KOMPAS.com - Pernahkah kamu menyantap tape singkong yang manis dan lembut? Atau keju yang gurih dan kaya rasa? Tanpa kamu sadari, makanan tersebut merupakan hasil dari bioteknologi konvensional yang melibatkan agen biologis sebagai pemeran utamanya.
Agen biologis dalam bioteknologi konvensional ini tidak hanya membuat makanan lebih enak, tetapi juga lebih bergizi dan tahan lama.
Namun, apa yang dimaksud dengan agen biologis dalam bioteknologi?
Berikut adalah pengertian agen biologis dalam teknologi, jenis, dan juga contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari!
Baca juga: Pengertian Bioteknologi, Sejarah, dan Ciri-ciri Utamanya
Pengertian agen biologis dalam bioteknologi
Apa yang dimaksud dengan agen biologis? Agen biologis adalah makhluk hidup mikroskopis atau komponen biologis seperti bakteri, jamur, sel, dan enzim yang dimanfaatkan dalam proses bioteknologi untuk menghasilkan produk tertentu.
Menurut Ninda Vincia Quintari dalam Modul Bioteknologi (2021), istilah "bio" dalam bioteknologi mengacu pada agen hayati atau agen biologis seperti mikroorganisme, jaringan sel, atau enzim.
Bioteknologi sendiri merupakan teknologi berbasis biologi yang memanfaatkan proses seluler dan biomolekuler untuk menghasilkan produk atau layanan yang bermanfaat dalam berbagai bidang, mulai dari pangan, kesehatan, hingga lingkungan.
Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Bioteknologi
Jenis-jenis agen biologis dalam bioteknologi
Berikut adalah empat jenis utama agen biologis dalam bioteknologi konvensional yang biasa digunakan dalam proses fermentasi dan produksi:
1. BakteriBakteri telah digunakan sejak ribuan tahun lalu dalam berbagai produk fermentasi. Walaupun awalnya tidak disadari, masyarakat kuno telah memanfaatkan bakteri dalam pembuatan yoghurt, keju, dan fermentasi makanan lainnya.
Kini, bakteri juga digunakan dalam produksi antibiotik, pembersih lingkungan (bioremediasi), dan rekayasa genetika.
Contoh agen biologis dari golongan bakteri antara lain:
- Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus pada yoghurt
- Lactobacillus acidophilus pada mentega
- Lactococci dan Lactobacilli pada keju.
Baca juga: Konsep Kimia pada Susu yang Diubah Menjadi Keju
2. Jamur (ragi dan kapang)Menurut J.W. Bennett dalam Mycotechnology: The Role of Fungi in Biotechnology (1998), jamur memiliki peran vital dalam bioteknologi tradisional dan modern.
Ragi digunakan untuk membuat roti, bir, dan tape, sedangkan kapang digunakan dalam pembuatan tempe, kecap, dan oncom.
Contoh agen biologis tape adalah Saccharomyces cerevisiae, ragi yang memfermentasi karbohidrat dalam singkong hingga menghasilkan alkohol dan asam.
Contoh lainnya:
- Rhizopus sp. untuk tempe
- Aspergillus wentii untuk kecap
- Neurospora sitophila untuk oncom
- Saccharomyces carlsbergensis untuk bir
Baca juga: Jamur yang Digunakan untuk Pembuatan Tempe
3. Sel dan jaringanMenurut Onur Uysal dkk. dalam Cell and Tissue Culture: The Base of Biotechnology (2018), kultur sel dan jaringan dimanfaatkan dalam produksi antibodi, vaksin, enzim, hormon, hingga terapi sel dan pengembangan obat.
Teknik ini mendukung banyak riset modern, khususnya dalam bidang genetika dan pengobatan regeneratif.
4. EnzimEnzim adalah biokatalis yang mempercepat reaksi kimia dalam makhluk hidup. Dalam bioteknologi, enzim digunakan untuk memodifikasi bahan makanan, mempercepat proses fermentasi, memproduksi biofuel, hingga rekayasa genetika.
Baca juga: Rekayasa Genetik: Pengertian, Manfaat, dan Dampaknya
Karena itu, enzim menjadi agen biologis penting dalam berbagai industri, dari industri makanan hingga farmasi.
Contoh agen biologis dalam produk sehari-hari
Berikut ini beberapa contoh agen biologis yang digunakan dalam produk-produk makanan dan minuman fermentasi yang sering kita konsumsi:
Produk | Agen Biologis |
Tape | Saccharomyces cerevisae |
Keju | Lactococci, Lactobacilli, Streptococcus |
Tempe | Rhizopus sp. |
Kecap | Aspergillus wentii |
Oncom | Rhizopus sp., Neurospora sitophila |
Yoghurt | Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus |
Bir | Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces carlsbergensis |
Roti | Saccharomyces cerevisiae |
Nata de coco | Acetobacter xylinum |
Mentega | Lactobacillus acidophilus |
Baca juga: Dampak Buruk Bioteknologi di Bidang Pangan
Mengapa agen biologis penting dalam bioteknologi?
Penggunaan agen biologis dalam bioteknologi konvensional telah membantu manusia sejak zaman dahulu untuk meningkatkan kualitas hidup, bahkan sebelum ilmu mikrobiologi berkembang
. Agen-agen ini tidak hanya berperan dalam menciptakan makanan dan minuman, tetapi juga dalam pengembangan teknologi medis dan lingkungan.
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, pemanfaatan agen biologis juga berkembang ke arah yang lebih kompleks, termasuk dalam rekayasa genetika dan terapi sel.
Namun, nilai dari bioteknologi konvensional tetap relevan, terutama dalam mempertahankan teknik produksi alami, sehat, dan ramah lingkungan.
Baca juga: 10 Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern
Sehingga, agen biologis dalam bioteknologi konvensional seperti ragi, bakteri, kapang, dan enzim telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Apa yang dimaksud dengan agen biologis adalah organisme atau komponen biologis yang memungkinkan terjadinya proses fermentasi dan biotransformasi dalam produksi makanan, minuman, dan produk kesehatan.
Dengan mengenali agen biologis tape, agen bioteknologi keju, serta contoh agen biologis lainnya, kita jadi lebih memahami bahwa di balik makanan lezat yang kita nikmati, ada kerja keras dari mikroorganisme yang patut diapresiasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.