Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Puisi Hari Pendidikan Nasional 2025 yang Menggugah Semangat Belajar

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi menulis puisi.
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Apakah sekolahmu turut serta dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini?

Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan Ki Hajar Dewantara, sang Bapak Pendidikan Nasional.

Di tahun 2025, momen ini kembali hadir untuk menggugah kesadaran kita tentang pentingnya pendidikan sebagai pilar kemajuan bangsa.

Salah satu cara yang unik dan penuh makna untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional 2025 adalah melalui pembacaan dan penulisan puisi Hari Pendidikan Nasional.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi ini bukan hanya memperindah suasana peringatan, tetapi juga menjadi medium ekspresi siswa, guru, dan seluruh insan pendidikan dalam menyampaikan rasa hormat, terima kasih, dan semangat perubahan.

Baca juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional, Mengenang Ki Hajar Dewantara dan Perjuangannya

Berikut adalah beberapa contoh puisi Hari Pendidikan Nasional untuk peringatan Hardiknas 2025!

1. "Bintang" karya Chairil Anwar

Chairil Anwar dalam buku Aku Ini Binatang Jalang (1949) menulis puisi tema pendidikan yang berjudul bintang sebagai berikut: 

Bintang

Aku mencintai kelasmu
Kamu membuatku 'tuk melihat
Bahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinya

Kamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandai
Kamu guru terbaik yang pernah ada
Aku tahu itu dari awal kita bertemu

Aku memperhatikan kata-katamu
Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, Kamu adalah bintang

 

2. "Pendekar Pendidikan Bangsa" karya EV. Sutarno, S.PAK.

EV. Sutarno dalam buku Renungan: Antologi Sayembara Puisi Guru (2015) menulis puisi pendidikan berjudul Pendekar Pendidikan Bangsa sebagai berikut: 

Pendekar PendidiKan Bangsa

 

Wahai sang guru, engkaulah pahlawan ilmu pengetahuan
yang mengolah adonan

Generasi bangsa yang hidup masa 353 tahun lalu, yang
penuh tantangan perjuangan masa penjajahan, dimana
rakyat Indonesia hidup tengah-tengah kemiskinan,
kebodohan, dan keterbelakangan oleh penjajah mental
impralisme yang serakah yang tidak mengtenal hak asasi
manusia sehingga pada 20 mei 1928 membangkitkan

insan anak muda terdidik untuk berjuang dengan tenaga,
jiwa dan darah, serta kecerdasan pendidikan dalam
organisasi untuk melawan dan mengusir penjajah yang
bercokol di bumi nusantara.

Engkau seorang ahli visi yang memiliki pandangan
terdepan sangat luas untuk meniadikan generasi anak
bangsa yang memiliki standar moral dan karakteryang
takutTuhan, yang telah membangkitkan, dan inspirasi
rakyat Indonesia dalam pembangunan manusia
seutuhnya demi mengejar ketertinggalan akibat
penjajahan yang berkepaniangan berakibat ditemukan
rakyat tidak bisa menulis, namanya sendiri ada 98% dari
jumlah penduduk yang ada setelah zaman kemerdekaan
di wilayah nusantara persada.

1. Menaruh jejak untuk seumur hidup untuk
mengajar dan mendidik generasi penerus
pemimpin bangsa berakar budaya bangsa
beraneka ragam karakter manusia di era
globalisasi dan teknologi yang canggih

2. Untuk mewujudkan cita-cita jangka panjang demi
menitipkan pahala yang kekal di surga
mengapliakslkan hidup sebagai teladan seorang
pemimpin yaog'berjiwa rendah hati dan pola
hidup yang sederhana tengah lingkungan terbatas
dan tertinggai di zaman informasi terbuka seperti
Umar Bakri sebagai pegawai yang jiwa rendah hati.

3. Seorang maha guru yang meniadi gardan terdepan
dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan,
bagaikan jendela buku yang membuka hati nurani
dan pikiran dalam pengetahuan untuk mengenali
potensi generasi bangsa meniadi tenaga ahli yang
siap pakai untuk mengeiola sumber daya aiam
dan sumber daya manusia yang mandiri demi
Indonesia lebih beradab, dan madani, amin...

Baca juga: 7 Contoh Teks Pidato Hari Pendidikan Nasional 2025 untuk Amanat Pembina Upacara Hardiknas

3. "Guruku" karya Sukarni

Sukarni dalam buku Kumpulan Puisi (2020), menulis puisi bertema pendidikan bejudul Guruku sebagai berikut: 

Guruku

 

Wahai guruku
Kau adalah pahlawan yang tak
mengharap balas
Kau pahlawan tanpa lencana
Karena itu, kau adalah pahlawan
tanpa tanda jasa

Kala aku mengabaikanmu
Kau tak mengeluh
Kala aku membantah
Kau tak menyerah

Bermacam nasehat kau berikan
Beraneka keterampilan kau
pahamkan
Berbagai ilmu kau ajarkan
Tentang warna, nama, kata, hingga
angka

Tiada kata yang pantas aku
ungkapkan
Kecuali terima kasih yang tak
terbatas
Atas semua jasamu
Yang kan kukenang sepanjang
hidupku

Aku ingin sepertimu, guru ...
Mengabdi untuk negeri tercinta
Mencerdaskan anak bangsa
Untuk memajukan peradaban

Terima kasih guru ...
Untuk teladan yang telah kau
tunjukkan
Akan selalu ku perhatikan
Dan kulakukan apa yang kau ajarkan

Baca juga: 50 Ucapan Hardiknas 2025 Penuh Semangat dan Motivasi di Hari Pendidikan Nasional 2 Mei

4. "Sekolahku" karya Sukarni

Sekolahku 

 

Kisah penting bermula dari
bangkumu
Yang terbaik melangkah melalui
tapak jalanmu
Gelak tawa maupun sendu yang hadir
Menjadi lembar pembuka tabir

Banyak teman di sekitar
Ada guru yang begitu sabar
Yang membimbing saat belajar
Agar pengetahuanku melebar

Kutekadkan hati tuk jadi nomor satu
Dalam segala kompetensi ilmu
Karena adalah harapanku
Tuk membahagiakan orang tuaku
Membanggakan guru
Menjunjung tinggi nama sekolahku

Tak ada jemu dalam menuntut ilmu
Jantungmu mendenyutkan cerita
Semangatmu mengucap cita - cita
Dan hadirmu menjadikan makna


Tak akan kusiakan waktu
Dengan bergumul pada hal yang tak perlu
Karena waktu tak sesingkat itu
Maka, ku tak kan mau menyesali

Dengan berbuat hal yang merugikan diri
Di sinilah kuhabiskan waktu
Tuk beride dan berguru
Bercanda riang dengan teman
Menjadi hal yang membahagiakan
Sekolahku ....kebanggaanku

 

5. "Ki Hajar Dewantara" karya A.K. Wardhani

Ki Hajar Dewantara

 

2 Mei engkau dilahirkan
Tanggal itu pula kami abadikan
sebagai hari Pendidikan Nasional
Karena jasamu,
Mengentaskan kebodohan
Memerangi penjajah dengan cahaya pengetahuan
Putra ningrat yang merakyat

Pengasingan tak mengentikan langkah
Serbuan kritik tajam kau arah
Jiwamu menahan amarah
Dalam doa dan tengadah
Dalam tulisan penuh amanah

Ki Hajar Dewantara… Ki Hajar Dewantara!
Pekik namamu harum kukenang selalu
Engkaulah pendiri Taman Siswa
Engkaulah pejuang Tiga serangkai

Teladanmu terlukis nyata penuh wibawa
Dalam perjuanganmu!
Dalam tulisanmu!
Dalam dedikasimu!
Semboyanmu akan selalu terpatri
Ing ngarsa sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tut Wuri handayani

Sumber: Puisi pilihan 1 jenjang sekolah dasar Disdikbud Kendal

 

6. "Nusantara Kutemukan Jiwanya: Buat Ki Hajar Dewantara" karya Sawali Tuhu Setya

Nusantara Kutemukan Jiwanya: Buat Ki Hajar Dewantara

 

Bak Mutiara di atas tumpukan loyang
Pancaran pamormu menembus lautan
dan karang
Aroma namamu telah tercatat dalam
prasasti dan sejarah
Nisanmu abadi sepanjang zaman dan
lintasan sejarah

Tinta emasmu menggetarkan nyali
colonial
Dikucilkan dan dinistakan sebagai
pecundang
Di kegelapan sonya ruri tanpa bintang

Bak Mutiara di atas tumpukan Loyang
Namamu terus mengabdi bersemayam
Dalam kubdangan kalbu pemburu
kebenaran

Aku berkelana, mengepakkan sayap
mimpi
Hingga ke tanah seberang
Kukerjar jejak pamormu yang hilang
Dalam kepungan badai dan gelombang
Terperangkap dalam kubangan labirin
Sunyi, gelap tanpa terang
Di tengah gelombang zaman yang
meradang
Slogan dan semboyan abadimu,

“ing ngarsa sung tuladha,
Ing madya mangun karsa.
Tut wuri handayani”
Tak lebih hanya tinggal tumpukan idiom
tanpa makna

Beradab-abad lamanya aku memburu
tanpa jeda
Menembus kabut dan mendung gelap di
cakrawala
Hampa …
Merana …
Kehilangan asa …
Aku lelah …
Mati suri …
Terjerembab di Taman Nusantara

Oh…
Tanpa tahu sebab yang pasti
Aku merasa damai dan bahagia
Di taman ini aku temukan jiwanya
Di Taman Nusantara
Aku bertemu Ki Hajar Dewantara
Tak perlu lagi berkelana
Tak perlu menggembara, menembus
kabut carkawala
Mengepakkan sayap mimpi sia-sia

Baca juga: Pedoman Hari Pendidikan Nasional 2025: Tema dan Logo Hardiknas 2 Mei

7. "Teratai" karya Sanusi Pane (1957)

Teratai 

 

Dalam kebun di tanah airku

Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai

Tiada terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia

Daun berseri, Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang

Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, o, teratai bahagia

Berseri di kebun Indonesia
Biarkan sedikit penjaga taman,

Biapun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat

Engkau turut menjaga jaman

Baca juga: 10 Daftar Pahlawan Wanita Indonesia: RA Kartini hingga Dewi Sartika

8. "Aku Anak Hebat" karya Amalia Najichah

Amalia Najichah dalam buku Surat dari Samudra Antologi Puisi Anak (2018), menulis puisi mengenang jasa Ki Hajar Dewantara dberjudul Aku Anak Hebat. 

Aku Anak Hebat

 

Aku anak hebat
Generasi penerus bangsa yang sehat
Karena tubuhku menyimpan beragam vitamin
Hasil kekayaan tanah yang subur dan air yang murni
Tanah air Indonesia

Aku anak hebat
Generasi penerus bangsa yang cerdas
Karena aku dididik dan dibina
oleh bapak dan ibu guru para insan cendekia
Titisan Ki Hajar Dewantara

Aku anak hebat
Generasi penerus bangsa yang pemberani
Karena jiwaku adalah jiwa dari para pahlawan
yang tak pernah gentar berjuang demi bangsa ini
bangsa Indonesia

Aku anak hebat
Generasi penerus bangsa yang istimewa
Karena di dalam dadaku terukir Pancasila
sebagai pedoman hidup dalam menghadapi dunia
Menjunjung tinggi martabat negaraku, Indonesia

Baca juga: 4 Contoh Puisi Kartini Penuh Makna untuk Peringatan Hari Kartini 2025

9. "Berangkat Sekolah" karya Raeditya Andung Susanto

Raeditya Andung Susanto dalam buku Surat dari Samudra Antologi Puisi Anak (2018), menulis puisi bertema semangat pendidikan berjudul berangkat sekolah. 

Berangkat Sekolah
Suara hujan mengetuk pintu rumahku
sejak subuh tadi
dingin masih enggan beranjak pergi
padahal sudah pukul enam pagi

Hujan bukanlah halangan untukku
menimba ilmu
aku tetap berangkat sekolah
dengan jas hujan kecil pemberian ayah

Meski sepatuku basah
itu bukan masalah
karena ilmu lebih berharga
daripada menunggu hujan itu reda

Baca juga: Sejarah Hari Kartini: Mengapa Diperingati Setiap 21 April?

10. "Menjemput Mimpi" karya Sri Penny Alifiyah Habiba

Sri Penny Alifiyah Habiba dalam buku Surat dari Samudra Antologi Puisi Anak (2018), menulis puisi bertema semangat pendidikan berjudul Menjemput Mimpi.

Menjemput Mimpi

 

Selamat pagi dunia
Hari ini
Kusambut pagi dengan harapan
Kuambil tas ranselku
Aku bergegas menuju sekolah
Mencari bekal unttik masa depan
Dengan segudang mimpi
Mimpiku suatu saat aku akan terbang bersama pesawat
Mimpiku suatu saat aku akan mengenakan baju doreng berselempang senapan
Mimpiku suatu saat aku akan mengenakan seragam polisi dengan peluit melingkar di tangan kananku
Mimpiku suatu saat aku akan membantu saudara-saudaraku yang kepayahan menahan sakit dari ujung kaki sampai ujung rambut


Dan masih banyak mimpi-mimpiku yang tak bisa aku lurai di sini
Ayo kawan belajar yang tekun agar kelak kita bisa mewujudkan mimpi-mimpi indah kita
Jangan hanya bermain saja tanpa arah
Mari kita belajar dengan sungguh agar terwujud mimpi dan cita kita 

Baca juga: Kartini dan Emansipasi: Mengapa Perjuangannya Tetap Relevan hingga Kini?

Melalui peringatan Hari Pendidikan Nasional, membaca atau menulis puisi menjadi cara reflektif untuk menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan, semangat belajar, dan penghormatan pada tokoh pendidikan. 

Dalam Puisi Hardiknas, kita bisa merasakan denyut perjuangan yang tak lekang oleh waktu. Dari puisi klasik seperti "Bintang" karya Chairil Anwar, hingga puisi kontemporer seperti "Aku Anak Hebat" karya Amalia Najichah.

Setiap bait menawarkan pesan mendalam, tentang dedikasi guru, semangat belajar, dan pentingnya karakter dalam membangun negeri.

Mari kita jadikan Hari Pendidikan Nasional 2025 lebih dari sekadar seremonial. Jadikanlah puisi sebagai jembatan nurani yang menghubungkan sejarah dengan masa depan. Sebab dari kata-kata, lahirlah kesadaran. Dan dari kesadaran, tumbuhlah perubahan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi