KOMPAS.com - Setiap tahun, di hari Minggu menjelang Paskah, gereja Katolik di seluruh dunia bahkan Indonesia dipenuhi umat dengan membawa daun palma atau palem.
Kebanyakan dari mereka membawanya dari rumah. Daun-daun itu diangkat tinggi saat imam memberkatinha, dan suasna misa terasa berbeda.
Khidmat, meriah, sekaligus menyentuh. Hari itu disebut Minggu Palma.
Apa sebenarnya arti Minggu Palma? Kenapa para umat Katolik membawa daun palma? Apa hubungannya dengan Paskah? Yuk, kita cari tahu.
Baca juga: Sejarah Paskah: Asal-usul hingga Maknanya
Asal-usul Minggu Palma
Melansir dari situs resmi Vatican.va, Minggu Palma mengenang peristiwa Yesus memasuki Kota Yerusalem, beberapa hari sebelum penyaliban-Nya.
Peristiwa tersebut tercatat dalam keempat injil, yaitu Matius 21:1-11, Markus 11:1-11, Lukas 19:28-44, dan Yohanes 12:12-19.
Yesus Kristus memasuki Kota Yerusalem dengan penuh kemuliaan. Umat menyambut-Nya dengan daun palma dan sorak "Hosana". Karena mereka percaya Yesus adalah Mesias yang mereka nantikan.
Seruan Hosana dalam bahasa Ibrani yang ditujukan kepada Yesus artinya "selamatkanlah" atau "tolonglah kami".
Peristiwa tercatat dalam Kitab Suci dan menjadi simbol besar dalam umat Katolik, bahwa Yesus datang sebagai Raja Damai.
Datang bukan dengan kuda perang seperti penguasa, tetapi dengan menunggangi keledai, lambang kerendahan hati.
Baca juga: Apa Itu Paskah?
Mengapa daun palma?
Merangkum dari buku Memahami Rabu Abu, Prapaskah, dan Minggu Palma (2017) karya I Marsana Windhu, tumbuhan palma banyak tumbuh di Israel dan negara lain, termasuk Indonesia.
Daun palma dipakai sebagai lambang kemenangan bagi para martir. Para martir adalah orang-orang yang mati suci karena mempertahankan iman akan Yesus.
Bagi umat Katolik, makna daun palma, yakni:
- Daun palma melambangkan kemenangan rohani, bahwa Yesus akan mengalahkan maut.
- Dalam tradisi gereja, daun palma yang diberkati pada hari Minggu Palma sering dibawa pulang untuk disimpan di rumah sebagai lambang perlindungan dan pengingat akan kerendahan hati Kristus.
- Setahun kemudian, daun-daun tersebut dibakar dan abunya digunakan dalam perayaan Rabu Abu, membuka masa Prapaskah berikutnya.
Tradisi Minggu Palma
Di Indonesia, perayaan Minggu Palma sangat hidup. Di kota-kota besar, proses daun palma biasanya digelar sebelum misa, diikuti umat dari berbagai usia.
Di beberapa daerah, Minggu Palma sering dirayakan dengan drama perjalan Yesus memasuki Kota Yerusalem atau proses yang menyentuh hati.
Umat dari berbagai latar belakang sosial ikut terlibat. Ini menunjukkan bahwa Minggu Palma adalah perayaan iman bersama, bukan hanya urusan pribadi.
Minggu Palma yang menjadi awal Pekan Suci merupakan Minggu terpenting dalam kehidupan umat Katolik yang berpuncak pada Paskah.
Baca juga: Sejarah Perayaan Paskah
Peristiwa ini mengajak umat untuk:
- Merenungkan arti pengorbanan
Yesus tidak hanya disambut, tapi juga ditolak dan disalibkan. Kita diingatkan bahwa hidup tidak hanya soal pujian, tapi juga kesetiaan dalam penderitaan.
- Melatih kerendahan hati
Dalam dunia yang penuh persaingan, Yesus datang tidak untuk menang sendiri, tapi untuk memberi diri. Ini menjadi inspirasi untuk hidup lebih rendah hati, lebih melayani.
- Menjalani iman dengan sadar
Minggu Palma bukan seremoni, tapi momen untuk memperbarui komitmen kita kepada Allah—bahwa kita ikut dalam jalan salib-Nya, bukan hanya dalam kemuliaan-Nya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.