Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Suami Inul Daratista Adam Suseno Cukur Kumis, Ini Manfaat Kumis bagi Kesehatan

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Tri Susanto Setiawan
Inul Daratista dan suaminya, Adam Suseno, menggunakan hak pilihnya di TPS 171, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Penyanyi dangdut Inul Daratista mengunggah foto suaminya, Adam Suseno dengan penampilan barunya yang tanpa kumis pada Kamis, (17/12/2020).

Diketahui, selama ini Adam Suseno selalu dikenal tampil di publik dengan kumis tebalnya yang ikonik. 

"Sosok suami inul daratista tanpa kumis sekarang," tulis Inul dalam akun Twitternya, @daratista_inul.

Hingga kini, unggahan tersebut sudah di-retwit sebanyak lebih dari 7.400 kali dan disukai sebanyak lebih dari 20.600 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Reaksi Inul Daratista Lihat Adam Suseno Tak Berkumis

Manfaat kumis

Selain mempengaruhi penampilan seseorang, kumis ternyata memiliki fungsi dan manfaat tersendiri. 

Dokter spesialis kulit sekaligus dosen di FK universitas Mataram, dr Dedianto Hidajat mengatakan, kumis memiliki manfaatkan untuk proteksi atau filter terhadap debu atau kotoran.

"Saya pernah membaca riset, bahwa adanya rambut di area telinga dan kulit kepala dapat menjadi salah satu faktor yang memberikan efek proteksi dalam pencegahan kanker kulit dalam hal ini melanoma," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/12/2020).

Menurut Deni, pada pria, apabila kumis tidak dirawat dengan baik dapat menimbulkan infeksi baik jamur, bakteri, maupun parasit.

Sedangkan pada perempuan, adanya kumis yang tampak jelas bisa merupakan salah satu tanda kelebihan hormon androgen yaitu hirsutisme.

"Hormon androgen berpengaruh pada banyak hal khusus untuk kulit, antara lain salah satu penyebab jerawat, alopesia androgenetika atau kebotakan, dan hirsutisme," lanjut dia.

Baca juga: Kaget Terima Foto Adam Suseno Tanpa Kumis, Inul: Saya Suruh Pulang

Pertumbuhan kumis

Selain itu, Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)/RSUD Prof Dr Margono Soekardjo, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, pertumbuhan kumis dan jenggot dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keturunan dan hormon androgen dan testosteron.

Tidak hanya pada pria, kumis dan jenggot juga bisa tumbuh pada perempuan terutama pada mereka dengan memiliki kadar hormon adrogen yang tinggi (penderita hirsutisme).

"Pertumbuhan kumis dan jenggot pada umumnya mulai terjadi pada saat pubertas, di mana hormon androgen mulai berkembang," ujar Oke saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Jumat (18/12/2020).

Menurut Oke, tidak hanya kumis dan jenggot, pertumbuhan rambut pada ketiak, dada, area genital, penebalan rambut-rambut lengan dan tungkai merupakan tanda perkembangan seksual sekunder yang umumnya terjadi pada pria.

Baca juga: Kisah Pria yang Dipenjara 20 Tahun atas Kasus Pembunuhan, Ternyata Polisi Salah Tangkap

Pengaruh genetik

Dia menambahkan, tidak semua pria memiliki pertumbuhan rambut yang sama. Sebab ada orang yang rambutnya lebat, ada yang tidak Ini disebabkan karena adanya pengaruh dari faktor keturunan (genetik).

"Gen dalam tubuh kita akan memunculkan reaksi pertumbuhan rambut yang berbeda-beda terhadap hormon androgen dan testosteron yang mengatur pertumbuhan rambut," ujar Oke.

"Bagi orang yang sensitif terhadap testosteron, bisa jadi kumis dan jenggotnya tumbuh lebih banyak dan tebal," lanjut dia.

Adapun faktor genetik ini juga berpengaruh pada proses penuaan rambut, di mana rambut bisa berubah warna menjadi abu-abu/putih lebih awal dibandingkan dengan rambut di area lain.

Namun, proses ini juga dapat dipercepat oleh faktor stress, kekurangan vitamin, paparan sinar matahari.

Baca juga: Tips Hilangkan Kumis Perempuan dengan Cara Alami

Pengaruh kumis bagi kesehatan

Terkait kesehatan, Oke mengatakan, beberapa penelitian menyatakan bahwa kumis dan jenggot dapat membantu mencegah terjadinya infeksi kulit terutama infeksi yang diakibatkan karena pencukuran.

Selain juga mengurangi risiko kekambuhan alergi/asma karena membantu menyaring udara yang masuk melalui hidung.

Smenetara pada penelitian lain mengatakan, kumis dan jenggot dapat memberikan perlindungan fisik terhadap paparan sinar UV sehingga dapat membantu pula memperlambat proses penuaan dan mengurasi risiko terjadinya kanker kulit yang dicetuskan oleh sinar matahari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi