Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kertas Lakmus Biru Berubah Merah? Tanda Larutan Bersifat Asam

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org
Kertas lakmus merah dan biru
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Pernahkah kamu melakukan percobaan sains di sekolah dan menyaksikan sendiri ketika selembar kertas lakmus biru berubah menjadi merah setelah dicelupkan ke dalam suatu larutan?

Jika ya, maka kamu baru saja menyaksikan salah satu eksperimen paling klasik untuk mendeteksi apakah suatu zat bersifat asam atau basa.

Eksperimen ini sederhana, tapi menyimpan pengetahuan yang kaya akan kimia dasar.

Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa itu kertas lakmus, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa ia masih digunakan hingga sekarang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Daftar Nama Asam-Basa Kuat dan Asam-Basa Lemah

Apa itu kertas lakmus?

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, kertas lakmus adalah kertas khusus yang digunakan untuk menguji tingkat keasaman atau kebasaan sebuah larutan.

Lakmus sendiri merupakan campuran senyawa organik berwarna yang diekstrak dari beberapa spesies lumut kerak, seperti Lecanora tartarea dan Roccella tinctorum, yang banyak ditemukan di Belanda.

Ketika digunakan, kertas lakmus berubah merah dalam larutan asam dan menjadi biru dalam larutan basa.

Karena kemampuannya mendeteksi asam dan basa, kertas ini sering disebut indikator asam-basa paling klasik dan umum digunakan di laboratorium.

Baca juga: Syarat Zat sebagai Indikator Asam Basa

Sejarah lakmus

Siapa sangka bahwa kertas lakmus sudah digunakan sejak tahun 1300-an?

Alkemis Spanyol bernama Arnaldus de Villa Nova dipercaya sebagai salah satu pengguna pertama lakmus dalam eksperimen ilmiah.

Menariknya, kata “lakmus” berasal dari bahasa Norse kuno yang berarti “pewarna” atau “warna”.

Pada abad ke-16, pewarna biru pada kertas lakmus sudah mulai diekstraksi secara sistematis dari lumut kerak, dan sejak saat itu, kertas lakmus terus digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Bagaimana cara kerja kertas lakmus?

Menurut Masdania Zurairah, dkk dalam jurnal Pengenalan Sifat Asam Basa Bahan Makanan dengan Menggunakan pH Indikator dan Kertas Lakmus di Yayasan Layar Dakwah (2022), ada dua jenis kertas lakmus, masing-masing memiliki peran berbeda:

Baca juga: 3 Teori Asam Basa: Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis

Perubahan warna ini terjadi akibat reaksi kimia antara indikator lakmus dengan ion H⁺ atau OH⁻ dalam larutan.

Ini menunjukkan bahwa kertas lakmus biru menjadi merah merupakan reaksi khas ketika mendeteksi keasaman suatu zat.

Warna dan pH: petunjuk visual dari sifat larutan

Dilansir dari Thought Co. warna menjelaskan bahwa:

  • Kertas lakmus biru berubah menjadi merah pada pH di bawah 4,5 (artinya larutan bersifat asam).
  • Kertas lakmus merah berubah menjadi biru pada pH di atas 8,3 (menandakan larutan basa).
  • Jika kertas berubah ungu, ini berarti pH mendekati netral.

Tidak ada perubahan warna? Bisa jadi pH larutan berada dalam zona netral, atau cairannya bukan larutan berbasis air.

Perlu diingat bahwa kertas lakmus hanya bekerja dalam larutan air (berbasis air). Jadi, jika kamu mencelupkannya ke dalam minyak sayur, jangan berharap akan ada perubahan warna.

Baca juga: Perbedaan antara Lemak dan Minyak

Kelebihan dan kekurangan kertas lakmus

Salah satu alasan kenapa kertas lakmus masih digunakan secara luas adalah karena ia:

  • Hemat biaya
  • Portabel
  • Mudah digunakan
  • Hanya memerlukan sedikit larutan

Namun, ada beberapa kekurangannya:

  • Tidak memberi angka pH yang tepat (tidak seakurat pH meter atau indikator universal)
  • Bisa berubah warna karena reaksi non-asam-basa, seperti terkena gas klorin yang memutihkan warna lakmus biru (karena ion hipoklorit, bukan karena basa)

Indikator alternatif selain kertas lakmus

Selain kertas lakmus, ada beberapa jenis indikator lain yang bisa digunakan untuk mendeteksi asam dan basa, yaitu:

1. Indikator alami

Menurut Cita Indira dalam Pembuatan Indikator Asam Basa Karamunting (2015), kita bisa membuat sendiri indikator dari bahan sehari-hari, seperti:

  • Kol ungu
  • Kunyit
  • Kelopak bunga sepatu
  • Bunga bugenvil
  • Karamunting
  • Daun bayam merah

Indikator alami dari karamunting misalnya, dapat berubah warna sesuai tingkat keasaman karena kandungan pigmen ungunya.

Baca juga: Contoh Bahan Alam yang Merupakan Indikator Asam Basa

2. Indikator universal

Ini adalah kertas indikator yang bisa menunjukkan pH dari 1 sampai 14, dengan setiap angka pH memiliki warna yang berbeda. Cara menggunakannya mirip dengan kertas lakmus, tapi hasilnya lebih spesifik.

3. pH meter

Alat digital yang memberikan angka pH secara presisi. Cocok digunakan di laboratorium profesional atau penelitian yang memerlukan data akurat.

Meskipun sederhana, kertas lakmus tetap jadi pilihan utama untuk eksperimen kimia dasar. Ia mengajarkan kita bahwa ilmu pengetahuan bisa dimulai dari hal-hal kecil, bahkan dari selembar kertas.

Dan ya, kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah bila dimasukkan ke dalam larutan asam. Sebuah reaksi sederhana, tapi membawa pesan besar: bahwa sains bisa sangat mudah dipahami, asalkan kita tahu cara melihatnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi