KOMPAS.com - Tidak semua penyakit disebabkan oleh hal yang sama ada yang berasal dari virus, ada pula yang disebabkan oleh bakteri.
Meski sering dianggap serupa karena sama-sama menimbulkan infeksi, virus dan bakteri sebenarnya adalah dua hal yang sangat berbeda, baik dari segi struktur, cara berkembang biak, hingga cara penanganannya.
Memahami perbedaan mendasar antara keduanya penting, terutama untuk mengetahui langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Baca juga: 2 Alasan yang Menyatakan Virus Tidak Termasuk Makhluk Hidup
Lalu, mana sebenarnya yang lebih berbahaya? Virus atau bakteri? Berikut penjelasannya:
Pengertian virus dan bakteri
Mengutip dari buku Mikrobiologi:Memahami Dunia Mikroskopis (2024) karya Vanisa Sri Elvani virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun atau bisa. Penamaan tersebut berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh virus.
Virus sangat bergantung pada sel inangnya untuk mendapatkan energi seluler, metabolisme, dan sintesis protein, hingga replikasinya. Oleh karena itu, virus disebut sebagai parasit intraseluler obligat.
Virus dapat mereplikasi dirinya dengan cara merusak sel inang ataupun tidak, dan hal tersebut menjelaskan fakta bahwa beberapa virus merupakan agen penyebab suatu penyakit.
Lebih lanjut, melansir dari imb.uq.edu.au virus adalah kumpulan berbagai jenis molekul yang terdiri atas materi genetik yaitu DNA atau RNA untai maupun ganda dengan lapisan protein dan terkadang dengan lapisan lemak (selubung).
Virus memiliki berbagai bentuk dan ukuran yakni bentuk spiral, silinder, dan bentuk bola. Virus perlu memasuki sel hidup seperti sel manusia agar dapat bereproduksi.
Namun sayangnya begitu masuk ke dalam sel hidup, virus akan mengambil alih semua mesin seluler dan memaksa sel untuk membuat virus baru.
Baca juga: Macam-macam Bentuk Virus
Sementara itu, bakteri merupakan prokariota atau sel terkecil, paling sederhana, paling purba, dengan materi genetik yang mengambang bebas.
Terdapat banyak bakteri yang berada di dalam tubuh yang menghuni sistem pencernaan, hidup di kulit kita, berkontribusi pada metabolisme energi, pencernaan, dan fungsi otak.
Namun, keseimbangan bakteri dalam tubuh manusia dapat terganggu oleh dosis antibiotik maupun kesehatan yang buruk. Hal tersebutlah yang mendasari ketidaknyamanan usus atau infeksi kulit seringkali terjadi.
Perbedaan virus dan bakteri
Virus dan bakteri meskipun sama-sama sebagai mikroorganisme, akan tetapi di antara keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.
Melansir laman njhealth.org perbedaan virus dan bakteri digambaran dalam tabel berikut:
Pembeda |
Virus | Bakteri |
Cara Hidup |
Tidak dapat bereplikasi tanpa inang, tetapi dapat hidup di permukaan. |
Dapat hidup sendiri. |
Ukuran |
10 hingga 100 kali lebih kecil dari bakteri terkecil. |
Ukurannya bervariasi antara 0,2 dan 10,0 mikrometer diameternya |
Penyakit yang disebabkan |
Pilek, cacar air, campak, flu, Covid-19, pneumonia, dan penyakit lainnya. |
Infeksi luka, infeksi telinga, radang tenggorokan, pneumonia, dan tuberkulosis. |
Lama hidup di luar tubuh |
Virus tidak “hidup” (bereproduksi) di luar tubuh, akan tetapi mereka dapat bertahan selama berhari-hari di permukaan luar hingga mereka terdegradasi atau menemukan inang. |
Bakteri dapat bertahan hidup secara mandiri, tetapi mereka akan mati jika tidak menemukan kondisi lingkungan yang tepat untuk pertumbuhannya. |
|
|
|
Pengobatan infeksi |
|
antibiotik. |
Baca juga: Bagaimana Virus Ditemukan?
Fakta ilmiah: kompleksitas bahaya bakteri dan virus
Terkait tingkat bahaya bakteri dan virus, jawabannya tidak sesederhana satu lebih berbahaya dari yang lain. Beberapa bakteri patogen (penyebab penyakit) sama berbahayanya dengan virus.
Meskipun demikian, untuk infeksi virus, jumlah obat (dan tidak ada antibiotik) yang tersedia untuk pengobatan jauh lebih sedikit dibandingkan infeksi bakteri.
Selain itu, munculnya generasi baru bakteri yang resisten terhadap antibiotik membuat mereka sama berbahayanya dengan virus yang belum ada pengobatannya.
Keduanya juga menyebarkan penyakit dengan cara yang serupa dari orang ke orang atau melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi.
Referensi:
- Anna-Clara Rönner, Anna Jakobsson & Niklas Gericke (2024) “Bacteria are not viruses; viruses are more malicious” - young pupils’ understanding of bacteria and viruses in the aftermath of COVID-19, Journal of Biological Education, 58:5, 1434-1447, DOI: 10.1080/00219266.2023.2247409
- Elvani, V. S. (2024). MIKROBIOLOGI: Memahami Dunia Mikroskopis (W. Yuliani, Ed.). CV. BRAVO PRESS INDONESIA.