KOMPAS.com - Hari ini, Senin (27/7/2020), angka kasus infeksi Covid-19 di Indonesia menembus 100.303 kasus, tertinggi di Asia Timur dan Asia Tenggara.
Jumlah itu diperoleh setelah adanya tambahan 1.525 kasus baru. Selain kasus infeksi mencapai 100.303, Indonesia juga memiliki angka kematian Covid-19 sebanyak 4.838 kasus.
Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan kasus tertinggi, disusul DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan.
Sementara itu, sejumlah wilayah seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur yang sebelumnya mengalami penurunan kasus, kini kembali meninggi karena munculnya klaster-klaster baru.
Dalam beberapa hari terakhir, klaster perkantoran menyumbang angka kasus infeksi tertinggi di Indonesia.
Baca juga: Lewati 100.000 Kasus, Ini 10 Provinsi dengan Infeksi Virus Corona Terbanyak
Kaji ulang pembukaan kantor
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengingatkan, pemerintah perlu mengkaji ulang pembukaan kantor di sektor non-esensial.
Menurutnya, kantor di sektor non-esensial sebaiknya ditutup dan menerapkan kembali work from home (WFH) sampai akhir tahun, termasuk sektor pendidikan.
"Kantor dan sekolah harus ditutup sampai akhir tahun. Tak ada pilihan lain buat Indonesia, kecuali mau membuat risiko terjadinya lonjakan besar kasus infeksi dan kematian," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/7/2020).
Dicky juga memberikan catatan, penutupan kantor non-esensial dan sekolah harus dilakukan secara serentak dengan kedisiplinan penuh dari masyarakat.
Sebab, Indonesia tak mungkin menerapkan kembali penguncian atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak besar pada ekonomi negara.
Karena itu, hal yang paling penting saat ini menurut Dicky adalah mencegah kasus-kasus klaster seperti perkantoran dengan penerapan WFH.
"Prioritas selama masa rawan pandemi ini harus WFH dulu," tegasnya.
Baca juga: Kasus Virus Corona di Indonesia Lewati 100.000, Puncak Pandemi Sulit Diprediksi
Potensi penularan di indoor 20 kali
Menurut dia, penularan Covid-19 melalui mikrodroplet membuat potensi infeksi di indoor dua puluh kali lebih besar dibandingkan dari outdoor.
"Penularan di kantor yang indoor ini dua puluh kali lebih besar daripada outdoor. Kondisi inilah yang membuat orang-orang di dalam gedung sangat rawan," papar dia.
"Di Australia, 80 persen kasusnya berasal dari klaster perkantoran. Ini harus menjadi pelajaran berharga bagi kita di Indonesia," tambah dia.
Dicky juga menyoroti banyaknya institusi yang mengadakan kegiatan bersepeda secara bergelombol tanpa menggunakan masker.
Selain itu, pimpinan perusahaan yang mengabaikan protokol kesehatan karena meyakini bahwa virus corona bukan ancaman serius, juga patut diwaspadai.
Padahal Dicky menandaskan, pandemi Covid-19 telah menginfeksi jutaan orang dan masih menjadi pekerjaan rumah bersama.
"Masalah ini masih menajadi PR bersama kita karena banyak sekali orang-orang terutama yang punya wewenang ini stafnya harus masuk karena disuruh pimpinannya," jelas dia.
Baca juga: Membandingkan Jet Tempur Eurofighter Typhoon Incaran Prabowo dengan Para Kompetitor
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.