Kompas.com - Gajah menjadi salah satu hewan paling mengagumkan di dunia, mulai dari ukurannya yang besar, kecerdasan yang tinggi, sifat sosial, hingga emosional yang membuat banyak orang terpesona.
Seperti salah satu kasus viral yang terjadi di Malaysia 11 Mei 2025 lalu, seekor induk gajah nampak merasakan kesedihan karena kehilangan anaknya.
Peristiwa ini kembali mengingatkan pada fenomena unik tentang emosi gajah dan cara mereka mengekspresikan kesedihan.
Lalu, benarkah saat air mata keluar, gajah benar-benar sedang merasakan kesedihan seperti manusia, dan bagaimana cara gajah berduka?
Yuk, kita pahami penjelasan di bawah ini!
Baca juga: Apakah Gajah Merupakan Ibu yang Baik? Ini 8 Faktanya yang Mengharukan
Gajah menangis bukan karena sedih
Jika kamu sering melihat gajah menangis, ternyata saat itu mamalia yang memiliki bobot mencapai 5 ton ini tidak sedang bersedih.
Meski gajah adalah makluk yang sangat emosional serta memiliki spektruk perasaan yang beragam, ia tidak mengeluarkan air mata saat bersedih.
Lalu, mengapa gajah bisa menangis? Melansir Why Animals Do The Things, air mata gajah keluar untuk menjaga mata agar tetap lembap.
Gajah juga menggunakan air mata untuk membersihkan kotoran atau debu yang menempel. Hal ini penting karena habitat alami gajah yang sering berdebu dan penuh partikel kecil yang mengganggu penglihatan.
Tidak seperti manusia, gajah tidak memiliki kelenjar lakrimal, saluran air mata, kanal air mata, maupun saluran pengalir air mata ke rongga hidung.
Maka, untuk mengeluarkan air mata, gajah menggunakan kelenjar lain di sekitar mata, terutama kelenjar kelopak mata ketiga atau membran niktitans dan kelenjar aksesori di sepanjang kelopak mata yang menghasilkan cairan berair bercampur lendir.
Selaput niktiasi inilah yang mudah bergerak dan berfungsi menyapu kornea, membersihkan kotoran, serta menyegarkan lapisan air mata.
Baca juga: Mengapa Gajah Tidak Memiliki Predator Alami?
Cara gajah berduka
Meski tidak mengeluarkan air mata, namun gajah tetap menunjukkan emosinya ketika sedang bahagia, berduka, bahkan setres.
Melansir AZ Animals, gajah menjalin hubungan ikatan sosial yang erat dengan teman-temannya, maka ketika salah satu dari mereka mati, mereka akan berperilaku seolah-olah sedang berduka atas kehilangan tersebut.
Bahkan pada sebuah Jurnal Unearthing Calf Burials Among Asian Elephants Elephas Maksimus Linneaus, 1758 (Mammalia: Proboscidea: Elephantidae) in Northern Bengal, India (2024) karya Parveen Kaswan dan Akashdeep Roy, saat anak gajah mati, para gajah lain menguburkannya, berteriak, dan mengaum keras di atas kuburan tersebut. Setelah sekitar 40 menit di kuburan, gajah-gajah tersebut pergi dan tidak pernah terlihat lagi.
Pada kasus lain, gajah juga akan menyentuh, membelai, mengendus, atau melingkarkan belalainya pada gajah lain yang telah tiada.
Perilaku ini bukan hanya sekadar reaksi instingtif melainkan bentuk empati dan emosional yang kuat antar anggota kelompok.
Baca juga: Apakah Gajah Bisa Berenang?
Ikatan sosial antar gajah
Ikatan sosial antar gajah sangat kuat dan kompleks. Mereka hidup dalam kelompok keluarga yang terdiri dari betina dan anak-anak, dipimpin oleh seekor induk betina yang disebut matriark.
Matriark memiliki peran penting dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan anggota kelompoknya. Ukuran kawanan gajah sangat bervariasi mulai dari 10 hingga lebih dari 100 dalam satu kelompok.
Gajah jantan akan tinggal bersama keluarga mereka hingga berusia sekitar 12-15 tahun, setelahnya ia akan membentuk kelompok kecil dengan gajah bujang lainnya.
Gajah memiliki ikatan yang kuat dengan anggota kelompoknya. Seperti ketika menemukan gajah yang mati, maka akan menyelidiki dengan belalainya, bersuara keras, hingga menguburkan.
Mamalia ini juga memiliki ingatan yang luar biasa, mereka dapat mengenali setiap anggota kawananya tidak hanya melalui penglihatan namun juga suara dan panggilan yang khas.
Anak gajah membentuk ikatan emosional langsung dengan induknya, bahkan sangat bergantung pada sang ibu.
Ketika waktunya tepat, induk gajah akan memperkenalkan anaknya kepada setiap gajah dalam kelompok, dan akan disambut dengan belaian, senandung lembut, dan suara gemuruh yang menenangkan.
Tak hanya induk gajah, namun seluruh anggota kelompok akan memberikan perhatian dan perawatan kepada anak gajah tersebut.
Baca juga: 13 Fakta Menarik Gajah: Ukuran, Masa Kehamilan, hingga Makanannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.