KOMPAS.com – Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, puisi bertema kemerdekaan menjadi salah satu cara menyampaikan rasa syukur sekaligus mengenang perjuangan para pahlawan.
Membaca atau menulis puisi kemerdekaan kerap menjadi kegiatan istimewa di momen 17 Agustus, bahkan sering dijadikan ajang lomba di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA.
Bagi yang mencari ide untuk membuat karya, berikut 30 contoh puisi bertema kemerdekaan yang penuh makna dan bisa menjadi sumber inspirasi menjelang HUT ke-80 RI:
1. Pahlawan
Karya : Sukarni
Dentuman genderang perang bergema
Desingan peluru memekakkan telinga
Takbir berkumandang Allahu Akbar....
Teriakan terdengar hingga sukma
Bambu runcing tegak dengan gagahnya
Tak takut akan tank dan meriam
Belati tak kau hiraukan
Demi melepas belenggu penjajahan
Hari - harimu kau habiskan di medan perang
Tak jarang darahpun bercucuran
Namun, semua itu tak dapat runtuhkan
Kobaran semangat juang
Kini Indonesia telah merdeka
Hasil perjuangan telah nyata
Namun kau tak ikut mengenyamnya
Hanya anak cucu tercinta
Yang dapat memanjatkan doa
Tenanglah di peristirahatan abadimu
Kami akan melanjutkan
perjuanganmu
Demi Indonesia agar lebih maju
Baca juga: 10 Puisi 17 Agustus untuk Memeriahkan HUT ke-80 RI
2. Merdeka
Karya : Asni Rahayu Wakanno
Mengapa rakyatku harus mengalami nasib yang buruk ini
Padahal kaya alam
Subur tanahnya
Apa yang salah
Jepang sudah hengkang
Belanda sudah pergi
Kok
Rakyatku masih miskin
Sudah miskin
Ditindas pula
Oleh siapa?
Kalau disuruh jawab
Mereka pasti bilang
Ketidakmampuan otak
Fisik dan retorika
Mereka tidak sekolah
Makan pun pas-pasan
Itu pun kalau ada
Mereka cuma bisa bilang:
la, enggeh, matur nuwon sanget
Karena takut
Itu menggerogoti jiwa
Aku heran pada Bung Hatta
Mengapa ia proklamirkan kemerdekaan?
Apa itu merdeka?
Oh. Aku tau
Merdeka itu
Kalau punya lapangan luas bermain golf
Atau dikelilingi gedung bertingkat,
Tapi..
Ada yang mati Iho di kolong jembatan
Berteman dengan tikus, bangkai, kecoak,
Mereka hanya bisa bilang:
la, enggeh, baik pak
Apa itu merdeka!!!
Baca juga: 10 Puisi Menyentuh untuk Hari Anak Nasional: Suara Hati, Harapan, dan Cinta Anak Indonesia
3. Merdeka Atau Mati
Karya : Didih Faridah
Merdeka
Saat pendapat bebas didebat
Saat opini bebas diuji
Saat mimpi bukan lagi ilusi
Mati
Kala mulut dibungkam
Kala mata ditutup
Dan jantung tak lagi berdetak
Lalu saat ini
Merdekakah kita?
Atau mungkin mati?
Atau malah mati suri?
4. Antara Kau Dan Ibu Pertiwi
Karya : Frosul Haq
Sepertiga malam aku terbangun
Bukan karena hawa dingin yang menyelinap dari
ventilasi kamar
Atau karena mimpi buruk yang menakutkan
Sejujurnya tadi malam aku berdialog dengan Tuhan
Meski sebetulnya hanya satu arah
Setelah Ummi dan Abii ku doakan
Terselip kata yang sama untuk kau dan Ibu Pertiwi “Semoga baik-baik saja”
Dalam bincang hangat lewat lafadz dzikir dan doa
Menyelinap beragam kata yang sempat kau ucap “Aku lebih peduli Ibu Pertiwi”
Mungkin menurutmu apa yang ku impikan tak terdefinisikan
Wajar saja jika kau mengira aku tak peduli Kata khawatir yang sering kau ucap di setiap pelukan
Tak juga membuatku mangkir dari perjuangan
Dalam gegap gempita tugas suci yang mulia ini
Berkobar selalu api semangat kemerdekaan
Kemerdekaan itu harga mati
Karena merdekaku adalah melihat kau dan Ibu Pertiwi tersenyum
Baca juga: Memahami Puisi: Pengertian, Unsur, Analisis, dan Tips Menulis
5. Perjuangan Menuju Merdeka
Karya : Lis Sulastri
Sejarah telah mengisahkan
Betapa kerasnya perjuangan menuju kemerdekaan
Betapa sulitnya hidup dalam belenggu penjajahan
Betapa sakitnya hidup tanpa kebebasan
Para pejuang berguguran
Demi raih kemerdekaan
Haruskah kita sia-siakan kemerdekaan?
Sedangkan dalam kenangan
Air mata bercucuran
Mayat-mayat berserakan
Darah-darah ditumpahkan
Tuk jemput kemerdekaan
Wahai anak negeri
Bangunlah dari mimpi
Saatnya kita bahagiakan Ibu Pertiwi
Dengan karya dan prestasi
Kini jalan terbuka lebar
Semua cita dapat kau kejar
Raihlah dengan semangat belajar
Demi masa depan yang berpijar
Berjuang dan raihlah semua cita
Hingga kau menggenggamnya dengan nyata
Nikmati kemerdekaan di Nusantara tercinta
Persembahkan karya bagi Indonesia Raya
6. Catatan Sang Aktivis
Karya: Ira Robiah
Dalam jejak yang kadang kelam
Timbul tenggelam, mencekam
Kami tetap melangkah menuju arah
Pinta banyak saudara sebangsa
Perubahan!
Dengan yakin penuh di hati
Bukan sebagai anak tiri
Atau bangsa feri-feri
Mengharap negeri diberkati
Sejahtera dan beradab saling melengkapi
Teriakkan kami dulu
Masih ditunggu
Meski sampai ujung waktu
Biar kita semua tahu
Menjadi bangsa merdeka sejati, itulah tujuan dulu
Baca juga: Bagaimana Cara Memahami Makna Puisi? Ini Panduan Lengkapnya
7. Belenggu Demokrasi
Karya : Niza Ulhusni
Mulut terkunci
Tangan besi
Terbelenggu
Tanpa suara
Demokrasi Hanya kajian Cuma omongan Bersuara mati
Diam pun tak berarti
Hidup di bumi Pertiwi
Di tanah sendiri Dibuai janji - janji
Tanahku merdeka Kebebasan terpenjara Hidup penuh dilema
Negeri kaya Bergelar Tapi Kemiskinan Tak kelar
8. Merdeka - Merdeka!
Karya : Prawiro Sudirjo
Pekik sorak berteriak
Kumandangkan menyambut kemerdekaan
Merdeka!
Merdeka!
Kini lepas sudah semua belenggu
Kini hilang sudah segala nestapa
Jayalah negeriku!
Jayalah bangsaku!
Tanggal tujuh belas Agustus
Menjadi momentum
Berkumandangnya Indonesia Raya
Ke seluruh penjuru dunia
Bangkitlah bangsaku!
Bangkitlah Negeriku!
Ayo kita jadi pandu
Bagi kemerdekaan Indonesia
Baca juga: Bagaimana Cara Memahami Makna Puisi? Ini Panduan Lengkapnya
9. Merah Putih
Karya : Prawiro Sudirjo
Merah darahku untukmu negeri
Etos juang kita naikkan
Raga kita kuatkan
Agar kemerdekaan tetap terjaga
Hancurkan semua hambatan dan rintangan
Putih tulangku untuk bangsa
Upayakan segala daya untuk merdeka
Tekad kuat selalu di dada
Indonesia Raya jadi digdaya
Harum mewangi seluruh negeri
10. Semangat Tetap Merdeka
Karya : Restu Widayat
Pagiku ini handphone tak biasanya
berdering terdengar suara kawan
mengabarkan tentang semangat merdeka.
Merdeka dari perhambaan
merdeka dari tuntutan
merdeka dari terikat,
dan bisa leluasa.
Pagi ini pun masih banyak
semangat yang ingin merdeka,
masih ingin bebas dari petaka,
bebas dari belenggu masker,
bebas dari rasa takut,
bebas dari wabah virus-virus yang merana.
Pagi ini juga
semakin aku melaju kobarkan bara
semangat tetap merdeka
merdekaku, merdekamu, merdeka kita
Baca juga: 10 Puisi Hari Pendidikan Nasional 2025 yang Menggugah Semangat Belajar
11.Cinta Merdeka
Karya : Rita Herawati
Wanginya harum semerbak wahai pahlawan
Kisahnya indah selalu melekat di sanubariku
Sang pahlawan pembela nusa dan bangsa
Merelakan nyawa, harta, jiwa dan raga di medan laga
Rela dadanya terhembus peluru
Meskipun tergeletak di tanah penuh darah Namun kau tetap cinta tanah air
Bayang bayang para pahlawan bangsa
Kita nampak menembus era
Dan kau saksikan kami di alam surga sana Kita generasi penerus perjuangan mu
Yang cinta tanah air
Akan selalu mempertahankan negeri ini
Itulah do`a dan harapan kami
Semoga tetap jaya negeriku.
12. Merdekalah Negeriku
Karya : Niza Ulhusni
Suatu pagi
Di bulan suci
Sang penjajah negeri
Tersungkur ngeri Kekalahan telah pasti
Pemimpin Ibu Pertiwi
Mengumandangkan proklamasi
Tanda merdekanya negeri
Sang penjajah harus angkat kaki
Seluruh bumi persada
Menyambut gegap gempita
Sang pusaka berkibar
Di langit Ibu Kota
Dalam masa ini
Di negeri yang merdeka
Air dibeli
Kemakmuran tinggal mimpi
Baca juga: Langkah Menulis Puisi: Kenali Unsur dan Jenisnya
13. Makna Kemerdekaan
Karya : Suparmiati
Merdeka ... Merdeka!
Merdeka itu sebuah kemenangan
Mewujudkan cita cita sejahtera
Rakyatnya … Bangsanya
Tata kelola hidupnya
Nilai kebhinekaan kita junjung tinggi
Untukmu Indonesia tercinta
Semangat persatuan harus diwujudkan
Dalam upaya dan tindakan
Langkah bersama
Bukan teriak persatuan dengan cacian
Bukan pula teriak toleransi
Tapi diiringi rasa benci
Sikap toleransi
Bukanlah campuran reaksi tanpa rumus
Bukan pula seperti sayur dan salad buah
Tapi saling memberi rasa
Menjaga keelokan warna
Dasar iman taqwa, yang berbeda jadi perekat
Saling menghargai, bukan mengintimidasi
Saling menghormati
Bukan saling mengkhianati
Merdeka itu bebas tapi tertata
Merdeka itu bebas tapi dengan aturan yang jelas
Indonesiaku kini, apakah sudah merdeka?
Jangan hanya ungkapan tapi tanpa makna
Merdeka harus menjadi kemenangan yang sempurna
14. Indonesiaku
Karya: Sukarni
Dari Aceh hingga Papua
Gugusan pulau saling berjajar
Gunung - gunung tinggi menjulang
Membentang di garis Khatulistiwa
Di sini pertama suara tangisku terdengar
Di sini pula aku dibesarkan
Bahkan di sini juga nantinya jasad dikuburkan
Di negeriku Indonesia tercinta
Hamparan sawah yang luas
Kekayaan alam yang tak terbatas
Penduduk yang ramah
Serta budaya yang beraneka ragam
Wahai para pemuda pendahulu
Sumpahmu terpatri dalam hatiku
Semangatmu menjadi teladanku
Keberanianmu adalah motivasiku
Kini amanatmu tertanam dalam jiwaku
Untuk melanjutkan perjuanganmu
Mewujudkan bangsa yang bersatu
Demi negeri tercinta Indonesiaku
Di bawah panji merah putih,
Aku akan setia selalu
Dalam cenkeraman garudamu,
Aku akan bersatu dan menjaga wibawamu
Baca juga: 4 Contoh Puisi Kartini Penuh Makna untuk Peringatan Hari Kartini 2025
15. Ketika Tujuh Belas Agustus Tiba
Karya : Ozy V. Alandika
Tujuh belas Agustus telah tiba
Kulihat Pak Kades mengajak lomba balap karung
Kutulislah para pendaftar dan nama peserta
Tolong kau sudahi rasa sepi dan murung
Tujuh belas Agustus baru saja menyapa
Ibuku masih sibuk mencuci baju
Aku sudah bersiap untuk upacara
Berteriak merdeka dan Indonesia maju
Tujuh belas Agustus akan segera berlalu
Aku jadi teringat masa-masa kecil dulu
Tapi tatapan mata ini masih lurus ke depan
Demi membuang sesal dengan gapai kebahagiaan
16. Indonesia Tumbuh
