Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru Ungkap Telinga Perempuan Lebih Tajam dari Laki-Laki, Kok Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com
Ilustrasi pendengaran laki-laki. Studi terbaru ungkap perempuan memiliki kepekaan telinga yang lebih tinggi daripada laki-laki.
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Pernah memanggil ayah, adik, atau suami berkali-kali tapi seperti tidak didengar? Rasanya bikin jengkel, ya. Tapi ternyata, hal ini bukan cuma soal perhatian atau sikap.

Ada faktor biologis yang membuat perempuan secara alami memiliki pendengaran lebih peka daripada laki-laki. Ini bukan mitos, melainkan temuan dari penelitian ilmiah terbaru.

Penelitian tersebut mengungkap bahwa perempuan memiliki pendengaran rata-rata dua desibel lebih tajam dari laki-laki yang dipengaruhi faktor biologis.

Untuk lebih memahami tentang mengapa perempuan memiliki pendengaran yang lebih peka, yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Fungsi Saraf Pendengaran dan Koklea Pada Telinga

Dilansir dari Science Alert, seiring bertambahnya usia pendengaran kita memang cenderung menurun, itu hal yang sudah banyak diketahui orang.

Tapi ternyata, ada faktor lain yang diam-diam ikut memengaruhi cara telinga kita merespons suara, dan faktor ini mungkin belum banyak disadari: jenis kelamin.

Ya, menurut studi terbaru, apakah kamu laki-laki atau perempuan bisa berpengaruh besar terhadap seberapa tajam kamu bisa mendengar suara di sekitarmu.

Pengertian koklea

Sebelum masuk ke pembahasan mengapa perempuan memiliki kepekaan telinga yang lebih tinggi, kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan koklea. 

Pendengaran manusia dimulai dari bagian kecil dalam telinga yang disebut koklea.

Menurut Patricia Balaresque, dkk dalam penelitian berjudul Sex and Environment Shape Cochlear Sensitivity in Human Populations Worldwide (2025), organ ini punya tugas penting: menangkap, memperkuat, dan mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak.

Koklea bisa dibilang sebagai jembatan utama antara suara di sekitar kita dan kemampuan otak untuk memahami dunia.

Baca juga: Koklea, Rumah Siput dalam Telinga

Penelitian tersebut dipimpin oleh Dr. Patricia Balaresque dari CRBE di Toulouse, sensitivitas koklea diukur melalui metode Emisi Otoakustik yang Ditimbulkan Sementara (TEOAE).

Yaitu, semacam respon telinga terhadap suara yang bisa direkam secara ilmiah.

Perempuan memiliki kepekaan telinga lebih tinggi

Hasilnya mengejutkan. Dari pengukuran terhadap 450 partisipan di 13 populasi global (termasuk Ekuador, Gabon, Afrika Selatan, Inggris, dan Uzbekistan), ditemukan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh lebih besar terhadap kepekaan pendengaran dibanding usia.

Secara rata-rata, perempuan memiliki sensitivitas pendengaran dua desibel lebih tinggi dibanding laki-laki.

Hal ini berlaku hampir di semua frekuensi, terutama di atas 2000 Hz. Artinya, suara bernada tinggi akan lebih mudah ditangkap oleh telinga perempuan.

Bukan hanya itu, telinga kanan juga ditemukan umumnya lebih sensitif daripada telinga kiri. Namun, efek jenis kelamin tetap yang paling dominan dalam hasil penelitian ini.

Baca juga: Pengertian Frekuensi dan Gelombang

Mengapa perempuan bisa lebih unggul dalam mendengar?

Meski hasilnya jelas, para peneliti masih menyelidiki alasan di balik pendengaran ekstra tajam pada perempuan.

Salah satu hipotesisnya adalah pengaruh paparan hormon saat dalam kandungan. Struktur koklea laki-laki dan perempuan memang sedikit berbeda, dan ini bisa menjelaskan perbedaan kemampuan mendengar sejak lahir.

Fakta menarik lainnya, perempuan juga unggul dalam tes persepsi suara dan pengolahan bahasa, yang menunjukkan bahwa otak mereka mungkin lebih efisien dalam memproses sinyal suara secara keseluruhan.

Namun, kepekaan tinggi ini bukan selalu hal yang positif. Dalam lingkungan bising, seperti perkotaan, pendengaran yang terlalu sensitif bisa berdampak negatif pada kesehatan, mulai dari gangguan tidur hingga peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Baca juga: Mengapa Polusi Suara Berbahaya bagi Manusia dan Hewan?

Lingkungan juga berperan besar dalam kemampuan mendengar

Dilansir dari University of Bath, selain faktor biologis seperti usia dan jenis kelamin, lingkungan tempat tinggal seseorang juga memengaruhi kepekaan pendengaran.

Mereka yang tinggal di hutan tropis cenderung memiliki sensitivitas lebih tinggi, sedangkan mereka yang tinggal di dataran tinggi justru menunjukkan sensitivitas yang lebih rendah.

Mengapa bisa begitu? Para peneliti menduga bahwa orang yang hidup di hutan terbiasa dengan suara-suara non-manusia, seperti kicauan burung, suara binatang liar, dan gerakan dedaunan.

Pendengaran yang tajam menjadi bekal penting untuk bertahan hidup. Sebaliknya, penduduk dataran tinggi mungkin mengalami perubahan karena tekanan udara lebih rendah, kurangnya suara, atau adaptasi terhadap oksigen yang lebih tipis.

Baca juga: Keragaman Hayati Hutan Tropis Kalimantan

Penduduk kota dan desa merespons suara secara berbeda

Penelitian juga menemukan perbedaan antara penduduk perkotaan dan pedesaan. Mereka yang tinggal di kota besar cenderung menunjukkan pergeseran ke frekuensi suara yang lebih tinggi.

Dugaan sementara, hal ini karena kebisingan lalu lintas dan suara mesin yang terus-menerus hadir, membuat telinga harus menyaring suara-suara bernada rendah.

Sementara itu, penduduk pedesaan punya “paparan suara” yang lebih alami dan seimbang, sehingga pendengarannya tidak mengalami pergeseran yang sama.

Baca juga: Sosiologi Pedesaan: Pengertian dan Ciri-cirinya

Penelitian ini membuka wawasan baru tentang bagaimana jenis kelamin dan lingkungan membentuk sistem pendengaran kita.

Ini juga menunjukkan bahwa variasi pendengaran manusia tidak hanya dipengaruhi oleh usia atau kebisingan, tapi juga oleh faktor-faktor yang jauh lebih kompleks dan mendalam.

Dengan memahami hal ini, kita bisa mulai melihat gangguan pendengaran dan sensitivitas suara secara lebih personal.

Dan lain kali kamu merasa suaramu diabaikan, ingatlah mungkin bukan karena mereka tidak peduli. Tetapi karena mereka secara biologis memang tidak setajam kamu dalam mendengar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi