KOMPAS.com - Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa para nelayan selalu melaut saat malam dan kembali ke daratan di siang hari? Ternyata, kebiasaan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan hasil pemanfaatan dua fenomena alam yang luar biasa: angin darat dan angin laut.
Di balik tiupan angin yang terasa sejuk itu, terdapat sirkulasi udara kompleks yang dipengaruhi oleh panas matahari, suhu daratan, dan lautan.
Angin darat dan angin laut adalah aliran angin akibat perbedaan suhu darat dan laut yang membantu nelayan, memengaruhi cuaca, dan menjaga keseimbangan iklim pesisir.
Yuk, kita pelajari lebih dalam!
Baca juga: Energi Angin: Pengertian dan Manfaatnya bagi Kehidupan Manusia
Pengertian angin laut dan angin darat
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke daratan dan biasanya terjadi di siang hari.
Fenomena ini muncul karena daratan memanas lebih cepat dibanding lautan. Udara panas di atas daratan naik, menciptakan tekanan rendah yang kemudian menarik udara dingin dari laut.
Inilah yang membuat udara siang hari di pantai terasa sejuk meskipun matahari sedang terik.
Sebaliknya, angin darat terjadi di malam hari ketika daratan lebih cepat mendingin dibanding permukaan laut.
Udara yang lebih dingin dan berat di atas daratan bergerak menuju laut yang relatif lebih hangat, sehingga terciptalah angin yang bertiup dari daratan ke laut.
Fenomena inilah yang dimanfaatkan oleh nelayan untuk berlayar ke laut saat malam.
Baca juga: Apa itu Anemokori? Penyebaran Biji Tumbuhan dengan Bantuan Angin
Proses terjadinya angin laut
Proses terjadinya angin laut dimulai ketika sinar matahari memanaskan permukaan tanah lebih cepat daripada lautan.
Dilansir dari National Oceanic and Atmospheric Administration, hal ini terjadi karena air memiliki kapasitas panas yang besar, laut menyerap panas secara perlahan dan menyimpannya lebih lama.
Di sisi lain, daratan hanya menyerap panas di beberapa sentimeter bagian atas tanah, menyebabkan udara di atasnya cepat menjadi panas.
Udara panas dari daratan naik ke atas karena menjadi lebih ringan dan menciptakan area bertekanan rendah.
Udara laut yang lebih dingin dan padat terdorong masuk ke wilayah ini. Aliran dari laut ke darat inilah yang dikenal sebagai angin laut.
Angin ini biasanya membawa kelembapan, meningkatkan potensi terbentuknya awan dan hujan ringan di sore hari.
Baca juga: Kelembapan Udara: Pengertian, Faktor, dan Jenisnya
Proses terjadinya angin darat
Sementara itu, penyebab terjadinya angin darat berasal dari proses yang berkebalikan dengan angin laut.
Saat malam tiba, daratan kehilangan panas lebih cepat daripada laut. Akibatnya, udara di atas darat menjadi lebih dingin dan padat.
Udara ini kemudian mengalir ke laut yang masih hangat, menggantikan udara laut yang naik ke atmosfer.
Inilah jawaban dari pertanyaan, kenapa angin darat terjadi di malam hari. Karena perbedaan suhu malam hari antara darat dan laut, tercipta sirkulasi udara yang menyebabkan angin mengalir dari daratan ke lautan.
Namun, angin darat biasanya lebih lemah daripada angin laut karena malam hari cenderung menghambat pergerakan vertikal udara dan memperpendek jarak sirkulasi.
Baca juga: Penerapan Massa Jenis dalam Kehidupan Sehari-hari
Perbedaan angin darat dan angin laut
Untuk memahami lebih jelas, berikut adalah perbedaan angin darat dan angin laut dalam beberapa aspek:
Aspek | Angin Laut | Angin Darat |
Arah | Dari laut ke darat | Dari darat ke laut |
Waktu terjadi | Siang hari | Malam hari |
Suhu udara | Lebih sejuk | Lebih dingin di darat |
Kekuatan | Umumnya lebih kuat | Lebih lemah |
Pengaruh cuaca | Bisa memicu hujan lokal | Umumnya tidak menyebabkan hujan |
Dampak terhadap nelayan | Membantu kembali ke darat | Membantu berangkat ke laut |
Manfaat angin laut dalam kehidupan sehari-hari
Selain membantu nelayan kembali ke daratan, manfaat angin laut juga terasa dalam kehidupan masyarakat pesisir.
Udara dari laut membawa kelembapan dan suhu yang lebih rendah, yang membantu mengurangi panas berlebih di siang hari.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, angin laut bahkan membantu menyebarkan polutan ke arah selatan, meningkatkan kualitas udara secara lokal.
Tak hanya itu, sirkulasi angin laut juga mempengaruhi pembentukan awan dan badai petir, terutama di daerah tropis seperti Florida dan Selandia Baru.
Dalam kondisi tertentu, dua sistem angin laut dari arah berlawanan bisa bertabrakan dan menciptakan badai yang intens namun singkat.
Baca juga: Badai: Pengertian, Penyebab, Proses Terbentuk, dan Faktornya
Dampak dari angin laut dan angin darat terhadap cuaca dan lingkungan
Dampak dari angin laut terhadap cuaca cukup signifikan. Karena membawa udara lembap dari laut, angin laut dapat memicu hujan lokal di daratan, terutama pada sore hari.
Dilansir dari National Oceanic and Atmospheric Administration, dalam beberapa kasus, suhu udara bisa turun drastis setelah angin laut masuk ke wilayah tertentu, bahkan hingga 8–11°C.
Sementara itu, meskipun angin darat lebih lemah, ia tetap memainkan peran penting dalam mengatur keseimbangan suhu antara malam dan siang di wilayah pesisir.
Udara dingin dari daratan yang bergerak ke laut membantu menciptakan sirkulasi malam hari yang menjaga kestabilan tekanan atmosfer.
Baca juga: Urutan Lapisan Atmosfer Berdasarkan Temperaturnya
Sehingga, angin laut dan angin darat adalah dua fenomena alam yang tampak sederhana namun memiliki dampak besar pada kehidupan sehari-hari.
Dari nelayan yang melaut hingga perubahan cuaca lokal, angin darat dan angin laut menjadi bagian penting dalam sistem atmosfer pesisir.
Dengan memahami proses terjadinya angin laut dan angin darat, serta perbedaan angin darat dan angin laut, kita jadi lebih sadar betapa pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut dan darat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.