Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Robert Francis Prevost, Paus Baru Umat Katolik

Baca di App
Lihat Foto
AFP/ALBERTO PIZZOLI
Robert Francis Prevost yang baru terpilih sebagai Paus Leo XIV menyapa para umat Katolik saat diperkenalkan di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025).
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Pada Kamis sore, 8 Mei 2025, langit Roma menjadi saksi momen bersejarah yang hanya terjadi beberapa dekade sekali.

Dari cerobong asap Kapel Sistina, asap putih konklaf akhirnya mengepul, tanda bahwa umat Katolik kini memiliki paus baru terpilih. Sontak, dunia bertanya: siapa paus terpilih 2025?

Paus terpilih 2025 adalah kardinal Robert Francis Prevost, seorang pemimpin Gereja berdarah Amerika dan Latin yang diangkat menjadi Paus Leo XIV. Ia menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025, dan menjadi paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik.

Untuk mengenal lebih dekat siapa Paus Leo XIV, yuk kita simak profilnya di bawah ini!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 11 Fakta Menarik Konklaf 7 Mei 2025: Dari Asap Putih hingga Jumlah Kardinal

Pemilihan yang berlangsung cepat

Konklaf ke-76, yang dimulai pada 7 Mei 2025, berlangsung cepat. Hanya dalam dua hari, 133 kardinal yang berkumpul di Vatikan mencapai suara mayoritas untuk memilih paus baru 2025.

Nama kardinal Robert Francis Prevost pun muncul sebagai sosok yang dipandang mampu meneruskan semangat kepemimpinan Gereja dalam era global saat ini.

Dilansir dari Time Magazine, begitu terpilih, Robert Francis Prevost muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan menyampaikan sapaan perdananya kepada 100.000 umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus: “Semoga damai menyertai kalian semua.”

Dengan bahasa Italia yang fasih, paus baru yang terilih ini menyampaikan visinya tentang Gereja yang bersatu dan membawa harapan di tengah dunia yang terpecah.

Baca juga: Profil Paus Fransiskus: Pemimpin Humanis yang Menyuarakan Perdamaian

Profil Robert Francis Prevost

Lahir di Chicago pada 14 September 1955, Robert Francis Prevost berasal dari keluarga berdarah campuran Prancis, Italia, dan Spanyol.

Ayahnya, Louis Marius Prevost, memiliki akar Prancis dan Italia, sementara ibunya, Mildred Martínez, berasal dari keturunan Spanyol. Ia adalah anak tengah dari tiga bersaudara.

Sejak muda, profil Robert Francis Prevost sudah menunjukkan panggilan religius.

Ia menempuh pendidikan di seminari Augustinian dan melanjutkan ke Universitas Villanova, meraih gelar matematika, lalu Magister Teologi. Pada 19 Juni 1982, ia ditahbiskan sebagai imam di Roma.

Tak lama kemudian, ia dikirim ke Peru sebagai misionaris. Inilah fase hidup yang kelak ia sebut sebagai pengalaman paling membentuk dalam kariernya.

Di Trujillo, ia tinggal selama lebih dari satu dekade, menjadi prior komunitas, dosen hukum kanon, hingga vikaris yudisial. Di tengah masyarakat miskin, ia mendirikan paroki dan memimpin pelayanan pastoral.

Baca juga: Apa Itu Uskup Emeritus? Mengenal Gelar dalam Gereja Katolik

Kiprah internasional dan jabatan penting di Vatikan

Dilansir dari Vatican News, pada 1999, Robert Francis Prevost kembali ke Amerika Serikat dan menjabat sebagai Prior Provinsi Augustinian di Chicago.

Dua setengah tahun kemudian, ia terpilih sebagai Prior Jenderal Ordo Santo Augustinus di Roma, dan melayani dua periode hingga 2013.

Pada 2014, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Chiclayo di Peru, dan menahbiskannya sebagai Uskup Tituler Sufar. Setahun kemudian, ia resmi menjadi Uskup Chiclayo, dan menjabat hingga 2023.

Pada 30 Januari 2023, ia diangkat sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup, salah satu posisi tertinggi di Vatikan.

Ia juga menjabat sebagai Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin. Tak lama, pada 30 September 2024, ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus dan diberi gelar Diakonat Santa Monika.

Baca juga: Asap Hitam vs Asap Putih: Simbol Hasil Konklaf Pemilihan Paus Baru

Selama menjabat di Vatikan, kardinal Robert Francis Prevost aktif dalam berbagai pertemuan penting Gereja.

Ia ikut serta dalam Sidang Umum Biasa ke-16 Sinode Para Uskup tentang sinodalitas tahun 2023 dan 2024. Ia juga menjadi anggota banyak departemen penting, termasuk Evangelisasi, Ajaran Iman, Hidup Bakti, dan lain-lain.

Pada Februari 2025, hanya dua bulan sebelum pemilihannya sebagai paus, ia diangkat sebagai anggota Ordo Uskup dan diberi gelar Gereja Suburbicarian Albano.

Tiga hari setelah itu, ia ikut merayakan misa besar di Vatikan dalam rangka Yubelium Angkatan Bersenjata yang dipimpin Paus Fransiskus.

Baca juga: Tradisi Perayaan Paus Baru: Dari Habemus Papam hingga Misa Perdana 

Pilihan nama yang penuh makna

Dilansir dari CNN, pilihan nama Paus Leo XIV tak lepas dari inspirasi tokoh besar sebelumnya, Paus Leo XIII, yang dikenal sebagai pembela kaum miskin dan pelopor doktrin sosial Katolik.

Ini mencerminkan komitmen Robert Francis Prevost terhadap keadilan sosial, migran, dan kelompok marjinal.

Sebagaimana dikutip oleh CNN, ia pernah berkata, "Saya masih menganggap diri saya seorang misionaris. Panggilan saya, seperti setiap orang Kristen, adalah mewartakan Injil di mana pun seseorang berada."

Pengamat Vatikan menyebutnya sebagai pemimpin yang moderat dan pemersatu. Ia sejalan dengan semangat reformasi Paus Fransiskus, namun memiliki pendekatan pastoralnya sendiri: tegas, inklusif, dan berakar pada pengalaman nyata bersama umat.

Baca juga: Apa Arti Asap Hitam dalam Konklaf Pemilihan Paus? Ini Maknanya!

Paus baru yang terpilih, Robert Francis Prevost, telah menunjukkan bahwa Gereja Katolik tengah membuka lembaran baru.

Dengan latar belakang internasional, pengalaman misi yang luas, dan dedikasi kuat pada nilai-nilai Injil, Paus Leo XIV diharapkan membawa Gereja semakin dekat dengan mereka yang berada di pinggiran masyarakat.

Asap putih konklaf bukan hanya tanda terpilihnya seorang paus. Ia adalah simbol harapan bahwa di tengah segala tantangan, masih memiliki pemimpin rohani yang membawa pesan damai dan kasih.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi