KOMPAS.com – Di antara berbagai cabang ilmu sosial, filsafat sering kali dipandang sebelah mata karena dianggap terlalu abstrak dan sulit dipahami.
Padahal, di balik sifatnya yang abstrak, filsafat justru mengajak kita berpikir secara logis dan kritis, lho!
Filsafat tidak hanya membahas soal logika atau etika, tetapi juga mencakup berbagai bidang lain salah satunya filsafat estetika.
Baca juga: Pengertian Estetika Menurut Ahli
Sejarah filsafat estetika
Melansir dari Encyclopaedia Britannica, istilah estetika pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten melalui karyanya berjudul Meditationes Philosophicae pada abad ke-18.
Sejak saat itu, estetika dikenal sebagai cabang filsafat yang mempelajari seni dan keindahan.
Sebelum istilah ini muncul, para filsuf klasik biasanya membahas keindahan dalam kerangka teologis atau kosmologis, bukan sebagai pendekatan otonom yang berdiri sendiri untuk membahas seni dan estetika.
Baca juga: Estetika Karya Seni: Fungsi, Manfaat, Aspek, dan Unsur-unsurnya
Pengertian estetika
Dalam filsafat, estetika adalah cabang ilmu yang mempelajari keindahan (the beauty), khususnya bagaimana suatu objek dapat dikatakan indah.
Filsafat estetika tidak hanya menilai bagus atau tidaknya sebuah objek, tetapi juga mencari makna dan nilai di balik keindahan tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan penting dalam filsafat estetika mencakup, apakah keindahan bersifat objektif atau subjektif? Apa peran seni dalam pengalaman manusia? Bagaimana manusia memberi makna pada keindahan?
Baca juga: Nilai Estetika: Pengertian dan Fungsinya
Estetika menurut para ahliSelain pengertian estetika secara umum, adapun pengertian estetika menurut para ahli sebagai berikut:
- Alexander Baumgarten
Menurut Baumgarten, estetika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keindahan dan pengalaman sensorial (perasaan atau persepsi indrawi).
- Plato
Estetika menurut plato tidak berpusat pada keindahan, melainkan pada hubungan antara seni, keindahan, kebenaran, dan moralitas.
- Aristoteles
Aristoteles mengungkapkan estetika berkaitan dengan pengalaman indrawi dan emosi manusia terhadap seni, khususnya dalam konteks tragedi, puisi, dan drama
- Immanuel Kent
Menurut Kent estetika bukan hanya tentang keindahan yang ditangkap indera tetapi, juga mengangkat jiwa dan budi manusia sampai kepada penemuan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Estetika: Pengertian, Konsep Nilai, dan Unsur
- Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Berdasarkan Bagi Hegel, estetika adalah kajian tentang keindahan dalam karya seni yang, menurutnya, merupakan bentuk tertinggi dari manifestasi Spirit Absolut (Absolute Spirit).
- Thomas Aquinas
Aquinas menilai keindahan sebagai sifat yang datang dari Tuhan dan dikaitkan dengan keteraturan, proporsi, dan keselarasan.
- Arthur Schopenhauer
Schopenhauer memandang seni sebagai cara untuk melampaui penderitaan duniawi dan mencapai kebebasan melalui pengalaman estetika yang murni.
Objek estetika
Dalam estetika, istilah objek dapat mengacu pada dua hal, yaitu:
- Objek material: benda nyata yang bisa dilihat atau disentuh.
- Objek intensional: persepsi atau makna yang terbentuk dalam pikiran ketika melihat objek tersebut.
Banyak filsuf menekankan bahwa pengalaman estetika lah yang paling penting, karena nilai keindahan muncul dari respons atau pemahaman manusia, bukan sekadar dari objek itu sendiri.
Keindahan bisa muncul dari karya seni, alam, busana, arsitektur, dan lainnya, tergantung bagaimana manusia memaknainya.
Baca juga: Faktor Estetika Produk Kerajinan
Fungsi estetika dalam kehidupan manusia
Estetika memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
- Membantu manusia memahami dan mengapresiasi keindahan di sekitarnya.
- Mengajak manusia berpikir tentang makna, nilai, dan emosi yang terkandung dalam suatu objek atau peristiwa.
- Menjadi wadah untuk mengekspresikan kreativitas dan keindahan, misalnya dalam penyajian makanan yang tidak hanya rapi tetapi juga menarik secara visual, sehingga memengaruhi selera makan.
Dengan demikian, estetika bukan hanya soal indah atau tidaknya suatu benda, tetapi juga soal bagaimana manusia memberi makna, merasakan, dan merespons keindahan tersebut.
Melalui filsafat estetika, kita diajak untuk lebih peka terhadap hal-hal kecil maupun besar yang ada di sekitar kita.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Filsuf? Menyelami Pemikiran Ahli Filsafat
Referensi:
- Arya Pageh, W. (2025). Animasi: Mengungkap Rahasia Estetika di Dunia Visual. Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar
- Nurgiansah, H. (2020). FILSAFAT PENDIDIKAN. Banyumas. CV. Pena Persada
- Magdalena, E., Natalia, D., Pranata, A., & Wijaya, N. J. (2022). Filsafat dan Estetika Menurut Arthur Schopenhauer. Clef : Jurnal Musik Dan Pendidikan Musik, 3(2), 61-77.
- Martin Suryajaya. 2016. Sejarah Estetika. Jakarta. Gang Kabel & Indie Book Corner
- Moses, R. (2017). Estetika dalam Pemikiran Immanuel Kant. Studia Philosophica et Theologica, 17(1), 80-93.