KOMPAS.com - Saat mendengar kata "jerapah", kita langsung terbayang hewan tinggi berleher panjang yang anggun berjalan di padang savana.
Namun, selain lehernya yang ikonik, ada satu ciri-ciri jerapah yang tak kalah mencolok, yakni bulunya yang berbintik-bintik. Tapi mengapa jerapah memiliki bintik-bintik di tubuhnya?
Ternyata, pola bercak ini tidak hanya sekadar dekorasi, melainkan bagian dari sistem biologis yang sangat kompleks dan vital bagi kelangsungan hidupnya.
Bintik-bintik pada jerapah berfungsi untuk mengatur suhu tubuh melalui sistem pembuluh darah khusus, membantu kamuflase dari predator, dan merupakan ciri khas yang diwariskan secara genetik.
Berikut penjelasan lengkapnya!
Baca juga: Jerapah, Hewan Leher Panjang yang Terancam Punah
Menyalurkan darah hangat secara cepat dan efisien
Menurut studi yang dipublikasikan oleh Pursuit The University of Melbourne, Profesor Ian Taylor, menemukan bahwa bintik-bintik pada jerapah memiliki struktur pembuluh darah yang sangat unik.
Masing-masing bintik ternyata memiliki arteri pusat tunggal yang bercabang seperti kipas halus ke seluruh area bercak.
Cabang-cabang ini akan mengalirkan darah hangat dari dalam tubuh menuju ke permukaan kulit di sekitar bercak tersebut.
Yang lebih menakjubkan, di tepi setiap bercak terdapat pembuluh vena besar yang terhubung dengan vena dari bercak lain.
Arsitektur pembuluh darah ini memungkinkan pengaliran darah dalam volume tinggi secara cepat dan efisien, terutama untuk membantu pendinginan tubuh.
Sistem ini dikenal sebagai angiosom, yakni wilayah tubuh yang disuplai darah oleh arteri utama dan dikeringkan oleh vena tertentu, konsep yang juga digunakan dalam dunia bedah plastik rekonstruktif.
Baca juga: Mengenal Pembuluh Darah Nadi (Arteri) dan Balik (Vena)
Mengatur suhu tubuh dengan sistem “on-off” alami
Struktur pembuluh darah ini juga berfungsi sebagai pengatur suhu alami. Seperti dijelaskan Profesor Taylor, anatomi vaskular pada jerapah bekerja layaknya lampu lalu lintas, yang bisa "menyala" atau "mati" untuk melepas atau menahan panas.
Di siang hari yang terik, pembuluh darah terbuka untuk mengalirkan darah panas ke paru-paru, tempat paling efisien dalam mengeluarkan panas tubuh.
Sebaliknya, saat malam tiba dan suhu turun drastis, pembuluh-pembuluh ini menutup agar darah hangat tetap berada di sekitar otot dan organ vital, menjaga suhu tubuh tetap stabil.
Menariknya, sistem angiosom seunik ini tidak ditemukan pada hewan berbintik lainnya seperti zebra, anjing pemburu Afrika, atau jaguar.
Hanya jerapah yang memiliki pola sirkulasi darah yang menyesuaikan dengan pola bercaknya, menjadikannya sebagai fitur evolusi yang benar-benar khas dan mengesankan.
Baca juga: Apa itu Bintik Buta pada Mata?
Berfungsi sebagai kamuflase alami
Selain peran fisiologis, bintik-bintik jerapah juga berfungsi sebagai alat kamuflase.
Dilansir dari Live Science, pola bintik yang tidak beraturan itu membantu jerapah menyatu dengan lingkungan, terutama saat cahaya matahari menembus dedaunan dan ranting pepohonan sabana.
Pola ini memecah siluet tubuh jerapah, membuatnya sulit dikenali oleh predator, bahkan dari jarak dekat.
Lebih lanjut, bentuk bintik jerapah juga menyesuaikan dengan vegetasi di habitatnya. Sebuah studi bahkan menemukan bahwa bintik jerapah yang lebih besar dan bulat berkaitan dengan tingkat kelangsungan hidup anak jerapah yang lebih tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa kamuflase efektif sangat krusial untuk bertahan hidup. Tak hanya itu, pola bulu jerapah juga bisa diwariskan dari induk ke anak, yang menunjukkan pentingnya peran genetika dalam evolusi bintik tersebut.
Baca juga: Evolusi Jerapah Menurut Darwin
Kini kita tahu mengapa jerapah memiliki bintik-bintik, karena pola tersebut tidak hanya indah, tapi juga memiliki fungsi penting untuk sirkulasi darah, pengaturan suhu tubuh, dan perlindungan diri melalui kamuflase.
Jadi, di balik ciri-ciri jerapah yang tampak sederhana ini, terdapat desain evolusi luar biasa yang membuat hewan ini mampu bertahan hidup di alam liar Afrika.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.