Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lukisan Langit-Langit Kapel Sistina: Saksi Abadi Pemilihan Paus di Vatikan

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org/Jean-Christophe BENOIST
Lukisan langit-langit Kapel Sistina Karya Michaelangelo
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Tanggal 7 Mei 2025, seluruh mata dunia kembali tertuju pada Vatikan. Di tengah suasana sakral konklaf, ritual rahasia pemilihan Paus baru. Kapel Sistina, tempat diasakannya konklaf kembali menjadi sorotan utama.

Namun, tahukah kamu bahwa kapel ini menyimpan lebih dari sekadar sejarah spiritual? Di balik dindingnya yang megah, tersembunyi sebuah mahakarya seni yang tak ternilai: lukisan langit-langit Kapel Sistina.

Lukisan langit-langit Kapel Sistina adalah karya agung Michelangelo, sang pelukis Kapel Sistina yang mengubah wajah seni Renaisans selamanya.

Lukisan tersebut menggambarkan berbagai kisah dari Kitab Kejadian dalam Alkitab. Untuk lebih mengetahuinya, yuk simak penjelasan berikut ini!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Konklaf 7 Mei Dimulai, Begini Proses Konklaf Menentukan Paus Baru 2025

Apa itu Kapel Sistina

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, Kapel Sistina adalah bagian dari kompleks Istana Apostolik di Kota Vatikan.

Kapel Sistina dibangun antara tahun 1473 hingga 1481 oleh arsitek Giovanni dei Dolci atas perintah Paus Sixtus IV, nama yang kemudian diabadikan sebagai nama kapel ini.

Dari luar, bangunannya tampak sederhana, nyaris polos. Tapi di bagian dalam, dinding dan langit-langitnya menjadi kanvas bagi para maestro besar Renaisans.

Dua dinding samping kapel dihiasi oleh dua belas lukisan dinding (fresko) dari tahun 1481–1482 yang menggambarkan peristiwa penting dalam kehidupan Kristus dan Musa.

Nama-nama besar seperti Perugino, Botticelli, Ghirlandaio, hingga Pinturicchio berperan dalam proyek ini. Di atas fresko ini, antara jendela-jendela, terdapat lukisan para paus, sementara bagian bawah dinding biasanya ditutupi permadani indah rancangan Raphael.

Namun, puncak artistik sesungguhnya terletak di atas kepala: lukisan langit-langit Kapel Sistina, yang dikerjakan oleh Michelangelo.

Baca juga: Asap Hitam vs Asap Putih: Simbol Hasil Konklaf Pemilihan Paus Baru

Michaelangelo melukis langit-langit Kapel Sistina

Pada tahun 1508, Paus Julius II meminta Michelangelo, yang saat itu dikenal sebagai pematung, bukan pelukis, untuk menghias langit-langit kapel dengan dekorasi.

Awalnya sang Paus hanya menginginkan motif geometris sederhana dan potret dua belas rasul. Tapi Michelangelo menolak tawaran itu dan mengusulkan sesuatu yang jauh lebih ambisius: siklus kisah penciptaan dari Kitab Kejadian.

Dilansir dari The Collector,  eski awalnya menolak dan merasa tidak memiliki pengalaman sebagai pelukis fresko, Michelangelo akhirnya menyetujui proyek ini.

Ia merancang sendiri perancah kayu besar yang memungkinkan ia berdiri. Sehingga, ia tidak melukis atap Kapel Sistina dengan berbaring, seperti yang sering dipercayai publik.

Ia melukis sembari berdiri dan menonggak ke atas sambil mengangkat kuas selama berjam-jam, hari demi hari.

Diceritakan bahwa ia kerap mendapati cat menetes ke wajahnya, lehernya sakit karena mendongak, dan ia bahkan mengeluh kepada teman-temannya soal penderitaan fisik yang dialaminya.

Baca juga: Tradisi Perayaan Paus Baru: Dari Habemus Papam hingga Misa Perdana 

Sembilan panel utama lukisan langit-langit Kapel Sistina

Dilansir dari The Sistine Chapel, langit-langit Kapel Sistina membentang sepanjang 40 meter dan selebar 13 meter, membuatnya hampir seluas 500 meter persegi.

