KOMPAS.com - Di balik nyalanya lampu dan lancarnya alat elektronik di rumah, ada sistem rumit dan panjang yang bekerja tanpa henti.
Listrik di rumah tidak muncul begitu saja, tapi melewati perjalanan jauh dan cermat mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi, hingga akhirnya sampai ke colokan yang kita pakai setiap hari.
Yuk, simak bagaimana listrik mengalir dari pembangkit listrik ke rumah kita dalam proses yang menakjubkan ini!
Pembangkit listrik
Menurut Syafriyudin dalam buku berjudul Transmisi Daya Listrik (2012), pembangunan pusat pembangkit listrik berkapasitas besar, seperti PLTA, PLTU, PLTG, atau PLTGU, membutuhkan berbagai persyaratan.
Apalagi lokasinya sering kali jauh dari pusat konsumsi listrik seperti kota-kota besar atau kawasan industri. Oleh karena itu, energi listrik harus disalurkan melalui sistem transmisi daya listrik.
Baca juga: Pembangkit Listrik: Pengertian, Proses, dan Jenisnya
Proses dimulai dari berbagai jenis pembangkit listrik, seperti:
- PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
- PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
- PLTG (Tenaga Gas)
- PLTGU (Gabungan Gas dan Uap)
- PLTP (Tenaga Panas Bumi)
- PLTD (Tenaga Diesel)
Di sinilah energi primer (air, uap, gas, panas bumi, atau solar) diubah menjadi energi listrik.
Transmisi: menyalurkan listrik bertegangan tinggi ke gardu induk
Setelah listrik dibangkitkan, tegangannya dinaikkan terlebih dahulu dengan transformator penaik tegangan agar efisien disalurkan dalam jarak jauh. Sistem ini dikenal sebagai transmisi daya listrik, yaitu proses mengalirkan listrik dari pembangkit ke gardu induk (GI).
Menurut Agung Nugroho dalam Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik dalam Upaya Penghematan Bahan Bakar Pembangkit dan Energi (2006), ada dua jenis saluran utama dalam sistem transmisi di Indonesia:
- SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) bertegangan 150 kV
- SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) bertegangan 500 kV
Baca juga: Transmisi Tenaga Listrik: Pengertian dan Jalurnya
Biasanya saluran ini berupa saluran udara karena biayanya lebih murah dibandingkan kabel bawah tanah. Namun saluran udara punya risiko lebih tinggi, seperti gangguan petir atau pohon tumbang.
Transmisi merupakan bagian penting dalam proses penyaluran listrik dari pembangkit listrik sampai ke rumah, karena tanpanya, suplai energi ke konsumen tak akan pernah sampai.
Gardu induk: menurunkan tegangan untuk distribusi
Setelah sampai di Gardu Induk, listrik diturunkan tegangannya dari 150/500 kV menjadi 20 kV, yang disebut sebagai tegangan distribusi primer.
Dari sini, listrik disalurkan melalui jaringan distribusi menengah untuk didistribusikan ke berbagai wilayah.
Gardu distribusi: mengubah tegangan jadi siap pakai di rumah
Tegangan 20 kV dari gardu induk kemudian diturunkan lagi menjadi 380/220 Volt di gardu distribusi (yang kadang berupa trafo tiang di dekat rumah kita).
Tegangan ini disebut tegangan rendah dan cocok untuk kebutuhan rumah tangga.
Listrik dari gardu distribusi mengalir melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) menuju Sambungan Rumah, kemudian masuk ke rumah melalui alat pembatas daya dan KWH meter.
Inilah titik akhir dari seluruh sistem dari pembangkit hingga colokan.
Baca juga: Trafo: Pengertian dan Cara Kerja
Pelanggan daya besar
Menariknya, tidak semua listrik disalurkan ke rumah melalui jalur tegangan rendah.
Pelanggan industri besar atau pusat perbelanjaan bisa langsung terhubung ke jaringan tegangan menengah (20 kV) atau bahkan tegangan tinggi tergantung kapasitas daya yang dibutuhkan.
Konsumsi listrik
Setelah melewati semua proses tadi, besar kecilnya konsumsi listrik di rumah tergantung pada perilaku pengguna.
Pemakaian alat elektronik, sistem pencahayaan, dan efisiensi peralatan rumah tangga akan menentukan jumlah listrik yang tercatat di KWH meter dan berpengaruh pada tagihan listrik bulanan.
Baca juga: Mencari Kuat Arus Keluaran pada Trafo
Sekarang kamu tahu bagaimana listrik mengalir dari pembangkit listrik ke rumah kita bukanlah proses sepele.
Dibutuhkan pembangkit besar, jaringan transmisi panjang, gardu tegangan, dan sistem distribusi yang luas agar listrik dapat dinikmati dengan nyaman dan aman.
Jadi, setiap kali kita mencolokkan charger ke colokan, kita sedang menikmati hasil dari proses teknis yang luar biasa rumit. Mari bijak menggunakan listrik, karena energi ini telah menempuh perjalanan panjang dari pembangkit hingga colokan!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.