KOMPAS.com - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dikabarkan tengah menjalani karantina mandiri di kediamannya.
Hal itu dilakukan sebagai antisipasi apabila sang presiden terinfeksi virus corona.
Kewaspadaan tersebut muncul setelah mengetahui ada satu di antara 35 peserta jamuan makan malam yang ia hadiri pada Sabtu (24/10/2020) ternyata terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca juga: 465.000 Kasus Baru Covid-19, Bagaimana Kondisi Pandemi di Dunia?
Orang yang bersangkutan baru menunjukkan gejala sehari setelah acara, Minggu (25/10/2020), kemudian menjalani tes Swab PCR dan hasilnya baru muncul Selasa (27/10/2020).
Jamuan ini merupakan bagian dari kegiatan penggalangan dana yang diselenggarakan Adopt-a-School Foundation di sebuah hotel di Ibu Kota Johannesburg.
Dikutip dari BBC (28/10/2020), hingga saat ini yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala apa pun.
Baca juga: Simak, 4 Cara Mencegah Gejala Nyeri Leher Selama Sekolah dan WFH
Protokol kesehatan
Selama menjalani karantina mandiri, Cyril otomatis tidak bisa menghadiri berbagai urusan keegaraan.
Alhasil, tugasnya sebagai seorang pemimpin pemerintahan pun ia lakukan secara remote dari rumahnya.
Salah seorang dari petugas kantor kepresidenan menyebut yang bersangkutan baru akan diperiksa swab PCR jika muncul gejala.
Baca juga: 10 Negara Termiskin di Dunia, Semua dari Benua Afrika, Mana Saja?
Ia menyebutkan, acara makan malam yang dihadiri presiden sangat mematuhi protokol kesehatan, baik skrining, penjagaan jarak, dan penggunaan masker.
"Presiden sendiri melepas maskernya hanya saat makan dan menyapa para tamu," kata dia.
Sebelumnya, pemimpin negara yang pernah menjalani isolasi mandiri akibat terindikasi terkena Covid-19 adalah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Keduanya sempat dinyatakan positif, menjalani perawatan medis, hingga akhirnya sembuh dan kini sudah kembali beraktivitas dengan normal.
Baca juga: Benarkah Pengobatan Covid-19 yang Dipakai Donald Trump Berasal dari Jaringan Janin?
Disebut paling parah
Kasus Covid-19 di Afrika Selatan disebut yang paling parah di antara seluruh negara lain di Benua Hitam itu.
Mengacu Worldometer (28/10/2020), jumlah kasus positif di Afrika hingga Rabu (28/10/2020) sudah mencapai 717.851, total kasus yang sembuh sebanyak 647.833, dan kasus meninggal ada 19.053.
Terkait hal ini, Afrika Selatan pernah menjalankan kuncian nasional sejak masa awal pandemi menyebar luas, 27 Februari 2020, berdasarkan BBC (17/9/2020).
Baca juga: Imbas Lockdown, Warga Miskin Myanmar Konsumsi Tikus dan Ular
Kuncian itu bahkan disebut yang paling ketat di seluruh dunia.
Namun, seiring berjalannya waktu, kasus infeksi menurun, kurva pandemi melandai, kuncian pun diperlonggar sejak 20 September 2020.
Pada medio Juli, kasus baru per hari bisa mencapai 12.000 kasus dalam satu hari, namun pada saat kebijakan lockdown mulai dilonggarkan, kasus harian sudah turun drastis di bawah 2.000 kasus dalam satu harinya.
Baca juga: Bagaimana Vaksin Flu dapat Membantu Melawan Covid-19?