Kompas.com - Puasa adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, selain puasa wajib yang dilaksanakan di bulan Ramadhan ada juga puasa sunnah.
Tiga di antaranya yang sering dilaksanakan umat Muslim yaitu puasa Syawal, ayyamul bidh, dan qadha Ramadhan.
Ketiganya memiliki waktu pelaksanaan, keutamaan, dan bacaan niat yang berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya!
Baca juga: Bolehkah Puasa Syawal Digabung dengan Senin Kamis? Ini Penjelasannya!
Puasa Syawal
Seperti namanya, puasa Syawal dilaksanakan pada bulan Syawal, yaitu bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah.
Hukum puasa Syawal yaitu sunnah muakkadah atau puasa yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Dilansir dari Buku Risalah Puasa (2021) karya Sultan Abdillah, puasa ini memiliki keutamaan yang luar biasa, yaitu memiliki pahala seakan berpuasa sepanjang tahun.
Baca juga: Puasa Syawal sampai Tanggal Berapa? Ini Niat dan Tata Caranya
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal maka ia seakan berpuasa sepanjang tahun,” hadits riwayat Muslim, Abud Daud, dan Tirmidzi.
Puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari setelah 1 Syawal dan diperbolehkan secara berurutan maupun tidak.
Tata cara melaksanakannya sama seperti puasa wajib Ramadhan atau puasa sunnah lainnya, yaitu membaca niat, dianjurkan sahur, dan melaksanakan puasa hingga terbenamnya matahari.
Baca juga: Durasi Puasa Syawal, Bolehkah Kurang Dari 6 Hari?
Selengkapnya, berikut bacaan niat puasa Syawal lengkap dengan latin dan artinya dalam Bahasa Indonesia:
Nawaitu shauma syahri syawwal sunnatan lillaahi ta’aala
Artinya: “Saya niat puasa bulan Syawal, sunnah karena Allah ta’ala.”
Puasa ayyamul bidh
Pernahkah kamu mendengar puasa ayyamul bidh? Ya, ini adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada pertengahan bulan, yaitu di tanggal 13, 14, dan 15.
Mengutip Buku Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunah Rekomendasi Rasulullah (2012) karya Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari, Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa tiga hari setiap bulan tersebut memiliki pahala yang luar biasa.
Yaitu kebaikannya dihitung sepuluh kali lipat dan nilainya sama seperti puasa sepanjang tahun.
Baca juga: Hukum Menggabungkan Puasa Syawal dengan Puasa Lainnya, Apakah Boleh?
“Berpuasalah selama tiga hari setiap bulan. Karena, sesungguhnya kebaikan pada hari itu dihitung sepuluh kali lipat dan nilainya sama seperti puasa sepanjag tahun,” hadits riwayat Muttafaq ‘Alaih.
Meski puasa ayyamul bidh termasuk puasa sunnah namun umat Islam tetap dianjurkan untuk melaksanakan sahur serta menyegerakan berbuka puasa.
Berikut bacaan niat yang dapat dibaca sebelum fajar tiba:
Nawaitu shouma ayyamil biidhi sunnatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Saya niat puasa hari-hari putih, sunnah karena Allah ta’ala.”
Baca juga: Puasa Syawal atau Qadha Ramadhan Dulu? Ini Jawabannya!
Puasa qadha Ramadhan
Puasa qadha Ramadhan adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena uzul syar’i sepeti haid, nifas, sakit, atau perjalanan jauh.
Pelaksanaan puasa ini dapat dilakukan mulai hari kedua bulan Syawal hingga sebelum Ramadhan berikutnya datang atau terakhir pada bulan Syaban
Jumlahnya sesuai dengan puasa Ramadhan yang ditinggalkan. Misalnya, jika tidak puasa selama enam hari maka melaksanakan qadha selama enam hari.
Inilah bacaan niat yang dapat dilafadzkan sebelum menjalankan puasa qadha Ramadhan:
Nawaitu shauma qhadin ‘an qadaai fardhu Ramadhaana lillaahi ta’alaa.
Artinya: “Aku niat puasa qadha Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Baca juga: 5 Keutamaan Puasa Syawal, Pahala Setahun Penuh Hanya dengan 6 Hari
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.