KOMPAS.com - Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa bentuk awan yang setiap hari kita lihat selalu berbeda-beda? Ternyata, perbedaan bentuk awan bukan sekadar kebetulan, melainkan dipengaruhi oleh kondisi udara, kelembapan, dan suhu di atmosfer.
Setiap jenis awan memiliki ciri khas yang unik, mulai dari bentuk, ketinggian, hingga warna. Tidak hanya indah dipandang, awan juga dapat dijadikan untuk memprediksi cuaca.
Misalnya, awan tertentu dapat menandakan hujan, badai, atau cuaca cerah. Melansir dari SciJink ternyata ada 10 jenis awan, lho! Yuk, Simak informasinya!
Baca juga: Musim Awan Noctilucent 2025 Tiba, Ini Cara Melihatnya di Langit
Awan Cumulus
Awan cumulus adalah jenis awan yang paling sering kita lihat sehari-hari. Bentuknya menggumpal seperti kapas atau kembang kol, dengan warna putih bersih.
Awan ini biasanya muncul di ketinggian rendah, kurang dari 6.500 kaki (sekitar 2.000 meter).
Kehadiran awan cumulus umumnya menjadi tanda cuaca cerah dan stabil. Namun, jika awan ini terus tumbuh ke arah vertikal, bisa berkembang menjadi awan cumulonimbus yang berpotensi membawa badai.
Awan Stratus
Awan stratus berada di lapisan rendah dan sering menutupi langit secara luas. Bentuknya datar, tipis, dan cenderung abu-abu, membuat langit terlihat mendung meskipun tidak selalu hujan.
Awan ini sering dijumpai di daerah pegunungan atau dataran tinggi dan kadang menyerupai kabut .
Meskipun begitu, awan stratus menandakan cuaca cerah namun teduh karena awan stratus menahan sebagian panas matahari, membuat udara terasa lebih sejuk.
Baca juga: Teleskop Hubble Temukan Awan Mirip Permen Kapas di Galaksi Magellan
Awan Cumulonimbus
Mengutip dari SKYbrary, cumulonimbus merupakan awan paling besar di antara awan lainnya. Bentuknya tebal, padat, dan berkembang vertikal menjulang tinggi hingga menyerupai menara atau gunung besar. Awan ini bisa mencapai ketinggian lebih dari 12 kilometer.
Cumulonimbus identik dengan cuaca ekstrem, seperti hujan deras, kilat, guntur, dan bahkan badai petir.
Awan Stratocumulus
Awan stratocumulus memiliki bentuk yang unik karena berbentuk seperti lapisan abu-abu dan putih dan tak jarang berbentuk seperti sarang lebah .
Awan strtocumulus biasanya muncul ketika hari yang cerah namun, jenis awan ini sebagai pertanda akan terjadi hujan dengan intensitas ringan. Walau terlihat mendung, stratocumulus jarang membawa hujan lebat.
Baca juga: Mengenal Cumulonimbus, Awan yang Menyebabkan Cuaca Ekstrem
Awan Altocumulus
Altocumulus berada di ketinggian menengah, sekitar 6.500–23.000 kaki. Bentuknya berupa gumpalan kecil atau garis-garis yang tersusun rapi, berwarna putih atau keabu-abuan.
Jika altocumulus terlihat di pagi hari, itu bisa menjadi pertanda hujan pada sore hari.
Awan Altostratus
Awan altostratus memiliki warna abu-abu atau abu-abu kebiruan yang menutupi seluruh langit. Awan ini berbentuk seperti lembaran yang tipis. Meski tipis, awan ini mampu menutupi sinar matahari atau bulan.
Awan ini terdiri dari campuran air dan kristal es sehingga menandakan akan turun hujan ataupun salju secara terus menerus.
Baca juga: 2 Jenis Awan Sedang dan Penjelasannya
Awan Nimbostratus
Awan nimbostratus merupakan awan yang tebal, gelap, dan tidak berbentuk yang menutupi seluruh langit.
Awan nimbostratus terbentuk dari proses konveksi udara yang stabil yaitu, ketika udara hangat bertemu dengan udara dingin.
Oleh sebab itu, awan nimbostratus menghasilkan hujan atau salju yang terus-menerus dan berlangsung lama, bisa berjam-jam bahkan berhari-hari dengan intensitas yang bermacam-macam
Awan Cirrus
Cirrus berada di ketinggian paling tinggi dan terbentuk dari kristal es karena suhu sangat rendah. Bentuknya tipis, berserat, dan berwarna putih cerah. Meskipun terlihat indah, cirrus biasanya menjadi pertanda perubahan cuaca, seperti mendekatnya hujan dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga: Apa yang Dimaksud Awan Pileus?
Awan Cirrostrarus
Awan cirrostratus adalah awan tipis berwarna putih yang menyelimuti hampir seluruh langit, membuat matahari atau bulan terlihat seperti berada di balik kaca buram.
Awan ini terbentuk pada ketinggian yang sangat tinggi, biasanya di atas 6.000 meter.
Cirrostratus paling sering dijumpai pada musim dingin dan biasanya menjadi pertanda akan turun hujan atau salju dalam waktu 24 jam ke depan.
Awan Cirrocumulus
Awan cirrocumulus adalah awan yang memiliki pola berombak yang khas, mirip sisik ikan, atau berupa kumpulan gumpalan kecil yang rapi, kadang menyerupai bulu domba atau kapas yang saling menumpuk.
Awan ini terbentuk dari kristal es dan partikel air dingin yang membeku. Kehadirannya umumnya menandakan cuaca cerah namun dingin. Akan tetapi, jika cirrocumulus muncul di wilayah tropis, justru dapat menjadi pertanda hujan lebat.
Baca juga: Apa yang Akan Terjadi Jika Air Tidak Dapat Menguap dan Membentuk Awan?
Referensi
- Lusiani. (2019). PREDIKSI BENTUK AWAN BERDASARKAN KRITERIA CURAH HUJAN DI PERAIRAN CILACAP. Saintara: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Maritim, 3(2), 60-66.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.