KOMPAS.com - Media sosial Twitter pada Minggu (21/2/2021), ramai perbincangan soal jenis obat tablet dan perbedaan harganya.
Perbincangan ini berawal dari utas akun Twitter @omnifore yang membahas jenis-jenis obat tablet dan mengapa harganya beda di pasaran.
Hingga Senin (22/2/2021) pukul 11.22 WIB, utas ini mendapat 98,6 ribu likes, serta 28,7 ribu retweet dan quote tweet.
Apa saja jenis-jenis obat tablet? Apa hubungannya dengan harga obat generik dan obat paten?
Penjelasan dokter soal beda obat generik dan obat paten
Dokter umum di RSUD dr Moewardi, Solo, Jawa Tengah, dr Wahyu Tri Kusprasetyo menjelaskan perbedaan obat generik dan obat paten.
Obat paten merupakan obat baru yang diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan farmasi yang memegang hak paten.
Di Indonesia, izin hak paten dalam jangka waktu 20 tahun.
Setelah lewat dari itu, hak paten bisa diperpanjang. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten.
Obat paten yang dipasarkan perlu melalui serangkaian uji klinis yang dilakukan oleh perusahaan farmasi sesuai aturan yang telah ditetapkan secara internasional.
Adapun obat generik adalah obat paten yang masa patennya habis, sehingga produsen selain pemegang hak paten bebas untuk produksi.
"Obat paten lebih mahal daripada obat generik karena ada biaya penelitian untuk menemukan obat baru tersebut sehingga wajar lebih mahal. Selain itu, pemegang paten berhak menentukan keuntungan atas usahanya menemukan obat baru," jelas Wahyu saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/2/2021).
Baca juga: Foto Viral Bulu Kucing Berwarna Biru, Diduga akibat Cat Rambut
Obat tablet
Wahyu menjelaskan, jenis obat tablet berbeda-beda, menyesuaikan kerja obat dalam tubuh.
"Sediaan obat berbeda gunanya untuk menyesuaikan kerja pemberian obat seoptimal mungkin. Ada pengaruh dalam tubuh yaitu dalam hal banyaknya obat yang beredar dalam darah," kata Wahyu.
Dilansir dari Healthline, tablet merupakan jenis obat yang paling umum. Cara konsumsinya pun relatif murah, aman, dan efektif, yaitu melalui oral.
Ada berbagai jenis tablet, mulai dari yang keras, padat, dan berlapis. Bentuknya juga ada yang bulat, lonjong, atau cakram.
Jenis obat tablet
Perbedaan jenis-jenis tablet sedikit banyak mempengaruhi harga obat. Ada tablet obat yang perlu pengemasan khusus agar tetap optimal saat masuk dalam tubuh manusia.
Farmasiindustri.com merangkum jenis tablet dalam beberapa kategori, meliputi:
1. Tablet terkompresi
Tablet terkompresi biasanya mengandung sejumlah bahan tambahan farmasi, seperti pengencer, pengisi, pengikat, atau agen penghancur. Fungsinya untuk memformulasi tablet sesuai dengan takaran dan ukuran yang diinginkan.
2. Tablet kompresi berlapis
Satu tablet yang berisi dua sampai tiga lapis komponen obat, yang menjadi inti dan bagian luar menjadi cangkang.
Setiap lapisan mengandung agen obat yang berbeda, dipisahkan karena alasan ketidakcocokan kimiawi atau fisik, sehingga pelepasan obat dapat terjadi secara bertahap dalam tubuh.
Biasanya, setiap bagian isian memiliki warna yang berbeda untuk menghasilkan lapisan tablet yang tampak berbeda.
3. Tablet salut glukosa
Tablet kompresi yang disaluti glukosa atau gula, berguna untuk meminimalisir rasa pahit. Lapisan gula melindungi obat yang tertutup dari lingkungan dan menjadi penghalang rasa atau bau yang tidak menyenangkan.
Kelemahan tablet salut gula ada pada waktu yang dibutuhkan dalam proses pelapisan dan peningkatan ukuran, berat, dan biaya pengiriman. Salut gula dapat menambah 50 persen berat.
Baca juga: Viral Video Tanggul Sungai Citarum Jebol, Bagaimana Kondisinya?
4. Tablet salut film
Tablet salut film merupakan obat yang terkompresi dan dilapisi dengan lapisan tipis polimer. Lapisan ini mampu membentuk film seperti kulit.
Salut film biasanya berwarna dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan lapisan gula karena lebih tahan lama, tidak terlalu tebal, dan lebih menghemat waktu pengaplikasiannya.
Berdasarkan komposisinya, salut film dirancang untuk memecah dan mengekspos tablet inti di lokasi yang diinginkan di saluran gastrointestinal.
5. Tablet salut gelatin
Jenis tablet terkompresi berbentuk kapsul yang memungkinkan produk bersalut jadi sekitar sepertiga lebih kecil dari kapsul yang diisi dengan jumlah bubuk yang setara.
Lapisan gelatin memudahkan proses menelan obat dan tablet berlapis gelatin lebih jelas daripada kapsul yang tidak disegel.
6. Tablet salut enterik
Salut enterik disebut juga fitur pelepasan tertunda. Dirancang untuk melewati perut ke usus, di mana tablet hancur dan memungkinkan penyerapan obat oleh tubuh.
Lapisan enterik digunakan jika bahan obat dapat hancur oleh asam lambung atau secara khusus menyebabkan iritasi pada mukosa lambung.
7. Tablet bukal dan sublingual
Tablet jenis ini biasa disebut juga obat peroral. Konsumsi obat sublingual ditempatkan di bawah lidah, kemudian dibiarkan larut sempurna. Sedangkan bukal, ditempatkan di memberan mukosa pipi sampai tablet larut sempurna.
Tablet bukal dirancang untuk terkikis perlahan, sedangkan tablet untuk penggunaan sublingual dapat segera larut dan memberikan efek obat dengan cepat.
8. Tablet kunyah
Tablet kunyah, yang halus, cepat hancur saat dikunyah atau dibiarkan larut di dalam mulut. Biasanya diberi manitol dengan rasa dan berwarna khusus.
Tablet kunyah sangat berguna untuk anak-anak dan orang dewasa yang mengalami kesulitan menelan tablet padat.
9. Tablet Effervescent
Dibuat dengan mengompresi garam effervescent granular yang melepaskan gas saat terkena air. Tablet ini umumnya mengandung zat obat yang cepat larut jika ditambahkan ke air.
Saat dimasukkan dalam air, tablet akan mengeluarkan efek gelembung seperti soda.
Baca juga: Video Viral Driver Ojek Online Terobos Banjir, Ini Tanggapan Gojek dan Grab
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.