KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat mere-tweet nama orang yang diduga sebagai whistleblower yang memicu pemakzulannya.
Postingan tersebut untuk sementara diblokir pada akhir pekan.
Mengutip dari Reuters, 30 Desember 2019, dalam beberapa hari terakhir, Trump membagikan laporan yang belum bisa dipertanggungjawabkan berisi nama anggota kelompok intelijen dalam postingannya.
Nama anggota dalam kelompok intelijen tersebut diduga sebagai whistleblower.
Namun, pada hari Sabtu, postingan dari akun Trump tidak bisa dilihat oleh 68 juta followersnya.
Lalu, postingan tersebut kembali muncul pada Minggu siang. Meskipun, akun asli yang membagikan nama whistleblower telah terhapus.
"Disebabkan oleh salah satu sistem kami, tweets dalam akun tersebut dapat terlihat oleh beberapa pengguna lain tetapi tidak bagi akun pengguna lainnya," kata Twitter seperti dilansir dari Reuters.
Baca juga: Twitter Blokir Gambar Gerak PNG, Lindungi Pengidap Epilepsi
Twitter juga meminta maaf dan sedang memperbaiki layanan tersebut.
AS memiliki UU federal yang menjamin perlindungan pelapor. Banyak pihak berpendapat ini dilakukan Twitter karena alasan tersebut.
Di sisi lain, anggota Partai Demokrat, beberapa anggota Partai Republik dan anggota U.S. intelligence telah berupaya keras mengungkap identitas whistleblower.
Kuasa Hukum Whistleblower, Mark Zaid mengatakan melalui Twitter pada awal November bahwa Partai Republik berupaya untuk mengekspos identitas klien mereka yang berpotensi membahayakan keamanan mereka dan keluarganya.
Anggota Partai Republik lainnya, termasuk Senator Rand Paul dan putra presiden Donald Trump Jr, sebelumnya telah berbagi tautan di Twitter dengan artikel dari berita sayap kanan yang mengidentifikasi siapa yang mereka klaim sebagai pelapor atau whistleblower.
Baca juga: Ada Celah Keamanan, Twitter Imbau Pengguna Segera Perbarui Aplikasi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.