KOMPAS.com - Gempa Kamchatka, kawasan pesisir timur Rusia berkekuatan magnitundo 8,7 terjadi pada Rabu (30/7/2025).
Gempa berpusat di bawah laut lepas pantai timur Semenanjung Kamchatka, salah satu zona subduksi paling aktif di dunia.
Sejumlah negara di kawasan Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) seperti Jepang, Alaska, dan wilayah Samudra Pasifik lainnya turut mengaktifkan sistem peringatan dini tsunami menyusul gempa tersebut.
Di Indonesia, BMKG juga mengimbau warga pesisir untuk menjauhi pantai meski tidak mengeluarkan peringatan resmi tsunami.
Baca juga: Indonesia Masuk, 51 Wilayah Ini Berpotensi Diterjang Tsunami Usai Gempa Rusia
Kondisi tektonik dan mekanisme subduksi
Melansir dari laman earthquake.usgs.gov, semenanjung Kamchatka terletak di sepanjang zona subduksi Kuril-Kamchatka, bagian dari Cincin Api Pasifik.
Wilayah ini merupakan batas konvergen di mana Lempeng Pasifik menunjam ke bawah Lempeng Amerika Utara (atau Lempeng Okhotsk, sebuah mikro-lempeng yang dianggap bagian dari sistem Lempeng Amerika Utara).
Lempeng Pasifik bergerak sekitar 77 mm per tahun ke arah barat laut terhadap lempeng di atasnya, menyebabkan akumulasi tegangan besar di sepanjang antarmuka lempeng.
Gempa di zona ini biasanya disebabkan oleh patahan sesar naik (reverse fault/thrust fault) di sepanjang muka subduksi, di mana tekanan dari lempeng yang menunjam memaksa lempeng di atasnya bergerak tiba-tiba, menghasilkan slip seismik.
Area slip gempa besar bisa mencapai ratusan kilometer, melepaskan energi yang sangat besar.
Baca juga: Palung Kurile-Kamchatka, Sumber Gempa Rusia yang Picu Tsunami di Sejumlah Negara
Rangkaian gempa Kamchatka Juli 2025
Pada Juli 2025, wilayah Kamchatka mengalami serangkaian gempa kuat yang mencapai puncaknya pada gempa megathrust berkekuatan magnitudo 8,7 pada tanggal 30 Juli 2025, dengan kedalaman sekitar 18 km bawah laut lepas pantai Kamchatka.
Gempa besar ini didahului oleh gempa pendahulu (foreshock) berkekuatan 7,4 pada tanggal 20 Juli dan diikuti oleh banyak gempa susulan.
Gempa 8,8M tersebut termasuk gempa terbesar secara global pada tahun 2025 dan dapat dibandingkan dengan gempa bersejarah seperti Gempa Kamchatka 1952 (M9.0) yang juga menghasilkan tsunami besar.
Gempa ini melibatkan ruptur besar pada interface subduksi dengan perkiraan ukuran ruptur sekitar 390 km × 140 km.
Baca juga: Gempa Rusia M 8,8 Sapu Bangunan Kota Pesisir Kamchatka
Pembentukan tsunami dan peringatan
Gempa megathrust di zona subduksi sering menyebabkan pergeseran dasar laut secara tiba-tiba, sehingga meningkatkan potensi tsunami.
Peringatan tsunami segera dikeluarkan untuk Kamchatka dan wilayah tetangga seperti Jepang, Alaska, dan pulau-pulau di Pasifik Utara.
Namun, sampai laporan awal tanggal 30 Juli 2025, gelombang tsunami besar tidak terdeteksi atau hanya sangat minim, meskipun potensi ancaman tetap tinggi mengingat kondisi geodinamik di wilayah ini.
Implikasi ilmiah dan kesiapsiagaan bencana
Rangkaian gempa Kamchatka 2025 menegaskan aktivitas seismik tinggi di zona subduksi dan menekankan pentingnya sistem pemantauan yang kuat, sistem peringatan dini, dan infrastruktur yang tahan gempa.
Kerja sama internasional antara lembaga seperti USGS, National Centre of Meteorology (UAE), dan Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) sangat penting untuk pengawasan dan peringatan cepat.
Melansir dari Antara, BMKG menghimbau warga di wilayah poesisir yang berstatus waspada tsunami untuk menjauhi garis pantai akibat gempa di Rusia.
Kepala BMKG Dwikorita Karbawati, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyampaikan isntruksi khusus melalui BPBD sebagai bagian dari langkah-langkah peringatan dini.
Pihaknya menekankan agar masyarakat, menghindari wilayah pesisir seiring datangnya gelombang tsunami poetnsial.
Baca juga: Gempa Rusia 8,7 M Ulang Megathrust 1952 yang Picu Tsunami 18 Meter, Ini Sejarahnya
Mengapa Kamchatka sangat rawan gempa?
Kamchatka merupakan salah satu titik paling aktif secara seismik di dunia karena posisinya di Cincin Api Pasifik, zona berbentuk tapal kuda yang mengelilingi Samudra Pasifik dan dikenal dengan aktivitas gunung api dan gempa bumi yang sangat tinggi.
Gempa besar di zona subduksi seperti Kamchatka dapat terjadi berulang setiap beberapa dekade, dan hampir selalu disertai potensi tsunami.
Hal ini menjadikan kawasan tersebut sebagai perhatian utama lembaga pengawasan bencana internasional.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.