KOMPAS.com - Selain pada orang dewasa, stroke juga dapat dialami oleh anak-anak maupun bayi.
Meskipun tergolong jarang, stroke menjadi penyakit yang dapat menimbulkan kematian pada anak. Jika tidak ditangani secara cepat, stroke pada anak juga dapat mengakibatkan kerentanan pada anak maupun kecacatan.
Melansir dari laman Stanford Children's Health, Lucile Packard Children's Hospital Stanford, stroke adalah sebuah kerusakan otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah menuju bagian pada otak.
Stroke dapat disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat (stroke iskemik) ataupun pendarahan pada otak (stroke hemorrhagik).
Otak membutukan persediaan oksigen yang konstan, yang dibawa oleh darah. Ketika darah berhenti mengalir, sel-sel pada otak mulai mati.
Stroke lebih umum dialami orang dewasa. Oleh karena itu, seringkali diagnosa stroke pada anak terlambat karena tidak diperkirakan sebelumnya.
Namun demikian, anak cenderung lebih mudah sembuh daripada orang dewasa karena otak anak masih berkembang.
Risiko stroke tertinggi terjadi pada usia di bawah satu tahun dan merupakan satu dari 10 penyebab utama kematian pada anak-anak.
Penyebab
Melansir dari laman Better Health Channel, saat ini, diperkirakan separuh dari seluruh stroke pada anak-anak disebabkan oleh masalah pembuluh darah pada otak, sedangkan seperempatnya disebabkan oleh gumpalan yang berasal dari jantung. Sementara, seperempat lainnya tidak diketahui penyebabnya.
Beberapa kondisi kesehatan tertentu dapat meningkatkan kemungkinan anak menalami stroke. Faktor risiko tersebut terdiri atas:
- Penyakit jantung atau operasi jantung
- Pembuluh darah yang tidak normal atau meradang pada otak
- Masalah pembekuan darah
- Darah rendah
- Central venous catheters
- Beberapa jenis kanker
- Infeksi berat yang terjadi di sekitar sinus telinga atau hidung
- Infeksi virus tertentu
- Cedera kepala
- Dehidrasi
- Tekanan darah rendah yang berkepanjangan
- Tumor otak
- Kondisi-kondisi lain seperti penyakit sel sabit dan talasemia.
Sebanyak seperempat dari seluruh kasus stroke anak tidak memiliki risiko-risiko di atas. Jadi, tidak diketahui alasan mengapa anak-anak tersebut mengalami stroke.
Penyebab stroke pada bayi yang baru lahir biasanya juga tidak diketahui. Faktor-faktor risiko yang mencakup komplikasi pada kandungan, kesulitan melahirkan, kelainan pembekuan darah, dan masalah-masalah jantung.
Untuk kasus-kasus tersebut, berdiskusi dengan dokter dapat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor risiko anak dan penyebab potensial secara spesifik.
Gejala
Gejala-gejala stroke pada anak bergantung pada usia dan penyebab stroke. Pada bayi yang baru lahir, gejala-gejala berikut dapat terlihat:
- Kejang-kejang
- Kantuk berlebih
- Kecenderungan hanya menggunakan satu sisi tubuh
Pada anak-anak yang lebih muda, diagnosa seringkali dilakukan terlambat. Pada anak-anak yang lebih tua, gejala stroke mirip seperti pada orang dewasa, yaitu:
- Sakit kepala parah, kemungkinan diikuti muntah-muntah
- Gangguan pada penglihatan atau menggerakan mata
- Lembah atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh atau wajah
- Pusing atau bingung tiba-tiba
- Gangguan dalam berjalan atau kehilangan keseimbangan atau koordinasi
- Gangguan dalam melihat
- Gangguan dalam berbicara atau memahami kata dan kalimat
- Rasa kantuk atau kehilangan kesadaran
- Kejang-kejang atau kelumpuhan pada salah satu bagian tubuh.
Diagnosa
Diagnosa dapat dilakukan dengan melihat tanda-tanda diatas yang terjadi dan riwayat kesehatan. Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI), Computed Tomography (CT) atau Magnetic Resonance Angiography (MRA)
- Tes darah
- Tes elektrokardiogram (ECG) untuk memeriksa jantung dan pembuluh darah
- Lumbar puncture
- Elekroencephalogram atau EEG
- Oksimetri nadi
Perawatan
Apabila tanda-tanda stroke pada anak telah terlihat jelas, menghubungi layanan darurat atau mendatangi rumah sakit dan meminta bantuan dokter adalah cara yang tepat.
Perawatan yang dilakukan bergantung pada penyebab dari stroke. Perawatan yang dilakukan mencakup cairan intravenous untuk menghindari atau membalikkan dehidrasi.
Perawatan-perawatan lain yang biasanya dilakukan adalah:
- Pemberian oksigen
- Transfusi darah
- Obat untuk menangani penggumpalan darah atau untuk mengencerkan darah
- Operasi untuk kasus-kasus spesifik
Pencegahan
Pada anak-anak, biasanya gejala pertama dari stroke adalah peringatan pertama. Jadi, mungkin tidak ada cara untuk mencegahnya. Beberapa anak mungkin mengalami stroke kedua. Namun, sesegera mungkin menghubungi layanan kesehatan dapat mencegah kondisi stroke semakin parah. Sebab, mereka akan mengatasi kondisi-kondisi yang mungkin memicu stroke lebih lanjut. Obat-obatan, prosedur, maupun operasi dapat digunakan dalam proses perawatan ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.