Di bagian tengah terdapat sembilan panel besar yang menjadi narasi utama dari kisah penciptaan menurut Kitab Kejadian. Urutannya dimulai dari altar dan terbaca mundur dari sudut pandang pengunjung:

  • Tuhan memisahkan terang dari kegelapan
  • Penciptaan matahari, bulan, dan planet-planet
  • Pemisahan daratan dan air
  • Penciptaan Adam
  • Penciptaan Hawa
  • Godaan dan pengusiran Adam & Hawa dari Surga
  • Pengorbanan Nuh (yang diduga juga bisa berarti pengorbanan Habel)
  • Banjir besar
  • Kemabukan Nuh

Menariknya, Michelangelo menempatkan penciptaan Hawa di tengah sebagai pusat simetri karya ini.

Sebuah keputusan yang oleh para sejarawan seni dianggap sebagai penghormatan kepada Perawan Maria, pelindung Kapel Sistina.

Baca juga: 12 Kandidat Paus Baru, Ini Nama yang Berpeluang Gantikan Paus Fransiskus

Para nabi, sibyl, leluhur kristus, dan ignudi

Dilansir dari World History Encyclopedia, di sepanjang sisi langit-langit, Michelangelo melukis tujuh nabi Israel (seperti Yunus, Yeremia, Yesaya, Zakharia) yang bergantian dengan lima sibyl.

Yaitu, peramal perempuan dari dunia pagan seperti Delphi, Cumae, dan Persia yang menurut tradisi Kristen juga meramalkan kedatangan Kristus.

Di lunette (panel setengah lingkaran) di atas jendela-jendela, Michelangelo melukis silsilah Kristus.

Sedangkan di empat sudut kapel, terdapat adegan dramatis seperti David dan Goliath, Judith dan Holofernes, dan Musa serta Ular Tembaga.

Unsur paling mencolok lainnya adalah kehadiran ignudi atau figura pria telanjang tanpa konteks religius langsung yang menunjukkan kecintaan Michelangelo terhadap keindahan anatomi manusia.

Mereka hadir sebagai penyeimbang estetika dan teknik dalam komposisi yang rumit.

Baca juga: Estetika Karya Seni: Fungsi, Manfaat, Aspek, dan Unsur-unsurnya

Teknik, warna, dan revolusi artistik lukisan Kapel Sistina

Bekerja dengan teknik fresko, Michelangelo harus mengecat langsung di atas plester basah, membuat warna menyatu dan tahan lama.

Ia menggunakan warna-warna cerah dalam bidang besar untuk memudahkan penglihatan dari lantai kapel.

Teknik foreshortening dan perspektif juga ia terapkan dengan cermat, memastikan setiap figur terlihat proporsional dan dramatis dari jarak pandang penonton.

Meski dikerjakan hanya dalam waktu empat tahun (1508–1512), hasil akhirnya menjadi revolusi dalam dunia seni Barat.

Begitu diresmikan, lukisan langit-langit Kapel Sistina langsung dianggap sebagai standar baru dalam seni monumental dan terus menginspirasi generasi seniman berikutnya.

Baca juga: Zaman Renaissance di Eropa: Perkembangan dan Tokohnya

Kini, saat konklaf pemilihan Paus baru berlangsung, ruang ini kembali menjadi saksi sejarah.

Para kardinal duduk di bawah karya yang tak hanya menunjukkan kejayaan seni Renaisans, tetapi juga mengandung refleksi mendalam tentang penciptaan, dosa, dan penebusan.

Lukisan Kapel Sistina adalah karya yang menembus batas zaman. Bagi para pengunjung modern, pengalaman menyaksikan langsung lukisan Michaelangelo Kapel Sistina adalah perjalanan spiritual dan visual sekaligus.

Kapel ini bukan hanya tempat ritual konklaf; ia adalah panggung di mana seni dan iman berbaur dalam simfoni abadi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi