Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kasus DBD pada 2019 dan 2020 Saat Pandemi Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
kenary820/shutterstock
Ilustrasi demam berdarah
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Selain pandemi virus corona yang masih menjadi fokus penanganan, wabah demam berdarah dengue (DBD) juga tidak dapat diabaikan.

Menurut catatan Kementerian Kesehatan, ada 68.753 kasus DBD di Indonesia secara kumulatif  hingga 21 Juni 2020.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, ada 100-500 kasus yang ditemukan setiap harinya.

Bagaimana kasus demam berdarah dengue pada tahun ini, jika dibandingkan dengan 2019?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbandingan kasus tahun 2019 dan 2020

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, jumlah total kasus DBD hingga Juni 2019 adalah sebanyak 105.222.

Hal ini diketahui dari data Kementerian Kesehatan

Jumlah tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan kasus DBD yang telah ditemukan hingga Juni 2020.

Demikian pula dari sisi angka kematian.

Pada tahun 2019, hingga bulan Juni, tercatat ada 727 kasus kematian yang terjadi akibat DBD.

Sementara, pada tahun ini, dalam periode waktu yang sama, yaitu hingga bulan Juni, tercatat 446 kasus kematian yang berhubungan dengan DBD.

Baca juga: Ada 64.251 Kasus DBD di Tengah Pandemi Covid-19 di Indonesia

Namun, Nadia menyebut bahwa kondisi tersebut tidak dapat serta merta disimpulkan sebagai penurunan.

"Iya, kasus memang lebih rendah, tetapi bukan berarti penurunan," kata Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/6/2020) siang.

Dari sisi jumlah, angka yang tercatat hingga Juni 2020 memang lebih rendah daripada periode yang sama pada ahun sebelumnya.

Akan tetapi, masih ada waktu beberapa bulan ke depan yang patut diperhatikan.

"Kalau jumlah, sekarang baru kira-kira 50 persen dari tahun lalu. Tetapi, ini baru bulan Juni. Kita masih harus melihat di bulan November-Desember saat masuk musim hujan," kata Nadia.

Pada tahun 2019 hingga akhir tahun, jumlah kasus DBD secara kumulatif mencapai lebih dari 137.000 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 917 kasus.

Perlunya pemberantasan sarang nyamuk

Adapun jumlah kasus DBD tertinggi saat ini dicatatkan oleh sejumlah provinsi seperti Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.

Provinsi-provinsi tersebut juga diketahui memiliki kasus Covid-19 yang tinggi. 

Berdasarkan catatannya, Nadia menyebutkan, 439 dari 460 kabupaten/kota yang melaporkan kasus DBD juga memiliki kasus Covid-19.

Dengan kondisi ini, ia mengatakan, langkah-langkah pemberantasan sarang nyamuk perlu terus dilakukan, terutama saat persiapan era adaptasi kebiasaan baru.

"Saat persiapan era baru dimana mall, tempat ibadah, kantor, hotel, dan tempat wisata akan dibuka kembali, jangan lupa selain disinfeksi, lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus," lanjut dia.

"Dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, kita bisa mencegah DBD dan Covid-19," kata Nadia.

Baca juga: Waspada, Ada 49.563 Kasus Demam Berdarah di Indonesia Selama 2020

Cara pemberantasan sarang nyamuk

Melansir Harian Kompas, 24 April 2020, berikut adalah cara-cara pemberantasan sarang nyamuk:

Lingkungan

  • Melaksanakan program 3M (menguras, menutup, dan mengubur)
  • Mengganti air di bak penampungan secara rutin
  • Membersihkan saluran air yang menggenang

Biologis

  • Pengendalian menggunakan hewan atau tumbuhan
  • Memelihara ikan cupang yang dimasukkan ke dalam kolam
  • Menambahkan bakteri Bacillus thuringiensis

Kimiawi

  • Menaburkan bubuk abate ke tempat penampungan air
  • Melakukan fogging atau pengasapan dengan malathion dan fenthion.

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Demam Berdarah Dengue

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi