Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Panda adalah Karnivora, Lalu Kenapa Makan Bambu?

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com
Panda yang sedang memakan bambu
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com -  Jika kamu pernah melihat panda duduk santai sambil memegang sebatang bambu, mungkin kamu pernah bertanya-tanya, kenapa panda makan bambu?

Padahal, tubuhnya besar seperti beruang, dan memang secara ilmiah, panda memang bagian dari keluarga beruang atau Ursidae, kelompok hewan karnivora. Lalu, kenapa mereka memilih bambu sebagai makanan utama? Dan sejak kapan panda makan bambu?

Panda, yang awalnya karnivora, mulai makan bambu sekitar 2 juta tahun lalu akibat perubahan lingkungan, mutasi gen rasa umami, dan pengaruh molekul miRNA dalam bambu yang mengubah preferensi makannya.

Untuk lebih memahaminya, yuk kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa itu Karnivora?

Panda termasuk ke dalam keluarga beruang 

Panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) secara taksonomi tergolong dalam famili Ursidae, bersama beruang kutub dan beruang cokelat yang merupakan pemakan daging sejati.

Menurut Zhengsheng Xue, dkk dalam jurnal berjudul The Bamboo-Eating Giant Panda Harbors a Carnivore-Like Gut Microbiota, with Excessive Seasonal Variations (2015), usus panda dan mikrobiota di dalamnya masih menyerupai karnivora, bukan herbivora seperti sapi atau kambing.

Perut panda tidak memiliki bilik rumen atau struktur kompleks yang biasanya digunakan untuk mencerna tumbuhan berserat tinggi.

Bahkan, mikroba di usus mereka lebih efektif mencerna protein daripada serat tanaman. Fakta ini diperkuat oleh analisis feses panda yang masih menunjukkan banyak potongan bambu tidak tercerna.

Dengan kata lain, meskipun panda terlihat seperti herbivora, tubuh mereka sebenarnya belum sepenuhnya beradaptasi dengan pola makan tersebut.

Baca juga: Jenis-jenis Hewan Herbivora dan Contohnya

Sejak kapan panda makan bambu?

Menurut Jin C, dkk dalam The First Skull of the Earliest Giant Panda (2007), berdasarkan catatan fosil panda kuno dulunya adalah omnivora.

Sekitar 7 juta tahun yang lalu, nenek moyang panda masih mengonsumsi daging dan tumbuhan.

Namun, sekitar 2–2,4 juta tahun yang lalu, panda mulai mengadopsi pola makan herbivora, dengan bambu sebagai makanan utama.

Perubahan ini diyakini sebagai strategi bertahan hidup. Di tengah menurunnya populasi mangsa dan persaingan tinggi dengan predator lain, panda memilih bambu yang melimpah, tidak bersaing, dan tersedia sepanjang tahun.

Baca juga: Kenapa Bambu Disebut Tanaman dengan Pertumbuhan Paling Cepat?

Perubahan genetik membuat daging tidak menarik bagi panda

Peralihan panda menjadi pemakan bambu juga didukung oleh mutasi genetik.

Menurut Huabin Zhao, dkk dalam jurnal Pseudogenization of the Umami Taste Receptor Gene Tas1r1 in the Giant Panda Coincided with Its Dietary Switch to Bamboo (2010), panda kehilangan fungsi gen Tas1r1, yaitu gen reseptor rasa umami. Umami adalah rasa gurih yang membuat daging dan makanan berprotein terasa lezat.

Ketika gen ini menjadi tidak aktif (dalam proses yang disebut pseudogenisasi) panda kehilangan selera terhadap daging. Mereka tidak lagi merasa daging itu nikmat, sehingga perlahan menghindarinya.

Menurut perhitungan ilmiah tersebut, mutasi ini terjadi sekitar 4,2 juta tahun lalu, bertepatan dengan pergeseran pola makan panda menjadi pemakan bambu.

Menariknya, meskipun panda beralih ke bambu, hewan herbivora lain seperti sapi dan kuda masih mempertahankan gen umami yang aktif, menunjukkan bahwa kasus panda adalah fenomena unik dalam evolusi mamalia.

Baca juga: Mutasi Genetik: Pengertian, Penyebab, dan Contoh Nyata dalam Kehidupan

Molekul dalam bambu memengaruhi selera makan panda

Bukan hanya faktor genetik internal, bambu juga ikut ‘berperan’ dalam mengarahkan selera makan panda.

Menurut Helin Tan, dkk dalam Cross-Kingdom Regulation of Gene Expression in Giant Pandas via Plant-Derived miRNA (2025), ditemukan bahwa bambu mengandung molekul mikroRNA (miRNA) yang dapat masuk ke dalam tubuh panda melalui makanan.

MiRNA ini adalah molekul pengatur ekspresi gen lintas kerajaan (plant-to-animal) yang dapat mengatur nafsu makan, meredam rasa pahit, dan meningkatkan respons terhadap bau tumbuhan.

Setelah masuk melalui sistem pencernaan, molekul ini memengaruhi jalur metabolisme dopamin dan penciuman, membuat panda semakin suka dan ‘terikat’ pada bambu sebagai makanan sehari-hari.

Secara tidak langsung, bambu seolah-olah "membujuk" panda lewat jalur biologis agar tetap menjadikannya makanan utama.

Baca juga: 5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

Panda berevolusi jadi herbivora

Kini, meski panda masih memiliki anatomi karnivora, sekitar 99% dari makanan panda adalah bambu.

Mereka bisa menghabiskan hingga 12,5 kg bambu per hari dan mengunyahnya selama 12–14 jam sehari untuk mencukupi kebutuhan energi.

Namun, karena sistem pencernaan panda tidak mampu mencerna serat dengan baik, sebagian besar bambu tersebut hanya melewati saluran pencernaan mereka tanpa diserap sempurna.

Meski begitu, kebiasaan makan bambu tetap bertahan, karena bambu mudah diakses dan tersedia dalam jumlah besar di habitat alami panda.

Baca juga: Apakah Bekantan Hewan Herbivora? Ini Penjelasannya ....

Jadi, kenapa panda makan bambu padahal berasal dari keluarga karnivora? Jawabannya kompleks dan menarik.

Perubahan lingkungan, kompetisi makanan, mutasi genetik yang menghilangkan rasa daging, hingga pengaruh molekul dari bambu itu sendiri berperan dalam evolusi pola makan panda.

Dan sejak kapan panda makan bambu? Sekitar 2 juta tahun terakhir, panda telah menjadikan bambu sebagai makanan utamanya.

Kisah panda mengajarkan kita bahwa adaptasi hewan bukan selalu soal perubahan bentuk tubuh, tapi bisa juga perubahan perilaku dan selera yang dipengaruhi oleh faktor biologis dan lingkungan secara bersamaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi