Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FDA Tarik Hand Sanitizer Berbasis Metanol, Apa Beda dengan Etanol dan Isopropil Alkohol?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com – Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menarik hand sanitizer berbasis metanol yang banyak dijual oleh sejumlah perusahaan yang berbasis di Meksiko.

Penarikan tersebut dilakukan setelah FDA melihat bahaya metanol bagi kesehatan. 

"Konsumen juga harus waspada dengan pembersih tangan mana yang mereka gunakan, dan untuk kesehatan dan keselamatan, kami mendesak konsumen untuk segera berhenti menggunakan semua pembersih tangan dalam daftar produk pembersih tangan berbahaya FDA," ujar Komisaris FDA Dr Stephen Hahn sebagaimana dikutip dari Kompas.com Selasa (28/7/2020).

Stephen menyebut FDA sangat khawatir risiko serius pembersih tangan yang memiliki kandungan metanol.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun Isoppropil Alkohol yang biasa digunakan sebagai pembersih tangan yang tidak beracun sebagaimana metanol tidak direkomendasikan sebagai pembersih tangan saat akan makan dan minum.

"Paparan metanol dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan permanen, kejang, koma, kerusakan permanen pada sistem saraf atau kematian," ujar FDA.

Baca juga: Daftar Hand Sanitizer Berbahaya Berbahan Metanol yang Ditarik FDA

Apa perbedaan alkohol, etanol maupun isopropil alkohol?

Peneliti Bidang Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Joddy Arya Laksmono M.T. menjelaskan bahwa metanol, etanol dan isopropil alkohol dan senyawa alkohol lainnya merupakan satu golongan alkohol.

Adapun, penamaan jenis senyawa alkohol ditentukan berdasarkan panjang rantai karbon sebagai backbone yang menyusun senyawa alkohol tersebut.

“Metanol (CH3OH) tersusun dari satu rantai karbon,” ujar Joddy dihubungi Kompas.com Selasa (28/7/2020).

Adapun untuk etanol (CH3CH2OH) menurutnya tersusun dari 2 rantai karbon.

Sedangkan isopropil alkohol memiliki 3 rantai karbon namun memiliki cabang pada salah satu rantai karbonnya.

“Setiap senyawa-senyawa tersebut karena tersusun dari rantai karbon yang berbeda maka memiliki sifat dan fungsi yang berbeda pula,” kata dia.

Penggunaannya

Joddy menyampaikan, dalam penggunaannya, metanol umumnya banyak digunakan sebagai pelarut untuk cat.

Ini disebabkan metanol memiliki struktur unik yang sifat daya melarutkannya lebih baik jika dibandingkan alkohol jenis lain.

“Etanol dan isopropil alkohol memiliki daya larut yang lebih moderat,” ucapnya.

Baca juga: FDA Tarik Puluhan Merek Hand Sanitizer karena Mengandung Zat Berbahaya

Keamanan

Joddy menyebut, jika merujuk pada MSDS (Material Safety Data Sheet) maka ketiga jenis alkohol tersebut tingkat keamanannya berbeda antara satu dengan yang lain.

Metanol menurutnya bersifat lebih toksik, bersifat karsinogenik (memicu kanker) bahkan menurut Joddy jika zat ini terkena mata, maka dapat menimbulkan kebutaan.

Adapun untuk etanol, Joddy menyebut jika dilihat dari data MSDS maka kemanannya tergantung dari jenisnya.

Etanol sendiri terbagi dua jenis yakni etanol sintetis dan etanol bio.

“Etanol sintetis diproduksi dari hasil reaksi kimia dimana produk yang dihasilkan bukan hanya etanol saja tapi ada produk sampingnya seperti metanol dan air,” terang Joddy.

Sehingga menurutnya etanol sintetis apabila digunakan secara langsung, ia akan memiliki efek toksik akibat produk sampingan yang dihasilkan. Ia menyebut, etanol sintetis umumnya digunakan sebagai pelarut-pelarut bahan kimia lain.

“Etanol sintetis dapat digunakan untuk aplikasi pada kesehatan apabila telah dilakukan pemurnian untuk meningkatkan kadar etanolnya,” lanjutnya.

Adapun etanol sintetis ini contohnya adalah etanol yang dibuat dari reaksi hidrasi senyawa turunan petokimia yang umumnya merupakan senyawa etena.

Etanol bio atau yang umumnya dikenal sebagai bioetanol menurut Joddy di pasaran biasa dikenal sebagai etanol food grade. Etanol jenis ini diproduksi secara enzimatis. Bioetanol dihasilkan dari proses fermentasi.

“Produk ini lebih aman digunakan untuk aplikasi pada sarana kesehatan seperti hand sanitizer atau produk lainnya,” kata dia.

Baca juga: Berbahaya, Ada Produk Hand Sanitizer Mengandung Metanol

Isopropil alkohol

Sedangkan untuk isopropil alkohol, Joddy menjelaskan, senyawa ini aplikasinya banyak dipakai sebagai bahan campuran maupun pelarut pada produk-produk kesehatan, kosmetik dan lainnya.

“Hingga saat ini etanol dan isopropil alkohol lebih banyak direkomendasikan oleh USFDA  sebagai bahan campuran untuk produkproduk kesehatan karena sifat kimianya yang bisa diterima oleh tubuh manusia,” jelas dia.

Akan tetapi untuk menjaga kebersihan tangan, Joddy mengimbau agar lebih mengutamakan cuci tangan dengan sabun.

“Penggunaan hand sanitizer seperti yang direkomendasikan oleh WHO digunakan bilamana tidak ada sabun dan air. Tetaplah jaga kebersihan anggota tubuh khususnya tangan dengan selalu mencuci tangan menggunakan sabun hingga bersih,” jelas dia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi