Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pelangi Hanya Terdiri dari 7 Warna? Ini Penjelasannya!

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com
Pelangi
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Siapa bilang keajaiban hanya ada di cerita dongeng? Cobalah lihat langit setelah hujan reda—di sana sering muncul lengkungan warna-warni yang membuat siapa pun terpesona. Ya, pelangi.

Tapi tahukah kamu bahwa pelangi bukan hasil sihir? Fenomena ini sebenarnya adalah permainan dispersi cahaya, hasil interaksi antara sinar matahari dan tetesan hujan yang menghasilkan spektrum cahaya sesuai panjang gelombang.

Proses terjadinya pelangi

Dilansir dari How Stuff Works, pelangi terbentuk karena cahaya matahari yang mengenai tetesan air di atmosfer mengalami dispersi.

Saat cahaya masuk ke dalam tetes air, ia dibelokkan atau dibiaskan karena perbedaan indeks bias antara udara dan air.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Dispersi, Peristiwa Penguraian Cahaya Menjadi Warna-Warni

Kemudian, cahaya itu dipantulkan dari dalam tetesan, dan saat keluar, ia kembali dibelokkan. Pada momen inilah cahaya putih “pecah” menjadi berbagai warna berdasarkan panjang gelombangnya, proses yang disebut sebagai dispersi cahaya.

Setiap warna keluar pada sudut yang berbeda. Misalnya, cahaya merah sekitar 42 derajat, sementara ungu lebih kecil, sekitar 40 derajat.

Kombinasi sudut-sudut ini dari jutaan tetesan air menciptakan busur warna yang kita kenal sebagai pelangi.

Apa saja 7 warna pelangi?

Pelangi terdiri dari 7 warna utama yang selalu muncul dengan urutan yang sama.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, urutan ini sudah dikenalkan sejak zaman Isaac Newton, yang bahkan memasukkan warna nila agar jumlahnya cocok dengan tangga nada musik.

Baca juga: Hukum Gravitasi Newton

Nah, berikut adalah 7 warna pelangi dari luar ke dalam:

Warna-warna ini berasal dari panjang gelombang cahaya yang berbeda-beda, dan karena kita melihatnya dalam bentuk busur, urutannya pun tidak pernah berubah.

Bagaimana mata manusia bisa melihat warna pelangi?

Dilansir dari New Scientist, penglihatan warna kita bergantung pada tiga jenis sel kerucut di retina yang masing-masing peka terhadap warna merah, hijau, dan biru.

Tapi menariknya, otak kita tidak hanya menangkap warna satu per satu, melainkan memprosesnya menjadi kombinasi. Itulah kenapa kita bisa melihat spektrum cahaya dalam bentuk pelangi.

Baca juga: Karakteristik Sel Reseptor Batang pada Retina

Namun, menurut para ilmuwan, hanya empat warna dasar yang diproses secara psikologis oleh manusia: merah, kuning, hijau, dan biru. Warna seperti cyan dan oranye tampak terang karena dua sel kerucut menyala bersamaan.

Sementara itu, warna seperti ungu muncul karena pencampuran ujung spektrum merah dan biru.

Warna yang tidak ada pada pelangi

Meskipun pelangi tampak sangat berwarna, ternyata ada beberapa warna yang tidak ada pada pelangi, seperti cokelat, putih, hitam, abu-abu, dan merah muda. Kenapa bisa begitu?

Dilansir dari Science ABC, pelangi hanya menampilkan warna spektral, yaitu warna yang memiliki panjang gelombangnya sendiri.

Sementara warna seperti merah muda adalah hasil dari pencampuran dua warna spektral, misalnya merah dan biru.

Karena cahaya dalam pelangi tidak saling bertumpuk, maka warna campuran seperti ini tidak bisa muncul.

Baca juga: Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Hitam dan putih pun sama. Cahaya putih adalah gabungan dari semua warna cahaya, sedangkan hitam adalah kondisi tanpa cahaya.

Karena pelangi adalah hasil pemisahan cahaya, maka tidak mungkin ada warna putih atau hitam di dalamnya.

Sekarang kamu tahu bahwa pelangi tidak hanya indah untuk dilihat, tapi juga menyimpan pelajaran menarik tentang fisika cahaya dan optik. Lewat proses alami ini, kita bisa belajar bahwa dunia ini penuh keajaiban.

Jadi, ketika kamu bertanya, apa saja 7 warna pelangi atau bagaimana proses terjadinya pelangi, jawabannya selalu kembali ke satu hal: dispersi cahaya. Dan pelangi akan selalu menjadi bukti bahwa sains bisa seindah puisi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi