Kompas.com - Flower Moon atau Bulan Bunga aka menjadi salah satu fenomena langit yang memukau setiap bulan Mei tiba.
Memiliki sebutan nama yang indah, ternyata Flower Moon memiliki makna dan sejarah menarik untuk diketahui
Namun, mengapa disebut Flower Moon, dan bagaimana proses terjadinya bulan purnama yang hadir di bulan Mei tersebut? Yuk kita simak penjelasannya di bawah ini!
Baca juga: Konjungsi Bulan dan Jupiter 30 April 2025: Ini Cara Melihatnya!
Alasan disebut Flower Moon
Melansir Science NASA, nama Flower Moon berasal dari tradisi penamaan bulan purnama yang dilakukan oleh berbagai suku asli Amerika dan masyarakat agraris di masa lalu.
Bulan Mei dikenal dengan mekarnya bunga-bunga liar yang menghiasi alam, sehingga bulan purnama yang muncul pada bulan ini disebut dengan Flower Moon.
Adalah Almanak Petani Maine yang mulai menerbitkan nama-nama khusus tersebut untuk sebutan bulan purnama sejak tahun 1930-an.
Selain disebut dengan Bulan Bunga, bulan purnama Mei juga disebut dengan Corn Moon karena masuk musim penanaman jagung.
Bulan purnama bulan Mei bertepatan dengan Hari Raya Waisak, maka banyak juga yang menyebutnya Buddha Purnima atau Buddha Jayanti.
Fenomena Flower Moon merupakan fase bulan purnama yang terjadi saat posisi Bulan berada tepat berlawanan dengan Matahari, sehingga seluruh permukaan Bulan yang menghadap Bumi nampak terang sempurna.
Baca juga: Fenomena Bulan Baru 27 April 2025: Saat Bulan Menghilang dari Langit Malam
Jadwal Flower Moon 2025
Pada tahun ini, Flower Moon 2025 disebut dengan Micromoon atau bulan mikro karena terlihat lebih kecil dari biasanya.
Sebutan Micromoon adalah kebalikan dari Supermoon yang nampak sangat besar di langit malam. Istilah teknis untuk bulan mikro adalah bulan purnama apogee, atau Bulan berada di titik terjauh dari Bumi.
Melansir Buku Ilmu Dasar Astronomi karya Pandu Pribadi dan kawan-kawan, ketika bulan purnama apogee, ia berada di jarak 405.696 kilometer.
Flower Moon Mei 2025 akan mencapai puncak purnama pada tanggal 12 Mei 2025 sekitar sore hari Waktu Indonesia Barat (WIB) atau pukul 17.56 GMT.
Untuk dapat melihat fenomena bulan purnama Flower Moon dengan optimal disarankan mencari lokasi yang cerah, terbuka, menghadap ke arah timur, dan waktu terbaiknya setelah Matahari terbenam.
Tempat tinggi seperti bukit atau pantai yang menghadap ke cakrawala timur menjadi pilihan terbaik agar pemandangan tidak terhalang.
Baca juga: Gerhana Bulan 2025: Jadwal dan Proses Terjadinya
Sebutan-sebutan bulan purnama
Flower Moon hanyalah salah satu dari sekian banyak nama yang diberikan untuk bulan purnama setiap bulannya.
Nama-nama ini berasal dari tradisi suku asli Amerika, budaya agraris, dan pengamatan alam yang diwariskan secara turun-temurun.
Selengkapnya, berikut sebutan lain untuk bulan purnama sepanjang tahun di setiap bulan dikutip dari Royal Museum Greenwich:
- Januari: Wolf Moon
Disebut Wolf Moon karena memiliki makna lolongan serigala lapar yang meratapi kelangkaan makanan di tengah musim dingin. Nama lainnya yaitu Old Moon atau Ice Moon.
- Feburari: Snow Moon
Seperti namanya, cuaca bulan Februari biasanya dingin dan bersalju di Amerika Utara membuat bulan purnama ini disebut Snow Moon.
- Maret: Worm Moon
Ini adalah bulan di mana cacing tanag mulai muncul sebagai tanda musim semi akan segera tiba.
- April: Pink Moon
Penduduk asli Amerika Utara menyebut bulan purnama April dengan nama Pink Moon karena diambil dari nama spesies bunga liar yang mekar.
- Mei: Flower Moon
Banyak budaya yang menyebut bulan purnama Mei sebagai bulan bunga karena mekarnya bunga-bunga saat musim semi tiba.
- Juni: Strawbery Moon
Pada bulan Juni, wilayah Amerika Utara tengah menikmati panen stroberi, inilah yang membuat nama bulan purnama Juni menjadi Strawbery Moon.
- Juli: Buck Moon
Disebut demikian karena rusa jantan yang melepaskan tanduknya setiap tahun mulai menumbuhkan kembali pada bulan Juni.
- Agustus: Sturgeon Moon
Suku nelayan Amerika Utara menyebut bulan purnama Agustus sebagai bulan ikan sturgeon karena spesies tersebut muncul dalam jumlah banyak di bulan ini.
Baca juga: 8 Fase Bulan, Mengapa Bulan Terlihat Berbeda Setiap Malam?
- September: Full Corn Moon
Disebut sebagai bulan purnama jagung karena ketika memasuki September banyak ditemukan panen jagung di musim panas.
- Oktober: Hunter’s Moon
Setelah bulan panen, tibalah bulan pemburu yang disukai untuk berburu rusa dan rubah karena langit cerah sejak siang hingga malam hari.
- November: Beaver Moon
Disebut demikian, karena bulan November adalah bulan saat musim berang-berang aktif membangun sarang.
- Desember: Cold Moon
Adalah sebutan bulan purnama Desember karena musim dingin telah tiba, atau sering juga disebut dengan Oak Moon atau Long Night Moon.
Baca juga: Fenomena Bulan-Planet Tersenyum 25 April 2025, Apakah Terlihat di Indonesia?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.