KOMPAS.com - Di Indonesia sakit di persendian biasa disebut dengan rematik.
Lantas, apa perbedaan arthritis dan rematik?
Dilansir News Medical, sebenarnya rematik adalah istilah informal yang digunakan untuk menggambarkan penyakit atau sindrom sendi.
Literatur medis umumnya tidak menggunakan istilah rematik.
Baca juga: Mengenal Osteoarthritis, Radang Sendi yang Bisa Terjadi pada Usia Muda
Sebaliknya, radang sendi biasanya digunakan untuk merujuk pada kondisi seperti itu.
Arthritis berasal dari bahasa Yunani untuk "penyakit sendi".
Arthritis adalah peradangan sendi kronis/akut yang sering disertai dengan kerusakan struktural dan rasa sakit.
Arthritis ditandai oleh kelainan sendi, kekakuan, dan nyeri yang disebabkan oleh peradangan.
Baca juga: Berkaca dari Italia, Apa yang Dilakukan Saat Rumah Sakit Penuh?
Peradangan dapat disebabkan oleh beberapa faktor termasuk:
- Infeksi, seperti yang terlihat pada arthritis septik
- Mekanisme auto-inflamasi atau auto-imun terlihat pada rheumatoid arthritis
- Deposit kristal seperti asam urat
- Penyakit degeneratif seperti osteoartritis
- Peradangan kadang-kadang bisa idiopatik, yaitu timbul tanpa sebab spesifik
Baca juga: Mengenal Trypanophobia, Fobia Jarum Suntik: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Gejalanya
Gejala arthritis cenderung bervariasi. Namun gejala umumnya termasuk:
- Kelemahan otot dan pemborosan
- Mobilitas sendi yang terbatas
- Kekakuan sendi, nyeri, dan sensitivitas
- Peradangan pada daerah sendi dan sekitarnya
- Kulit hangat menutupi sendi yang terkena
Ada beberapa jenis arthritis, seperti Rheumatoid Arthritis (RA) dan Osteoartritis.
Baca juga: [HOAKS] Fluorida di Pasta Gigi Sebabkan Kanker Tulang Osteosarcoma
Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid Arthritis (RA) umumnya memengaruhi mereka yang berusia antara 40 dan 50 tahun dan tiga kali lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria.
RA berkembang sebagai respons terhadap sistem kekebalan tubuh yang menyerang sendi-sendi spesifik yang mengarah pada respons peradangan dan nyeri.
Baca juga: Lansia, Covid-19, dan Vaksin Flu di Tengah Pandemi...
Osteoartritis
Osteoartritis biasanya menyerang mereka yang berusia 40 tahun atau lebih, wanita, dan mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.
Namun, telah ditemukan berkembang pada usia berapa pun karena cedera atau kondisi sendi komorbiditas lainnya seperti rheumatoid arthritis.
Osteoartritis mempengaruhi tulang rawan halus yang melapisi sendi dan menyebabkan berkurangnya mobilitas, kekakuan, dan nyeri.
Pembengkakan dan osteofit dapat berkembang sebagai akibat dari ligamen dan tendon harus bekerja lebih keras untuk mengimbangi lapisan tulang rawan yang menipis.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Klaim Biaya Pasien Covid-19 di Rumah Sakit
Bagaimana mendiagnosis arthritis?
Untuk mendiagnosis dan mengukur tingkat keparahan arthritis, para dokter sering menggunakan teknologi pencitraan.
Tingkat kerusakan sendi, integritas dan stabilitas struktur dapat ditentukan dengan magnetic resonance imaging (MRI), ultrasound, CT, dan sinar-X.
Bagi mereka dengan arthritis yang mempengaruhi tangan, pemindaian tulang sering digunakan untuk menunjukkan kesimetrisan sendi.
Tes lebih lanjut seperti menganalisis cairan sendi pasien untuk memeriksa jumlah sel darah putih dan merah juga bisa dilakukan.
Baca juga: Ahli Sebut CT Scan Lebih Efektif untuk Diagnosis Virus Corona daripada Tes Swab
Pengobatan arthritis
Arthritis dianggap sebagai kondisi progresif tanpa penyembuhan.
Pasien yang kondisinya berkembang dengan cepat cenderung menjadi lebih tua, memiliki beberapa sendi yang terkena, atau mengalami obesitas.
Ada beberapa pilihan perawatan untuk mereka yang menderita RA dan osteoarthritis.
Baca juga: Kisah YouTuber Lansia Brasil, Viral karena Mencatat dan Membacakan Semua Nama Subscriber-nya
Perawatan untuk Rheumatoid Arthritis
Biasanya orang-orang dengan RA akan diberi resep obat Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARDs).
Obat itu membantu meringankan gejala yang dialami dan mengurangi laju perkembangan penyakit.
Perawatan lain termasuk perawatan biologis, misalnya dengan obat infliximab dan etanercept, yang biasanya diambil bersama DMARDs.
Obat ini membantu mencegah bahan kimia yang ada dalam darah menyerang sendi.
Steroid juga dapat diresepkan untuk membantu mengatasi peradangan, rasa sakit, dan kekakuan.
Baca juga: Mengenal Steroid, Mulai dari Jenis, Manfaat, hingga Efek Sampingnya
Perawatan untuk Osteoartritis
Bagi penderita dengan gejala osteoarthritis ringan, perubahan gaya hidup dianjurkan untuk mengatasi gejala ini.
Perubahan gaya hidup meliputi:
- Jika kelebihan berat badan, dianjurkan untuk menurunkan berat badan
- mengenakan alas kaki yang tepat
- berolahraga secara teratur
- menggunakan perangkat yang membantu mengurangi jumlah regangan pada sendi setiap hari.
Baca juga: Pasien BPJS Disebutkan Diminta Bayar Obat Rp 229 Juta, Bagaimana Aturan Kemenkes?
Sedangkan bagi penderita dengan gejala osteoarthritis berat, obat penghilang rasa sakit dapat disarankan, di samping olahraga yang harus diikuti dengan fisioterapi.
Pembedahan juga mungkin disarankan untuk sebagian kecil pasien, jika perawatan sebelumnya dirasa tidak efektif.
Operasi bertujuan untuk mengganti sendi yang rusak parah, untuk memperbaiki, atau memperkuat sendiri yang terkena.
Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Laporan Pasien Covid-19 yang Diminta Bayar Ratusan Juta
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.