KOMPAS.com - Di tengah tren hidup sehat, beras shirataki jadi salah satu pilihan populer. Warnanya putih bening, teksturnya kenyal, dan rasanya cukup hambar, namun justru itulah daya tariknya.
Banyak orang menyukainya karena rendah kalori, bisa membantu menurunkan berat badan, dan cocok bagi penderita diabetes.
Tapi mungkin kamu penasaran: dari akar tanaman apakah beras shirataki diolah?
Beras shirataki adalah makanan rendah kalori yang terbuat dari akar tanaman konjac, menjawab pertanyaan dari akar tanaman apakah beras shirataki diolah, dengan kandungan glukomanan tinggi yang bermanfaat bagi diet dan kesehatan.
Mari kita gali lebih dalam asal-usul dan manfaat “nasi rendah kalori” ini.
Baca juga: Mengatur Perencanaan Pola Makan dengan Menghitung Kebutuhan Kalori
Apa itu beras shirataki?
Sebelum menjawab pertanyaan utama, yaitu dari akar tanaman apakah beras shirataki, kita perlu tahu dulu apa sebenarnya makanan ini.
Beras shirataki adalah produk makanan yang berasal dari Jepang. Nama lainnya adalah ito-konnyaku, makanan tradisional yang telah lama dikonsumsi di negeri sakura.
Saat ini, shirataki tak hanya hadir dalam bentuk mie, tapi juga dalam bentuk bulir seperti nasi, yang kita kenal sebagai beras shirataki.
Menurut Dahlia Nurdini dan Sicilia Suharini dalam Substitusi Tepung Analog Beras Shirataki oleh Tepung terigu terhadap Daya Terima Cookies (2021), beras shirataki dikenal dengan kandungan kalorinya yang sangat rendah.
Dalam 100 gram shirataki, hanya terdapat sekitar 40 kkal. Selain itu, kandungan lainnya adalah:
- Protein: 1 gram
- Lemak: 1,5 gram
- Karbohidrat: 6 gram
- Serat pangan: 4 gram
Baca juga: 6 Alasan Mengapa Makanan Tinggi Serat Baik untuk Kita, Apa Saja?
Yang menjadikan beras ini istimewa adalah tingginya kandungan glukomanan, yaitu sejenis serat larut air yang membantu menekan rasa lapar, memperlambat penyerapan gula dalam darah, serta memperlancar pencernaan.
Dari akar tanaman apakah beras shirataki terbuat?
Sekarang kita masuk ke bagian menarik: beras shirataki terbuat dari akar tanaman konjac (Amorphophallus konjac).
Tanaman ini dikenal juga sebagai konnyaku di Jepang atau bunga lily voodoo di beberapa wilayah lain.
Konjac merupakan tanaman umbi tahunan yang tumbuh di kawasan subtropis hingga tropis Asia Timur seperti Jepang, Tiongkok, Vietnam, dan bahkan Indonesia bagian selatan.
Bagian yang digunakan dalam pembuatan shirataki adalah umbinya, yang kaya akan pati dan bisa dimakan.
Menurut Rahmadian Noerlatiefah dalam Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Pembelian Beras Shirataki (2023), umbi ini mengandung glucomannan, serat alami yang menjadi bahan dasar utama shirataki.
Itulah sebabnya pertanyaan “dari akar tanaman apakah beras shirataki diolah” bisa dijawab dengan jelas: dari akar tanaman konjac.
Baca juga: Serat, Zat Makanan yang Dibutuhkan tetapi Tidak Dapat Dicerna
Apa itu tanaman konjac?
Konjac adalah tanaman dari famili Araceae, keluarga tanaman yang juga mencakup talas dan philodendron.
Dilansir dari Wisconsin Horticulture Division of Extension, ciri khasnya adalah:
- Memiliki umbi bulat besar yang dapat tumbuh hingga 50 pon (lebih dari 20 kg)
- Tangkai daunnya berbintik-bintik abu-abu merah muda dan hijau zaitun
- Daunnya lebar, terdiri dari banyak anak daun kecil yang membentuk struktur seperti payung
- Tanaman ini tumbuh hingga 4–6 kaki (1,2–1,8 meter) dan hanya menghasilkan satu daun besar per musim tanam.
Menariknya, umbi konjac akan menyusut saat daun tumbuh dan kemudian digantikan oleh umbi baru yang lebih besar.
Umbi inilah yang digunakan untuk memproduksi beras shirataki dan berbagai produk makanan lain seperti mi shirataki, jeli buah Asia, atau pengganti gelatin untuk vegan.
Baca juga: Mengapa Umbi Batang dapat Digunakan untuk Berkembang Biak?
Kandungan gizi dan manfaat shirataki untuk kesehatan
Salah satu alasan beras shirataki begitu digemari adalah karena kandungan nutrisinya yang ramah untuk diet dan kesehatan.
Glukomanan dari tumbuhan konjac sebagai kandungan utama memiliki banyak manfaat, di antaranya:
- Membantu menurunkan berat badan dengan cara memperpanjang rasa kenyang
- Menurunkan kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan glukosa
- Menurunkan kolesterol dengan membantu proses metabolisme lemak
- Melindungi tubuh dari gangguan metabolik, seperti sindrom metabolik dan penyakit jantung
Serat glukomanan juga berperan sebagai pengenyal alami, pembentuk tekstur, dan pengental dalam industri makanan.
Selain glukomanan, umbi konjac juga mengandung 5–10% protein serta 16 jenis asam amino, di antaranya 7 asam amino esensial yang penting untuk tubuh dan tidak bisa diproduksi sendiri.
Baca juga: Umbi Akar: Pengertian dan Contohnya
Tekstur dan rasa beras shirataki
Dari segi tampilan, beras shirataki tampak mirip nasi biasa namun dengan warna yang lebih putih bening.
Setelah dimasak, teksturnya cenderung kenyal dan agak kenyal kaku, sangat berbeda dengan nasi putih yang pulen.
Rasanya cenderung netral atau hambar, sehingga mudah dikombinasikan dengan berbagai jenis lauk atau bumbu.
Bagi yang belum terbiasa, teksturnya bisa terasa aneh. Tapi justru itulah yang membuat shirataki istimewa, kenyang lebih lama, kalori lebih rendah, dan tetap bisa menikmati “nasi” tanpa khawatir berlebihan asupan karbohidrat.
Baca juga: Apakah Karbohidrat Membuat Gemuk? Simak Penjelasannya Di Sini
Jadi, kembali ke pertanyaan utama: dari akar tanaman apakah beras shirataki diolah? Jawabannya adalah dari akar tanaman konjac, tanaman umbi asal Asia Timur yang telah digunakan selama ratusan tahun sebagai sumber makanan fungsional.
Beras shirataki adalah hasil olahan tradisional negara Jepang dari bahan alami yang sarat manfaat.
Dengan kandungan glukomanan yang tinggi dan kalori yang sangat rendah, shirataki bukan sekadar tren diet, tetapi bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.