Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Fakta Menarik Konklaf 7 Mei 2025: Dari Asap Putih hingga Jumlah Kardinal

Baca di App
Lihat Foto
AFP/GABRIEL BOUYS
Para kardinal saat menghadiri misa di Basilika Santo Petrus sebelum melakukan konklaf pada 12 Maret 2013. Setelah Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025), akan diadakan konklaf lagi untuk memilih paus baru.
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com -Tanggal 7 Mei 2025 menandai momen yang sangat dinanti oleh umat Katolik sedunia: konklaf pemilihan Paus baru resmi dimulai.

Di balik dinding yang dihiasi lukisan-lukisan megah Michelangelo, Kapel Sistina kembali menjadi saksi bisu siapa yang akan menjadi penerus Takhta Suci setelah wafatnya Paus Fransiskus pada April lalu.

Namun tahukah kamu bahwa proses konklaf ini sangat kompleks dan sarat sejarah daripada yang terlihat dari luar?

Berikut 11 fakta konklaf yang membuktikan betapa sakral dan dramatisnya momen pemilihan pemimpin umat Katolik sedunia ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tradisi Konklaf: Menanti Paus Baru 

1. Jumlah peserta konklaf 2025 melampaui batas tradisional

Dilansir dari The College of Cardinals Report, menurut aturan yang ditetapkan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1970.

Jumlah peserta konklaf seharusnya tidak melebihi 120 kardinal pemilih, dan hanya mereka yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak memberikan suara.

Namun pada konklaf 7 Mei ini, tercatat ada 133 kardinal yang ikut serta, kembali melampaui batas yang ditetapkan.

Meskipun ini bukan yang pertama, jumlah ini tetap mencolok. Sebagai perbandingan, pada konklaf 2005 yang memilih Paus Benediktus XVI, jumlah kardinal mencapai 183, meskipun hanya 117 yang memiliki hak suara.

Baca juga: 12 Kandidat Paus Baru, Ini Nama yang Berpeluang Gantikan Paus Fransiskus

2. Konklaf ke-76 sejak abad ke-13

Konklaf pemilihan Paus baru 2025 ini menjadi yang ke-76 sejak format resmi konklaf ditetapkan oleh Paus Gregorius X pada tahun 1274.

Konklaf pertama yang berlangsung dalam bentuk seperti sekarang terjadi di Arezzo, Tuscany, pada 1276, dan menghasilkan Paus Inocentius V.

Sistem ini lahir dari pengalaman pahit Gereja: pemilihan Paus yang bisa berlangsung sangat lama.

3. Konklaf terlama berlangsung hampir tiga tahun

Bayangkan sebuah pemilihan yang berlangsung lebih dari dua tahun. Itu pernah terjadi!

Dilansir dari History, pada abad ke-13, para kardinal yang berkumpul di kota Viterbo butuh dua tahun sembilan bulan untuk memilih pengganti Paus Klemens IV.

Warga kota yang geram bahkan mencopot atap gedung tempat para kardinal bermusyawarah.

Inilah yang mendorong Paus Gregorius X membuat sistem konklaf modern, yang mengurung para kardinal hingga mereka mencapai keputusan. Sejak abad ke-19, tak ada konklaf yang berlangsung lebih dari seminggu.

Baca juga: Bagaimana Proses Konklaf Memilih Paus Baru? Tradisi, Ritual, dan Maknanya

4. Konklaf tercepat hanya berlangsung beberapa jam

Tak semua konklaf berlangsung lama. Pada 1503, setelah wafatnya Paus Pius III yang hanya menjabat selama 26 hari.

Konklaf untuk memilih penggantinya hanya berlangsung beberapa jam. Kardinal Giuliano della Rovere terpilih dan menjadi Paus Julius II, yang dikenal membangun ulang Basilika Santo Petrus dan mendirikan Garda Swiss.

5.  Konklaf dijalankan dalam kerahasiaan mutlak

Selama proses konklaf pemilihan Paus, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam Kapel Sistina.

Dilansir dari Vatican News, semua peserta baik kardinal maupun petugas non-klerus seperti staf medis atau pekerja rumah tangga, bersumpah untuk tidak membocorkan apa pun di bawah hukuman ekskomunikasi otomatis (latae sententiae).

