Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal, serta Jenisnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/TIPPAPATT
Ilustrasi ekonomi, perekonomian.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Stabilitas ekonomi menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan suatu negara.

Untuk mencapainya, diperlukan langkah strategis yang dapat mengatur peredaran uang dan menjaga keseimbangan antara penerimaan serta pengeluaran negara.

Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal.

Setiap kebijakan yang ditetapkan memiliki dampak langsung terhadap kehidupan sehari-hari, mulai dari harga kebutuhan pokok hingga suku bunga pinjaman.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 3 Penyebab Internal dan Eksternal Krisis Moneter

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal?

Pengertian kebijakan moneter

Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dijalankan oleh bank sentral untuk mengatur jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga dalam perekonomian.

Tujuannya adalah menjaga stabilitas nilai mata uang, mengendalikan inflasi, menstabilkan sistem keuangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Di Indonesia, kebijakan moneter berperan penting dalam menjaga stabilitas nilai rupiah agar tidak mengalami fluktuasi berlebihan. Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan memelihara sistem pembayaran dan menjaga kestabilan sektor keuangan.

Pelaksanaan kebijakan moneter di Indonesia berada di bawah kewenangan Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Sejak tahun 2005, Bank Indonesia menerapkan kerangka inflation targeting atau penetapan target inflasi, serta menggunakan sistem nilai tukar mengambang dengan fokus utama menjaga kestabilan harga dan nilai tukar rupiah.

Baca juga: Pengertian Kebijakan Moneter Kontraktif dan Contohnya

Pengertian kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah untuk mengelola penerimaan negara, terutama pajak, dan pengeluaran negara guna memengaruhi kondisi ekonomi makro.

Melalui kebijakan ini, pemerintah berupaya menjaga stabilitas ekonomi, mendorong pertumbuhan, memperbaiki distribusi pendapatan, mengurangi pengangguran, dan mengendalikan inflasi.

Di Indonesia, kebijakan fiskal diatur oleh Kementerian Keuangan sesuai Undang-Undang Keuangan Negara dan dasar hukum terkait. Selain tingkat nasional, penerapannya juga dilakukan di daerah melalui APBD untuk membiayai pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Dengan penyesuaian penerimaan dan pengeluaran, kebijakan fiskal menjadi alat penting pemerintah dalam menciptakan perekonomian yang stabil, adil, dan berkelanjutan.

Baca juga: Pengertian Cadangan Minimum dalam Kebijakan Moneter

Jenis kebijakan moneter

Kebijakan moneter terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

Kebijakan moneter ekspansif merupakan langkah yang diambil untuk meningkatkan jumlah uang beredar guna mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama ketika terjadi perlambatan ekonomi atau deflasi.

Bank sentral biasanya menurunkan suku bunga acuan agar pinjaman lebih mudah diakses oleh masyarakat dan dunia usaha.

Kebijakan moneter kontraktif diterapkan untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan tujuan mengendalikan inflasi, terutama ketika perekonomian mengalami overheating atau lonjakan harga yang terlalu tinggi.

Langkah ini biasanya dilakukan dengan menaikkan suku bunga acuan agar pinjaman menjadi lebih mahal, menjual surat berharga pemerintah melalui operasi pasar terbuka, serta menaikkan persyaratan cadangan wajib bagi perbankan.

Baca juga: Kebijakan Fiskal Kontraktif: Pengertian, Tujuan, dan Contoh

Lihat Foto
freepik.com
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan pasar barang dan jasa. Tujuan kebijakan fiskal adalah menjaga stabilitas ekonomi negara.

Jenis kebijakan fiskal

Dilihat dari cara penerapannya, kebijakan fiskal terbagi menjadi dua jenis, yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif. Berikut penjelasannya:

 Kebijakan fiskal ekspansif dilakukan dengan meningkatkan belanja negara dan/atau menurunkan pajak untuk merangsang pertumbuhan ekonomi ketika terjadi penurunan aktivitas ekonomi atau resesi.

Langkah ini bertujuan mendorong daya beli masyarakat dan mengurangi pengangguran.

 Sebaliknya, kebijakan fiskal kontraktif diterapkan dengan mengurangi belanja negara atau menaikkan pajak guna mengendalikan inflasi serta menurunkan tekanan permintaan ketika perekonomian mengalami overheating atau pertumbuhan terlalu cepat.

Baca juga: Kebijakan Fiskal Ekspansif: Pengertian, Tujuan, dan Contoh

Perbedaan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal

Kebijakan moneter

Kebijakan fiskal

Dilaksanakan oleh bank sentral.

Dilaksanakan oleh pemerintah.

Pengaturan jumlah uang beredar dan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dan stabilitas nilai mata uang.

Pengendalian pengeluaran dan penerimaan pemerintah guna menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong kesejahteraan masyarakat.

Menjaga stabilitas harga (inflasi), stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Mengatur pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan defisit anggaran.

Mempengaruhi suku bunga, investasi, inflasi, dan likuiditas pasar.

Mempengaruhi suku bunga, investasi, inflasi, dan likuiditas pasar.

Referensi:

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi