Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spektrum Cahaya Tampak: Cahaya yang Membuat Dunia Penuh Warna

Baca di App
Lihat Foto
wikipedia.org/ Philip Ronan
Ilustrasi spektrum cahaya tampak
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Ketika kita melihat pelangi dan semua warna yang ada di dunia, kita sebenarnya sedang menyaksikan sesuatu yang luar biasa: spektrum cahaya tampak. Tapi, apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak sebenarnya?

Singkatnya, itu adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia.

Tapi jika kita gali lebih dalam, akan muncul fakta-fakta menarik yang akan mengubah cara kita melihat dunia. Yuk kita simak fakta dibalik spektrum cahaya tampak di bawah ini!

Baca juga: Jawaban dari Soal Cahaya Tampak Berikut yang Frekuensinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panjang gelombang dan frekuensi cahaya tampak

Dilansir dari Thought Co, spektrum cahaya tampak adalah rentang panjang gelombang cahaya antara sekitar 380 nanometer (nm) hingga 740 nm.

Dalam satuan frekuensi, frekuensi cahaya tampak berkisar antara 4 × 10¹⁴ hingga 8 × 10¹⁴ hertz (Hz).

Rentang ini terletak di antara spektrum inframerah (IR) dan ultraviolet (UV), dan hanya bagian inilah dari spektrum elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia.

Setiap panjang gelombang pada rentang ini dipersepsikan sebagai warna yang berbeda. Semakin pendek panjang gelombangnya, semakin tinggi frekuensinya dan semakin "dingin" warnanya di mata kita, seperti ungu dan biru.

Sebaliknya, panjang gelombang yang lebih panjang akan terlihat sebagai merah dan jingga.

Baca juga: Apa itu Panjang Gelombang?

Bagaimana mata melihat warna dari cahaya tampak

Mata manusia memiliki sel khusus yang disebut kerucut (cones), yang peka terhadap panjang gelombang tertentu di dalam spektrum cahaya tampak.

Tiga jenis sel kerucut di retina kita masing-masing peka terhadap cahaya merah, hijau, dan biru. Kombinasi sinyal dari ketiga jenis sel ini memungkinkan kita melihat seluruh spektrum warna.

Manusia melihat cahaya di ujung spektrum dengan panjang gelombang sekitar 740 nm sebagai merah, di tengah sebagai hijau, dan di ujung yang lebih pendek sekitar 380 nm sebagai ungu.

Apa saja spektrum cahaya tampak yang dimaksud di sini meliputi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Kombinasi di antara warna-warna tersebut menciptakan warna tambahan seperti magenta (campuran merah dan biru), cyan (campuran hijau dan biru), dan kuning (campuran merah dan hijau).

Baca juga: Mengapa Pelangi Hanya Terdiri dari 7 Warna? Ini Penjelasannya!

Warna bukan milik objek, tapi persepsi pikiran

Dilansir dari Live Science, objek sebenarnya tidak memiliki warna. Warna adalah hasil dari cahaya yang dipantulkan oleh objek dan kemudian diterjemahkan oleh otak kita.

Ketika kamu melihat apel merah, sebenarnya apel itu hanya memantulkan cahaya merah dan menyerap warna lainnya.

Itulah sebabnya cahaya tampak dan cara kita memprosesnya sangat penting dalam membentuk persepsi kita terhadap dunia.

Lebih menarik lagi, otak kita juga "mengisi celah" antara panjang gelombang dalam spektrum untuk menciptakan warna-warna seperti magenta atau ungu muda.

Bahkan warna seperti merah muda atau cokelat muda tidak benar-benar ada dalam spektrum cahaya murni, itu adalah hasil pengolahan sinyal oleh otak kita.

Baca juga: Karakteristik Sel Reseptor Batang pada Retina

Hewan juga melihat warna, tapi berbeda dari kita

Tidak semua makhluk hidup memiliki penglihatan seperti manusia.

Beberapa hewan memiliki jangkauan penglihatan yang bisa menangkap cahaya di luar spektrum cahaya tampak, seperti ultraviolet (UV) atau inframerah (IR).

Lebah, misalnya, bisa melihat cahaya ultraviolet, yang digunakan bunga untuk menunjukkan pola sebagai penarik penyerbuk.

Burung juga bisa melihat ultraviolet, bahkan memiliki tanda-tanda visual yang hanya terlihat di bawah cahaya UV.

Baca juga: 15 Fakta Unik Burung Hantu, Benarkah Bisa Memutar Kepala 360 Derajat?

Sebaliknya, sebagian besar hewan yang bisa melihat UV biasanya tidak bisa melihat IR.

Ini menunjukkan betapa bervariasinya cara penglihatan di dunia makhluk hidup, tergantung pada frekuensi cahaya yang dapat ditangkap oleh mata mereka.

Asal cahaya tampak: hadiah dari matahari

Dilansir dari NASA Science, Matahari adalah sumber utama gelombang cahaya tampak yang diterima bumi.

Meskipun memancarkan berbagai jenis gelombang elektromagnetik, cahaya tampak adalah yang paling intens dan paling banyak diterima oleh mata manusia.

Lapisan fotosfer Matahari menghasilkan cahaya tampak, sementara korona (lapisan terluar Matahari) terlalu redup untuk dilihat kecuali selama gerhana total.

Menariknya, warna cahaya yang dihasilkan oleh Matahari tergantung pada suhu permukaannya.

Dengan suhu sekitar 5.500°C, Matahari tampak kekuningan. Jika lebih dingin, warnanya cenderung merah; jika lebih panas, akan tampak kebiruan seperti bintang Rigel.

Baca juga: Apa Itu Suar Matahari? Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya untuk Bumi

Isaac Newton adalah orang pertama yang secara ilmiah menunjukkan bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna.

Pada tahun 1666, ia memancarkan sinar matahari melalui sebuah prisma dan melihat cahaya itu terurai menjadi spektrum warna pelangi.

Setiap warna dibiaskan dengan sudut yang berbeda tergantung pada panjang gelombangnya, dan dari situlah kita memahami konsep spektrum cahaya tampak seperti yang dikenal saat ini.

Sehingga, spektrum cahaya tampak adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang memungkinkan kita menikmati warna dalam hidup.

Dengan memahami frekuensi cahaya tampak, kita jadi tahu mengapa langit biru, daun hijau, dan api bisa berubah dari merah ke biru saat suhu meningkat.

Apa yang kita lihat setiap hari hanyalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik. Namun, melalui cahaya tampak, kita menangkap dunia dalam warna.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi