KOMPAS.com - Sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan yang dibarengi dengan adanya angin muson pada Oktober ini.
Saat musim hujan, beberapa serangga bermunculan, salah satunya laron atau alate.
Biasanya laron muncul dari tanah dan masuk ke rumah-rumah warga setelah hujan deras terjadi. Mengapa demikian?
Peneliti bidang entomologi dari Museum Zoologi Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Rosichon Ubaidillah menjelaskan laron termasuk jenis rayap.
"Dalam satu koloni rayap terdiri dari ratu, pekerja, dan calon ratu atau alate/laron," katanya pada Kompas.com, Sabtu (14/11/2020).
Rosichon mengatakan rayap pekerja mendominasi koloni rayap. Itu merupakan rayap steril yang berfungsi sebagai pekerja dan tentara.
Baca juga: Mengapa Laron Tertarik pada Cahaya?
Secara morfologi, tentara memiliki kepala sclerotized yang sangat besar daripada rayap pekerja lainnya.
"Rayap pekerja inilah yang aktif memakan/merusak kayu bangunan, membangun sarang dan menyediakan pakan seluruh koloni," ujarnya.
Sedangkan, ratu jumlahnya hanya sedikit dan tugasnya hanya bertelur.
Ketika menghadapi musim hujan, ratu akan lebih banyak memproduksi rayap bersayap atau alate (laron) sebagai calon ratu dan raja untuk membangun koloni baru.
Rosichon mengatakan laron di daerah sub-tropis mulai muncul pada awal musim semi setelah hujan.
"Sementara di daerah tropis, alate (laron) berkerumun pada saat musim hujan setelah panas, namun itu tergantung spesiesnya," kata Rosichon.
Laron berkerumun pada cahaya lampu pada malam hari sebagai tempat bertemunya calon ratu dan raja.
Mereka keluar menjelang musim hujan karena banyak kayu lapuk sebagai sumber pangan untuk mengembangkan koloni baru.
Baca juga: Musim Hujan Datang, Siap-siap Perang dengan Rayap!
Bahayakah laron?
Menurut Rosichon, laron tidak berbahaya bagi manusia. Akan tetapi, keberadaan laron bisa merugikan manusia.
Sebab, laron dapat menggerogoti kayu atau bangunan rumah dan perabot lainnya.
"Jika masuk rumah tidak berbahaya bagi manusia, tetapi berbahaya saat membangun koloni baru dengan kayu-kayu bangunan di rumah. (Laron) akan merusak bangunan rumah dan perabotan kayu hingga buku-buku," ungkapnya.
Ia menyarankan, untuk mencegah kerusakan akibat koloni yang dibentuk laron, perabotan dari kayu diberi perlakuan khusus antirayap.
"Perlakuan itu ada yg tradisional dengan melumuri oli bekas, cat, hingga perendaman dan penyuntikan insecticide," ujar Rosichon.
Untuk mencegah laron masuk ke rumah, ia mengatakan, masyarakat bisa mematikan lampu sementara, karena daya tarik laron adalah lampu.
"Untuk mencegah laron masuk rumah, matikan sementara lampu dalam rumah dan nyalakan lampu luar rumah untuk mengalihkan kerumunan," pungkasnya.
Baca juga: Viral Unggahan Uang Rp 4 Juta Dimakan Rayap, Apakah Bisa Ditukar Baru?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.