsip 3R ekonomi sirkular, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan sistem industri, kita sedang membangun dunia yang lebih hijau—di mana setiap limbah memiliki nilai, dan bumi tetap lestari untuk generasi mendatang.
Yuk, mulai dari hal kecil di rumah. Karena perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.