Kompas.com - Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan alam yang luar biasa, tidak hanya terkenal dengan keanekaragaman hayati namun juga jenis tanah yang sangat beragam.
Setiap jenis tanah memiliki ciri khas tersendiri yang sangat berpengaruh terhadap kesuburan, kemampuan menahan air, dan pemanfaatannya untuk pertanian maupun kegiatan lain.
Yuk, kita simak tujuh (7) jenis tanah yang ada di Indonesia beserta ciri-ciri, persebaran, dan manfaatnya melalui rincian di bawah ini!
Baca juga: Apa Itu Tanah Vulkanik? Tanah Hitam yang Subur dari Letusan Gunung Api
Tanah oxisol
Mengutip Buku Mengenal Karakteristik dan Jenis Tanah-tanah Pertanian di Indonesia (2023) karya Haidar Fari Aditya dan Fitri Wijayanti, tanah oxisol adalah tanah yang marginal atau tanah tua yang mengalami pelapukan tingkat lanjut yang menyebabkan mineral lapuknya berkurang.
Berikut ciri-ciri dari tanah oxisol:
- Memiliki horizon oksik
Horizon oksik yaitu horizon yang telah mengalami oksidasi ditandai dengan suffix “o” pada horizon B.
- Mengalami pelapukan
Tanah ini sudah mengalami pelapukan lanjut dan dapat ditemukan fraksi liat yang sangat tinggi di bawah tanah atau subsoil pada profil.
- Warna
Warna tanah ini merah hingga kuning dengan konsitensi gembur yang stabilitas agregatnya kuat dan unsur hara yang rendah akibat proses pencucian.
- Memiliki sedikit unsur hara
Tanah ini mengalami pelapukan lanjut, memiliki batas horizon yang tidak jelas, dan pH tanah yang relatif masam.
- Kurang subur
Tanah ini sebagian besar berada di daerah tropis yang mengandung banyak oksida besi (Fe) dan aluminium (Al) sehingga menjadi kurang subur.
Jenis tanah ini dapat ditemukan di Indonesia seperti di wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Umumnya tidak digunakan sebagai lahan pertanian namun masih dapat dimanfaatkan untuk ladang perkebunan pisang, kopi, kelapa sawit, dan nanas.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak, Apa Penyebabnya?
Tanah spodosol
Ini adalah tanah yang terbentuk karena adanya penimbunan Fe, Al-oksida, dan humus. Secara karakteristik, morfologi, dan fisik, tanah spodosol mudah dikenali dengan ciri-ciri khusus.
Ciri-ciri tanah spodosol yaitu terbentuk dari pasir atau lempung kasar, bersifat masam dan miskin unsur hara, tekstur kasar dan mudah kering, serta rentang kekeringan dan erosi.
Di Indonesia, persebaran tanah spodosol hanya mencapai 1,1 persen dari luas daratan atau seluruhnya diperkirakan sekitar 2.160.000 ha
Dapat dijumpai di dataran pantai hingga ketinggian di atas 1.500 meter di atas permukaan laut dengan total curah hujan tahunan rata-rata 1.000 hingga 3.000 milimeter.
Wilayah yang memiliki tanah spodosol di antaranya, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Namun jenis tanah ini tidak ditemukan di Nusa Tenggara Barat atau Nusa Tenggara timur yang memiliki iklim kering.
Tanah spodosol di Indonesia kerap digunakan sebagai hutan konservasi atau semak belukar. Jika digunakan sebagai lahan tanaman tahunan, hortikultura buah-buahan, dan tanaman hias dibutuhkan penanganan ekstra.
Baca juga: 8 Akibat Terjadinya Erosi Tanah: Kesuburan Hilang, Bencana Datang
Tanah vertisol
Ciri fisik tanah ini memiliki warna abu-abu gelap hingga kehitaman dengan tekstur liat serta terdapat rekahan secara periodik.
Pembentukan jenis tanah ini melalui proses pedoturbasi, atau pencampuran tanah lapisan atas dan bawah yang diakibatkan oleh konsisi basah dan kering yang disertai pembentukan rekahan-rekahan secara periodik.
Tanah vertisol memiliki prospek pemanfaatan yang cukup baik, namun terdapat kendala yang cukup serius dalam hal pengelolaannya.
Hal ini disebabkan oleh tingginya liat yang menyebabkan tanah ini sangat lekar jika basah dan keras ketika dalam keadaan kering.
Namun jika dilihat dari segi unsur hara, tanah ini memiliki kesuburan yang tinggi, pH antara 6-8,5, dan kapasitas mengikat air yang tinggi.
Jenis tanah ini juga terdapat di Indonesia dan tersebar sekitar 2.100.000 ha di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yaitu di Kota Ngawi dan Bojonegoro.