Vatikan juga menerapkan keamanan ekstrem: dari pelumpuh sinyal hingga larangan membawa perangkat elektronik apa pun. Dunia hanya bisa menebak-nebak, sambil menunggu sinyal dari cerobong asap.

Baca juga: Asap Hitam vs Asap Putih: Simbol Hasil Konklaf Pemilihan Paus Baru

6. Asap putih konklaf dan asap hitam sebagai penanda hasil pemilihan

Tak ada siaran langsung dari dalam kapel, tetapi dunia menantikan satu hal: asap putih konklaf. Jika muncul, itu artinya seorang Paus baru telah terpilih.

Jika tidak, maka asap hitam akan keluar, menandakan bahwa suara belum mencapai dua pertiga mayoritas.

Untuk menghasilkan warna tersebut, surat suara dibakar dengan campuran kimia khusus.

Asap putih dihasilkan dari pembakaran kertas yang dicampur kalium klorat, laktosa, dan resin kloroform. Sementara asap hitam berasal dari campuran kalium perklorat, antrasena, dan sulfur.

7. Kapel Sistina bukan satu-satunya tempat konklaf dalam sejarah

Dilansir dari Time Magazine, meskipun sejak 1878 semua konklaf dilakukan di Kapel Sistina, tempat ini bukanlah satu-satunya yang pernah digunakan.

Sebelum itu, pemilihan Paus bisa berlangsung di kota mana pun tempat Paus sebelumnya meninggal.

Misalnya, konklaf tahun 1314–1316 diadakan di Prancis, dan konklaf tahun 1417 berlangsung di Jerman. Bahkan konklaf pertama di Sistina sendiri baru terjadi pada 1492.

Baca juga: Lukisan Langit-Langit Kapel Sistina: Saksi Abadi Pemilihan Paus di Vatikan

8. Konklaf turut mendorong lonjakan pariwisata ke roma

Pemilihan Paus bukan hanya peristiwa keagamaan, tapi juga magnet wisata global.

Dilansir dari Forbes, setelah wafatnya Paus Fransiskus, pencarian tiket ke Roma di Expedia melonjak 345% dari AS dan lebih dari 1.000% dari Meksiko untuk tanggal 5–14 Mei.

St. Peter’s Square diprediksi akan segera dipenuhi umat dan turis yang ingin menjadi saksi saat Paus baru muncul untuk memberi berkat pertama dari balkon.

9. Paus baru tidak harus seorang kardinal

Meski jarang terjadi, Gereja Katolik tidak mewajibkan bahwa pemilihan Paus baru harus dari kalangan kardinal. Yang penting, pria tersebut adalah Katolik dan telah dibaptis.

Namun dalam praktiknya, hampir semua Paus dalam beberapa abad terakhir adalah kardinal. Paus terakhir yang bukan kardinal adalah Urbanus VI, yang terpilih pada tahun 1378.

Baca juga: Profil Paus Fransiskus: Pemimpin Humanis yang Menyuarakan Perdamaian

10. Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak suara

Dari total 252 kardinal aktif di seluruh dunia, hanya 135 yang berusia di bawah 80 dan memenuhi syarat untuk memberikan suara.

Dalam konklaf 2025, 133 kardinal dipastikan akan berpartisipasi, jumlah yang cukup besar, meskipun sedikit di bawah angka maksimal.

11. Menjadi inspirasi bagi budaya populer

Ritual rahasia konklaf pemilihan Paus telah menjadi inspirasi bagi banyak film dan novel.

Salah satunya adalah film Conclave (2024), adaptasi dari novel Robert Harris, yang meraih penghargaan Oscar untuk Skenario Adaptasi Terbaik dan mendapat pujian dari para teolog karena akurasi prosesnya.

Sementara itu, film The Two Popes (2019) juga mengalami lonjakan penonton sebesar 417% setelah wafatnya Paus Fransiskus.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Konklaf Kepausan? Metode Pemilihan Paus Baru

Kini dunia menanti detik-detik kemunculan asap putih konklaf. Apakah hasil konklaf akan cepat tercapai seperti pada 1503, atau harus melalui beberapa hari perundingan?

Yang pasti, pemilihan Paus baru 2025 menjadi bukti bahwa tradisi, iman, dan sejarah masih hidup dan terus berkembang di tengah dunia yang semakin digital.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi