KOMPAS.com - Asap rokok kaya akan zat kimia yang tak baik bagi tubuh. Bahkan, rokok yang tidak dinyalakan telah mengandung bahan kimia beracun.
Dikabarkan fda.gov, zat kimia berbahaya ini akan menjadi lebih banyak saat rokok dinyalakan.
Beberapa bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok seperti kadmium dan timbal, telah ada di tanaman tembakau.
Kandungan zat kimia akan bertambah banyak selama proses curing dan manufaktur. Bahaya tersebut akan meningkat lebih banyak lagi saat tembakau dibakar.
Mengutip Healthline, paparan asap rokok yang berkepanjangan berbahaya bagi kesehatan.
Asap rokok atau bau rokok yang menempel di pakaian, kulit, rambut, dan lingkungan sekitar, mengandung zat kimia aktif.
Hal tersebut dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti kanker, sindrom kematian bayi, hingga penyakit paru obstruktif kronik.
Baca juga: Mengenal EVALI, Penyakit Paru Misterius akibat Rokok Elektrik
Dilansir Daily Mail, selain nikotin, asap rokok juga mengandung cotinine dan NNK.
Cotinine merupakan produk sampingan dari nikotin yang berkembang saat metabolisme. Sedangkan, NNK dianggap sebagai karsinogen yang sangat kuat.
Bukti menunjukkan, bahan kimia tersebut dapat merusak DNA yang mendorong perkembangan kanker.
Zat-zat tersebut juga dapat berinteraksi dengan polutan udara lainnya untuk membentuk karsinogen tambahan baru.
Pengaruh asap rokok
Lebih lanjut, asap rokok dapat mempengaruhi kulit, rambut, dan bau badan baik dari dalam maupun luar.
Dari luar, asap rokok mengendapkan residu karsinogenik pada semua yang disentuhnya, termasuk kulit dan rambut.
Hal tersebut mungkin tidak terasa, namun kulit dan rambut dapat mengeluarkan bau asap.
Baca juga: Pentingnya Kolaborasi dan Kesadaran Masyarakat Atasi Masalah Sampah Puntung Rokok
Penyerapan nikotin, baik ke paru-paru atau melalui kulit, juga mempengaruhi kelenjar keringat.
Nikotin akan membuat perokok lebih banyak berkeringat dan dapat mencemari bau keringat.
Sementara itu, asap rokok juga melapisi bagian dalam mulut, gusi, gigi, dan lidah.
Paparan asap rokok dalam ruangan juga tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dengan ventilasi atau membersihkan udara.
Paparan asap rokok
Melansir informasi dari situs harvard.edu, perokok pasif dapat terpapar racun dari asap rokok.
Perokok pasif pun dapat berisiko terkena berbagai penyakit, seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, masalah pernapasan kronis, hingga kanker serviks, payudara, dan kandung kemih.
Pada anak-anak, dampaknya dikaitkan dengan infeksi telinga tengah, bronkitis, dan asma.
Sementara itu, paparan asap rokok mempengaruhi janin dalam rahim, yang dikaitkan dengan berat badan lahir rendah dan sindrom kematian bayi mendadak.
Lebih dari 70 bahan kimia dalam asap rokok dikaitkan dengan kanker.
Tak hanya menyebabkan kanker paru-paru, melainkan juga kanker hidung, mulut, trakea, esofagus, lambung, hati, pankreas, penyakit ginjal, kandung kemih, kanker usus besar, leher rahim, sumsum tulang, dan darah.
Baca juga: Ahli Desak Pemerintah Perbesar Gambar Peringatan di Bungkus Rokok
Karsinogenik yang dapat bertahan di udara
Lebih dari 250 bahan kimia dalam asap rokok diketahui beracun atau karsinogenik.
Zat karsinogenik ini dapat bertahan di udara sebagai gas atau partikel dan dapat diserap lewat mulut, hidung, atau kulit.
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok menjadi karsinogenik hanya setelah diaktifkan oleh enzim dalam tubuh dan menjadi bagian dari DNA sel.
Dailymail, 4 Maret 2020, menuliskan perokok dapat mencemari tempat umum dengan melepaskan bahan kimia tembakau berbahaya dari pakaian mereka.
Dalam sebuah studi, para peneliti dapat melacak bagaimana tingkat bahan kimia di bioskop berubah saat perokok masuk ke dalamnya.
Racun melonjak selama saat ada perokok, para penonton bioskop dapat terpapar setara dengan 10 batang rokok dari perokok pasif selama satu jam.
Penemuan ini menunjukkan bahaya bahan kimia tembakau yang bergantung di udara, pada bahan seperti pakaian atau permukaan furnitur.
Para peneliti dari Universitas Yale, New Haven, Connecticut, mengatakan meski ada peraturan yang melarang orang merokok di dalam ruangan, bahan kimia berbahaya dari asap rokok masih masuk ke dalam ruangan.
Bahkan, asap rokok tidak hilang saat para penonton bioskop pergi.
Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan mengumpulkan partikel gas pada perabot hotel atau di dalam mobil sewaan, di mana ditemukan asap rokok menempel di jok dan perabot.
Terdapat bukti lain, bahan kimia berbahaya yang lebih tinggi dapat muncul di ruang dengan ventilasi kurang baik seperti di transportasi umum, bar, kantor, dan rumah.
Para peneliti dari San Diego State University menemukan, berbulan-bulan setelah asap menghilang, residu beracun masih melapisi permukaan di area dalam ruangan.
Peneliti dari University of California, Riverside menuturkan, paparan asap rokok dapat melumpuhkan otak dan hati, mempengaruhi tingkah laku, meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif, dan merusak metabolisme tubuh.
Baca juga: Bisakah Asap Rokok Menularkan Virus Corona pada Perokok Pasif?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.