Baca juga: 4 Faktor Fisik yang Memengaruhi Sirkulasi Udara dalam Tanah
Tanah histosol
Disebut juga dengan tanah organosol atau lebih populer dengan nama tanah gambut. Ini adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi bahan organik, seperti sisa-sisa jaringan tumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu cukup lama.
Ciri yang paling umum pada tanah ini yaitu tingginya bahan organik lebih dari 30 persen dan memiliki tingkat pelapukan yang tinggi.
Unsur hara di lahan gambut matang relatif tinggi jika dibandingkan lahan lahan gambut mentah, di mana struktur gambut matang relatig lebih baik.
Tanah gambut di Indonesia tersebar di 15.400.000 ha, yaitu di wilayah Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Papua Barat, dan Papua.
Faktanya, jika memasuki musim kemarau tanah hisotol akan mudah mengalami kebakaran akibat keringnya bahan organik.
Bahkan saat mengalami kebakaran, ada tiga bagian yang terbakar, yaitu kebakaran tajuk, kebakaran permukaan, dan kebakaran bawah tanah, maka tak heran jika sangat sulit dipadamkan.
Baca juga: Penjelasan Proses Masuknya Air Tanah ke Dalam Buah Kelapa
Tanah Andosol
Tanah ini disebut juga dengan tanah vulkanik dengan ciri terbentuk dari pelapukan abu vulkanik, warna coklat keabu-abuan, sangat subur, kaya mineral dan unsur hara, serta struktur gembur dan porositas tinggi.
Andosol memiliki solum yang cukup tebal dan ciri fisiknya yaitu berwarna kelabu, hitam, hingga coklat tua dengan tekstur tanah relatif berdebu, agak gumpal dengan konsistensi gembur.
Persebaran tanah ini berada di wilayah dengan curah hujan tinggi yaitu 2.500 hingga 6.500 mm per tahun dan di lokasi bervariasi bahkan mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut.
Jenis tanah ini tersebar di sekitar gunung berapi aktif sebut saja di Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Contohnya di Dataran Tinggi Dieng dan lereng Gunung Merapi.
Manfaat tanah andoosol dapat digunakan untuk tanaman hortikultura seperti sayuran, kopi, dan teh.
Baca juga: Mengapa Negara-negara di Asia Tenggara Memiliki Tanah yang Subur?
Tanah aluvial
Nama lain tanah ini adalah tanah endapan dan memiliki perkembangan profil yang baik dengan warna keabu-abuan hingga kecoklatan.
Tanah ini terbentuk dari endapan lumpur sungai dengan tekstur halus, gembur, memiliki warna coklat muda hingga kelabu, dan sangat subur karena kaya akan unsur hara.
Ciri yang paling umum yaitu tekstur jenis tanah ini tergolong liat atau liat berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 50 persen.
Melansir Buku Budi Daya Kelapa Sawit di Berbagai Jaenis Lahan (2014) karya Sunarko, struktur tanahnya padat, keras, tidak berongga dan konsistensinya keras saat kering dan padat ketika lembap.
Tanah aluvial dapat ditemukan di seluruh Kepulauan Indonesia dengan luas sekitar 165 juta hektare dan tersebar di daerah datar, lembah, cekungan, dan sekitar aliran sungai.
Baca juga: Tujuan Mencangkul atau Membajak Tanah
Tanah glei humus
Sebutan lain tanah ini adalah tanah rawa atau marsh soil dan berasal dari endapan aluvial rawa. Ciri tanah ini teksturnya debu, namun tanpa struktur dengan konsistensi tidak melekat.
Karena bahan induknya berasal dari bahan endapan, maka kandungan unsur haranya relatif rendah sampai sedang.
Derajat keasaman atau pH tanah rawa umumnya agak asam, lapisan bawah adalah horizon glei yang teredukasi sempurna dengan warna kelabu kebiruan. Teksturnya liat hingga liat berpasir tanpa struktur dan konsistensinya melekat.
Jenis tanah glei humus dapat dijumpai di Indonesia pada dataran rendah yang berawa-rawa, seperti sepanjang Pantai Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Pantai Timur Sumatera, Pantai Pulau Sulawesi, Papua, dan Pantai Utara Pulau Jawa. Terdapat juga di areal yang sempit seperti di dataran tinggi di Sumatera Utara.
Jenis tanah di Indonesia sangat beragam dengan ciri khusus yang berbeda-beda. Maka pemahaman tentang karakteristik tanah di Indonesia ini sangat penting untuk pengelolaan lahan yang tepat, baik untuk pertanian, perkebunan, maupun konservasi lingkungan.
Baca juga: Mengapa Bakteri Rhizobium Leguminosarum dapat Menyuburkan Tanah?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.