Karya : Ozy V Alandika
Tunas itu mulai menyapa
Menumbuhkan daun
Memanjangkan akar
Tertawa di atas suburnya tanah
Meninggikan batang
Berbunga
Bertumbuh terus berbuah
Dan bertambah tua
Tunas itu kembali muda
Berteriak merdeka
Mengibarkan bendera
Menguatkan akar dengan cita-cita
Bertumbuh lalu tangguh
Tunas itulah Indonesia
Baca juga: Mengenal Puisi Lama, Jenis, dan Contohnya
17. Bambu Runcing
Karya : Rayhandi
Di ujung bambu tajam menyikat
Mengoyak musuh hingga ampun
Di bilah tajam sakit mencekat
Siap siaga menelan musuh
Ujung bambu jadi saksi
Hitam rasa menyakit
Mengusir iblis dengan nyawa
Tanpa takut tanpa gentar
Rasa cinta tanah air
Menyatu di darah merah
Mengakar di tulang putih
Menguasai nafas
Mereka berjuang hingga raib
Bercerai dengan raga
Untuk bumi garuda
Untuk indonesia raya
Mereka mati dengan hormat
Memperjuangkan secerut kebebasan
Yang terenggut durjana
Untuk satu kemerdekaan.
18.Hari Ini
Karya : Rayhandi
Hari ini kita berdiri di depan cermin
Memandang rupa hingga busana
Memandang diri yang takjub
Dengan lihai kita berlenggok
Hari ini lihatlah wajah wajah kita
Keras tanpa urat malu
Bagai tembok beton
Terpancar dengan bangga
Hari ini kita berdiri
Di bumi hitam begam
Di air biru jernih
Di udara putih bersih
Tapi tahukah dikau?
Bumi yang kita pijak adalah keringat para pahlawan
Mereka berjuang untuk tanah yang kita pijak dan untuk air yang kita minum
Hingga saat ini
Kita bisa terbang tanpa terkurung
Bisa berteriak tapa bekapan
Itu semua karena jasanya.
Baca juga: Mengenal Puisi Lama, Jenis, dan Contohnya
19. Kemerdekaan Ini
Karya : Rayhandi
Kemerdekaan ini adalah usaha
Usaha tanpa menyerah para pahlawan
Kemerdekaan ini adalah keringat
Yang setia mencucur ruah hingga habis
Kemerdekaan ini adalah lelah
Lelah yang setia menghantu
Kemerdekaan ini adalah darah
Karena berjuta ton darah raib untuk kemerdekaan, tergadai
Kemerdekaan ini adalah nyawa
Karena di indonesia ini beratus ratus tahun silam nyawa melayang
Semuanya untuk indonesia
Semuanya untuk senyum anak indonesia
Semuanya untuk masa depan indonesia yang lebih cerah.
20. Terima Kasih Pahlawan
Karya : Rayhandi
Karena jasamu kita merdeka
Hidup di ujung barat hingga timur
Tanpa takut dan gugup yang membara
Kau rela mati demi kami
Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
Untuk kami kau rela hancur
Berkatmu indonesia bisa merdeka
Mengepak sayap melesat langit
Berkatmu indonesia bisa jaya
Menembus zaman hingga canggih
Tak terbayang jika keberanian itu tak tumbuh di hati kalian
Tak terbayang jika kesabaran itu takmenyertai derita kalian
Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian.
Kami anak muda kami bangsa indonesia
Berterima kasih untuk jasa jasamu para pahlawan
Karena perjuangan yang luar biasa kalian
Indonesia bisa menikmati udara kemerdekaan.
Baca juga: Macam-Macam Puisi Baru berdasarkan Bentuknya
21. Terbanglah Indonesia
Karya : Rayhandi
Terbanglah indonesia
Terbang ke langit bebas
Gapai bintang hingga jauh melambung
Tunjukkan pada dunia merah putihmu
Terbanglah indonesia
Takkan ada yang bisa mengikatmu
Juga mengurungmu
Kita bukan jangkrik di dalam kotak
Kita bebas merdeka
Terbanglah indonesia
Terbanglah kemana kau ingin terbang
Lihatlah kemana kau ingin lihat
Cintailah apa yang kau ingini
Kebebasan bersandar di raga kita
Karena kita merdeka
Terbanglah indonesia
Dunia harus tahu indonesia bangsa yang hebat
Bangsa yang menghargai perdamaian
Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut
Takkan kita biarkan hak kita di injak injak.
Terbanglah indonesia
Di ujung samudera kedamaian kita memuncah
Berdiri di atas gunung
Kita jaga laut kita kita jaga bumi kita
Takkan kita biarkan indonesia hancur kembali
Karena indonesia sudah merdeka di tahun empat lima.
22. Indonesiaku
Karya : Nurul Oktafirsa
Di Indonesia aku dilahirkan
dan disanalah aku dibesarkan
Indonesia tanah airku
di sana masyarakatnya damai dan tentram
tapi sayang aku mendengar
di televisi banyak sekali berita yang menyedihkan
Kobarkan teror bom ada di mana-mana
perselisihan ada di mana-mana
orang-orang banyak yang menjadi teror bom
aku bersedih aku membhon kepada
Tuhan yang Maha Esa
kenapa di dunia ini banyak teror bom
air mata mengalir
Aku bertanya kepada diriku sendiri
mengapa dunia Ini begini
adu .. adu ... kasihan dunia ini
coba aku cita-cita menjadi
dokter aku bisa mengobati
orang-orang yang luka
aku bersabar
Baca juga: Apa Saja Unsur Fisik dan Unsur Batin dalam Puisi?
23. Pahlawanku
Karya : Rukmanda
Ku duduk di teras rumah
Kutunggu surat untukku
Kutunggu pengantar surat
Kuingin ia datang
Kuingin ia datang dengan cepat
Membawa surat untuku
Akhirnya yang kutunggu datang
Membawa surat untukku Kuucapkan terima kasih untuknya
Wahai pak pos
Jasamu sungguh tak terkalahkan
Engkau adalah pahlawanku
24. Puisi Kemerdekaan
Karya : Taffy Ukhtia Pandaputri
Merdeka,
Kata mamaku
artinya bebas dari belenggu
Belenggu, kata mamaku
artinya kekangan dan himpitan kesulitan
Kemerdekaan, teiah 58 tahun
dimiliki bangsa Indonesia
Bebas dari belenggu penjajahan bangsa lain
Mengisi kemerdekaan dengan kemakmuran dan keadilan
Tapi kenapa masih banyak belenggu yang mendera Indonesia
Belenggu kemiskinan,
Belenggu kebodohan
Belenggu ketakutan
Sudah saatnya
Berkaca dan bertanya
Apa yang terbaik sudah
kupersembahkan
Bagi Pertiwi
25. Pahlawan
Karya : Tyas Ayu Novita Sati
Pahlawan kau gugur sebagai bunga bangsa
Kau berperang melawan penjajah demi bangsa
Kau berperang sampai titik darah terakhirmu
Kau tak mengharap imbalan
Hanya demi mencapai kemerdekaan
Pahlawan kau sangat berjasa bagi nusantara
Kau berjuang agar nusantara merdeka
Suara tembakan pada saat perang
Kau tepis dengan senapan untuk pertahankan nusantara
Pahlawanku gugur tertembak demi bangsa
Semua rakyat berduka cita
Wahal pahlawanku kami berjanji akan selalu
mengenangmu, mendoakanmu
semoga kau di surga
Kami anak bangsa akan meneruskan cita-cltamu
Baca juga: 5 Puisi Karya Joko Pinurbo yang Mendalam
26. Merdeka
Karya : Cut Yuliana
Merdeka...
Mungkin bagimu hanya sebuah kata biasa.
Tapi, apa kau tau?
Makna sebenarnya dari sebuah kata itu.
Banyak tetesan darah dikorbankan untuk sebuah kata itu.
Mungkin bagimu merdeka hanya sebuah kata biasa.
Tapi, apa kau tau?
Karena merdeka itu banyak anak-anak menjadi yatim.
Mungkin bagimu merdeka hanya sebuah kata biasa.
Tapi, apa kau tau?
Puluhan bahkan ratusan nyawa melayang untuk sebuah kata itu.
Merdeka itu darah...
Merdeka itu tangisan...
Merdeka itu pengorbanan...
Merdeka itu perjuangan...
Merdeka itu bukan hanya sebuah kata biasa.
Tapi, memiliki makna yang mendalam bagi mereka yang memahaminya.
27. Menggugat Nasionalisme Kita
Karya : Ade Putra Ode Amane
Baris berbaris
Variasi Barisan
Gerak Jalan
Itukah Makna HUT RI?
Ada lomba tarik tambang
Tarik-menarik luka ditangan
Bulan dan bintang tak jadi timbangan
Apakah ini arti perjuangan?
Dengan lomba Fashion Show wanita
Terekam kamera CCTV, lalu disensor
Eksploitasi, melanggar HAM
Begitukah Kemerdekaan?
Ada lomba tata rias dengan mata tertutup
Mata dibuka Tris Polica
Untuk apa Lomba tangkap bebek?
Kalau tak menyingkap tembak-menembak
Baca juga: Majas Epifora dalam Puisi
28. Bangkitlah Indonesia
Karya : Sri Ayu Laali
Sejarah mencatatkan perlawanan dan darah
Kemerdekaan tak bisa dijarah
Para pahlawan mengamanatkan kibar dwi warna
Maka bangkitlah Indonesia
Agustus adalah saksi
Tatkala Bung Karno mengumandangkan proklamasi
Perjuangan tak sebatas basa basi
kolaborasi adalah langkah pasti
Masa mendatang adalah praduga
Berdiam diri adalah perkara
Bangkitlah dan berkarya
Merdeka selamanya
29. Salam Kebebasan
Karya : Frans Judea Samosir
Tangisanmu harapanmu
Kepahitanmu daya juangmu
Murkamu pada mereka Muakmu pada sengketa
Bertubi-tubi Setiap hari
Tiada henti Kebodohan melanda
Lepaskan amarahmu Kau bisa
Lepaskan pekerjaanmu Kau bisa
Kau tak bisa tidur
Getaran baru
Fondasi yang baru
Takkan hancur jiwaku Cintaku pada negeriku
Ku ada untuk ini Ku ada bukan lari
Salam kebebasan
Bebas mencintai negeriku
Dari segala arah penjuru dunia
Salam kebebasan, Indonesia
Baca juga: Makna Puisi Gadis Peminta-minta Karya Toto Sudarto
30. Warisan Pahlawan
Karya : Rina Sari
Nusantara tempatku berpijak
adalah warisan para pahlawan Indonesia
yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
dari belenggu penjajah
sampai titik darah penghabisan.
Sungguh tidak elok bila generasi penerus tidak menjaganya
dari tangan-tangan perusak kedamaian dan ketentraman,
dari keegoisan kelompok-kelompok tertentu,
yang ingin menggantikan Pancasila,
yang ingin merusak Bhinneka Tunggal Ika.
Generasi penerus,
jaga selalu nusantara tercinta,
jaga selalu warisan pahlawan,
yang indah permai alamnya,
yang beraneka ragam suku budayanya,
yang beraneka ragam bahasa daerahnya,
jaga selalu nama harum Indonesia
di mana pun engkau berada.
Referensi:
- Adisaputra, A. K., Susanto, A., Barnas, Shabira, B. N., Firizki, C. S. F., Muhklis, D. D., Faridah, D., Jubaedah, E., Haq, F., Parida, I., Aryani, I., Sulastri, Robiah, I., S.Saragih, J. F., Rahmawati, L., Nalova, L. M., Toha, M., Ulhusni, N., Sudirjo, P., … Pangestuti, Y. (2021). Antologi Literasi Merdeka:Opini Dan Puisi (Sofian Munawar, Ed.; 1st ed.). Yayasan Ruang Baca Komunitas.
- Antologi Puisi Anak 2004 : AIR. (2004). Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
- Fofid, R., Harlin, Erniati, & Kumbangsila, E. O. (2016). Biarkan Katong Bakalae :Antologi Puisi Penyair Maluku 2013 (2nd ed.). Kantor Bahasa Maluku.
- Setiawan, A., Kusbandiyah, J., Astari, T., Kosilah, Sugiyatmi, T. A., Hastuti, P., Yuliana, C., H. Sugianto, T., Amane, A. P. O., Khatimah, H., Suhartini, Laali, S. A., Asni, F. J. S., Prasetyono, Dirneti, Amalia, E., Sari, R., Nugraha, S., Adiyono, … Jurnaidi, A. (2022). Antologi Puisi Merah Darahku, Putih Tulangku (Nunanev, Ed.).
- Sukarni. (2020). Kumpulan Puisi (Sumarto, Ed.). Penerbit Buku Literasiologi.